Latar Belakang Proseeding seminar perdesaan

Prosiding Seminar Nasional Peran Geograf dalam Pengembangan Wilayah Perdesaan di Indonesia sebagai Implementasi UU No. 23 Tahun 2014, Malang, 9 Mei 2015 2 | Sumarmi pesisir di Indonesia, Ciri dan kondisi masyarakat pesisir: 1 Tantangan alam yang dihadapi sangat berat , 2 Pola kerja yang homogen, 3 Keterbatasan penguasaan modal, perahu, alat tangkap, 4 Sosial ekonomi belum mengarah ke jasa lingkungan Arsyat, 2011, Ke- beradaan tempat wisata yang semakin modern misalnya seperti Nusa Dua tidak hanya terdapat bisnis dalam sekala kecil, dan menengah, tetapi dalam skala besar yang ersifat global yang mekanisme bisnisnya tdak dapat dihindari oleh masyarakat local Madiun, 2010.

B. Tujuan Penulisan

Makalah ini bertujuan untuk: 1. Menjelaskan pengembangan eko- wisata berbasis kearifan lokal untuk memberdayakan masyarakat desa pesisir. 2. Menjelaskan implementasi revolusi biru untuk memberdayakan masya- rakat desa pesisir. 3. Menjelaskan bagaimana pengem- bangan ekowisata berbasis kearifan lokal dan implementasi revolusi biru untuk memberdayakan masyarakat desa pesisir dalam era ekonomi global.

C. Metode Penulisan

Desa pesisir memiliki karakteristik yang berbeda dengan desa di wilayah pedalaman. Perbedaan tersebut tidak semata pada aspek geografis-ekologis, tetapi juga pada karakteristik ekonomi dan sosial-budaya Sumarmi, 2012. Secara geografis, desa pesisir berada di perbatasan antara daratan dan lautan. Desa pesisir memiliki akses langsung pada ekosistem pantai pasir atau berbatu, mangrove, estuaria, padang lamun, serta ekosistem terumbu karang. Sehingga metode yang digunakan dalam penulisan ini menggunakan deskriftif analisis terhadap faktor kondisi geogra- fis,ekologis, ekonomi dan sosial budaya

D. Pembahasan

Pembangunan wilayah ditinjau dari aspek geografis di Indonesia perlu memperhatikan zona potensi geografis yang mempengarusi tingkat social ekonomi masyarakat. Lima tipologi wilayah yang mempengaruhi pem- bangunan dan kesejahteraan tersertebut meliputi: 1. Wilayah dengan sumberdaya alam melimpah kaya dan sumberdaya manusia yang banyak seperti Pulau Jawa dan Bali. 2. Wilayah dengan sumberdaya alam melimpah kaya dan sumberdaya manusia sedikit seperti Pulau Sumatera, Kalimantan, Irian Jaya, Sulawesi. 3. Wilayah dengan sumberdaya alam sedikit dan sumberdaya manusia terlalu banyak seperti Jakarta dankota – kota besar lainnya. 4. Wilayah dengan sumberdaya alam sedikit dan sumberdaya manusia sediki tseperti Nusa Tenggara dan Maluku. 5. Wilayah dengan sumberdaya alam yang belum diketahui potensinya dan belum ada manusianya seperti pulau- pulau kecil yang belum dihuni Sumarmi, 2012. Prosiding Seminar Nasional Peran Geograf dalam Pengembangan Wilayah Perdesaan di Indonesia sebagai Implementasi UU No. 23 Tahun 2014, Malang, 9 Mei 2015 3 | Sumarmi Selain memperhatikan tipologi kondisi geografis, pada masyarakat desa pesisir isu ekonomi umumnya terkait aktivitas ekonomi masyarakatnya yang bergantung pada sumberdaya pesisir. Aktivitas ekonomi di desa pesisir men- cakup perikanan tangkap, budidaya, pengolahan, ekstraktif pasir laut, pariwisata, industri garam, pelabuhan dan transportasi, dan perdagangan. Potensi sumberdaya tersebut seharusnya dapat mensejahterakan masyarakat pesisir, namun karena kebijakan kelautan pemerintah yang belum berpihak pada pengembangan ekonomi berbasis sum- berdaya pesisir dan lautan maka peluang tersebut masih belum berkembang. Sehingga kebijakan pembangunan eko- nomi yang tidak berpihak kepada masyarakat pesisir tersebut berdampak pada terhambatnya peningkatan kesejah- teraan masyarakat. Oleh sebab itu makalah ini ingin memberi penekan terhadap pemberdayaan masyarakat pesisir dalam ekonomi global dengan peningkatan ekowisata berbasis kearifan lokal dan implementasi revolusi biru. Manfaat Peningkatan Ekonomi melalui Ekowisata untuk meningkatkan lapangan kerja bagi masyarakat lokal. Dalam peningkatan ekonomi ada 8 delapan tipe desa yang perlu dikenali yaitu: 1. Tipe Desa Nelayan DNL adalah desa yang sebagian besar kehidupan penduduknya bergantung pada potensi laut . 2. Tipe Desa Persawahan DPS adalah desa yang sebagian besar kehidupan penduduknya bergantung pada potensi pertanian sawah, baik yang berpengairan teknis, non teknis maupun tadah hujan. 3. Tipe Desa Perladangan DPL adalah desa yang sebagian besar kehidupan penduduknya bergantung pada potensi pertanian, tanah kering ladangtegalan baik ditanami padi maupun palawija. 4. Tipe Desa Perkebunan DPB adalah desa yang sebagain besar kehidupan penduduknya bergantung pada potensi pertanian tanaman keras lebih dari satu musim dan monokultur. 5. Tipe Desa Peternakan DPT adalah desa yang sebagian besar kehidupan penduduknya bergantung kepada potensi peternakan. 6. Tipe Desa KerajinanIndustri Kecil DIK adalah desa yang sebagian penduduknya bergantung kepada potensi industri kecil atau kerajinan. 7. Tipe Desa Industri Sedang dan Besar DIB adalah desa yang sebagian besar penduduknya bergantung kepada potensi industri sedang dan atau besar. 8. Tipe Desa Jasa dan Perdagangan DJP adalah desa yang sebagian besar penduduknya bergantung pada potensi perdagangan dan jasa. Dalam mengembangkan wilayah yang berorientasi pada perkembangan ekonomi desa nelayan tersebut masya- rakatnya tidak hanya ekonominya sebagai nelayan saja tetapi perlu diperdayakan pada sector yang lebih luas sesuai dengan kondisi geografisnya. Pemberdayaan tersebut antara lain melalui pengembangan ekowisa keinda- han pantai hutan bakau, dsb dan revolusi biru, dimana orang tidak hanya