Prosiding Seminar Nasional Peran Geograf dalam Pengembangan Wilayah Perdesaan di Indonesia sebagai Implementasi UU No. 23 Tahun 2014,
Malang, 9 Mei 2015
57 |
Supriyanto
masyarakat lokal tetap akan tidak berdaya.
d. Peraturan dan lembaga.
Peraturan untuk
melindungi masyarakat lokal terutama di daerah
miskin harus dibuat secara lebih luas. Masyarakat pesisir perlu mendapatkan
perlindungan dari segala sudut seperti dari sisi ekonomi, politik, sosial, budaya
dan keamanan. Perlindungan ini juga menyangkut
peraturan perundangan
yang berlaku. Beberapa kasus yang terjadi,
regulasi terhadap
kegiatan ekonomi
masyarakat pesisir
belum optimal. Misalnya kredit mikro masih
menggunakan jaminan sehingga orang miskin tidak bisa mengakses kredit.
Karena itu harus dibuat model khusus agar kredit mikro dapat berjalan dan
masyarakat tidak kesulitan mengajukan kredit atau takut berurusan dengan kredit
e. Masyarakat dan Budaya
Pada umumnya
masyarakat miskin tidak memiliki perencanaan
terhadap kehidupan. Mereka hidup mengalir mengikuti irama alam. Karena
itu pemberdayaan masyarakat pesisir tidak cukup dari aspek ekonomi saja,
tetapi juga membangun kesadaran akan pentingnya
budaya positif.
Kasus kegagalan pemberdayaan masyarakat
pantai selama ini adalah adanya pola pikir menyerah, nrimo ing pandum, sudah
merasa cukup dengan keadaan sekarang dan tidak melihat kemiskinan sebagai
penderitaan. Sebenarnya ini potensi yang baik, karena mereka rata-rata tahan
menderita. Namun pemaknaan tahan menderita
perlu diarahkan
untuk meningkatkan diri dalam pengertian
yang luas terutama bidang pendidikan dan ekonomi.
f. Pembuatan Keputusan
Kapasitas pembuatan keputusan adalah kemampuan dari pusat kegiatan
masyarakat dalam
kemampuan membedakan masalah dan gejala untuk
kemudian mengidentifikasi
dan menerapkan solusi. Solusi yang selama
ini ditawarkan atau bahkan dilakukan dengan memaksa adalah solusi sesaat.
Pengambil keputusan belum banyak melibatkan masyarakat lokal dalam
mengambil
keputusan perencanaan
pemberdayaan yang akan dilakkan. 7. Konsep Model yang Ditawarkan
6.
Konsep model yang ditawarkan pada kajian ini adalah konsep model
pemberdayaan yang dikembangkan oleh Shaffer dan Suryono yang
dipadukan dengan kombinasi hasil penelitian terdahulu. Secara lengkap
dapat digambarkan sebagai berikut:
Prosiding Seminar Nasional Peran Geograf dalam Pengembangan Wilayah Perdesaan di Indonesia sebagai Implementasi UU No. 23 Tahun 2014,
Malang, 9 Mei 2015
58 |
Supriyanto
FAKTOR PENENTU KEGIATAN TUJUAN
Gambar 4 : Konsep Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir D. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dalam pem- bahasan diatas, maka kesimpulan artikel
ini adalah: a.
Faktor penentu keberhasilan dalam pemberdayaan masyarakat pesisir
adalah 1 lingkungan geografis, 2 bahan baku, 3 pasar, 4 peraturan
atau perundangan yang berlaku, 5 masyarakat
dan budaya,
6 pengambil keputusan atau pemerin-
tah dan 7 politik local seperti digambarkan Shaffer dalam diagram
bintang. Faktor factor ini perlu dianalisis untuk merumuskan model
yang paling cocok dalam pem- berdayaan
ekonomi yang
akan dilakukan
terhadap masyarakat
pesisir. b.
Apapun model kegiatan pem- berdayaan ekonomi yang dilakukan
pada masyarakat miskin di daerah pesisir hendaknya dapat membuat
masyarakat mandiri dalam memenu- hi 1 kebutuhan dasar, seperti
pangan, sandang, perumahan dan keamanan, 2 kesempatan mem-
peroleh produk jasa seperti kesehatan
Lingkungan Geografis
Bahan Baku Pasar
Peraturan Masyarakat
Budaya Pengambil
Keputusan
Politik Lokal Pember-
dayaan Ekonomi
Masyarakat Pesisir
Kesempatan Kerja Produktif
Kesempatan memperoleh
Produk Jasa
Partisipasi Pengambilan
keputusan Jaringan
Ekonomi Luas Terpenuhi
Kebutuhan Dasar
Model Koperasi Serba
Usaha atau multi Jasa
Masyarakat Pesisir yang Cerdas, produktif, sejahtera dan Mandiri untuk Memperkuat Struktur Ekonomi Nasional