Refleksi dan Evaluasi Siklus II

Hasil Post Test II Subyek Penelitian P e 150 S r a 100 k 130 117 132 128 122 95 155 117 128 124 110 125 142 105 149 o s s 50 e e r n t 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah Siswa Gambar 4. Hasil Skor Post-test II Subyek Penelitian Adapun peningkatan skor penelitian pada subyek, dari skor pre-test, skor post-test I, dan skor post-test II. Dapat dilihat pada grafik line pada dibawah ini. 111 Grafik Skor Pre test, Post test I dan Post J test II Subyek Penelitian u S m k 200 l o 100 a r h 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 pratindakan Post test I Post Test II Gambar 5. Hasil Skor Pre-test, Post-test I, Post-test II Subyek Penelitian.

6. Refleksi dan Evaluasi Siklus II

Dalam kegiatan refleksi ini dilakukan untuk memahami proses dan mengetahui sejauh mana pengaruh psikodrama dalam meningkatkan kecerdasan emosional pada siswa serta kendala yang terjadi selama proses teknik psikodrama berlangsung. Sebelum dilakukan refleksi, terlebih dahulu 112 akan dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dan keberhasilan teknik psikodrama yang telah dilaksanakan. Evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kecerdasan emosional, yang berfungsi sebagai post test. Selain itu juga melakukan diskusi dengan guru pembimbing untuk mengevaluasi pelaksanaan tindakan dan menilai keberhasilan tindakan. Refleksi dilaksanakan melalui diskusi antara peneliti dengan guru BK. Pada dasarnya penerapan teknik psikodrama untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa sudah berjalan dengan rencana yang dibuat. Secara keseluruhan kegiatan psikodrama yang didukung dengan perilaku guru yang mendukung siswa, menghargai siswa sudah menunjukkan suasana yang komunikatif dan terbuka dalam psikodrama. Dilihat dari post test, pada siklus ini sudah menunjukkan peningkatan pada kecerdaan emosional siswa. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti setelah tindakan dilakukan, siswa juga menunjukkan perubahan yang lebih baik dalam mengenal emosi dan mengelola emosi diri, memotivasi diri, berempati, mengenal emosi orang lain dan menjalin hubungan dengan orang lain. Pada tindakan I, siswa belum begitu menunjukkan antusias yang tinggi dalam mengikuti kegiatan psikodrama, kurang berkonsentrasi dan tidak serius membuat siswa lupa naskah drama yang diperankan sehingga sesekali siswa membuka teks naskah, namun siswa mengikuti psikodrama sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan. Siswa juga mampu 113 memunculkan emosi-emosi yang ada dalam perannya masing-masing. Siswa juga mampu mengungkapkan makna yang terkandung dalam psikodrama. Setiap kelompok terlihat melakukan perencanaan dan pembagian peran masing-masing sehingga semua siswa terlibat dalam psikodrama. Guru BK terlihat antuasias dalam memberi pengarahan pada siswa serta mendampingi siswa dan melakukan tindakan. Pada tindakan II siswa peneliti melihat siswa sudah banyak mengalami perubahan, siswa lebih antusias dalam mengikuti psikodrama, lebih serius dalam berkonsentrasi. Psikodrama yang dilakukan dalam siklus II tidak menggunakan teks sehingga siswa lebih bisa berekplorasi sendiri dalam memainkan peran. Siswa melakukan psikodrama sesuai dengan aturan yang ada. Guru BK juga merasa sudah ada perubahan pada kecerdaan emosional siswa setelah kegiatan psikodrama. Selain itu dari hasil wawancara siswa sudah mulai merasakan manfaat dari psikodrama yang sudah dilakukan siswa dengan bermain peran dalam drama sebagai orang lain untuk mengenal diri, mengenal emosi diri dan orang lain, berempati, memotivasi diri dan berhubungan dengan orang lain. 114 Tabel 14. Tabel Perbandingan Perubahan Kecerdasan Emosional pada siswa Kecerdasan Emosional Pratindakan Siklus I Siklus II Kesadaran diri Siswa belum antusias untuk mengikuti psikodrama Kelompok 1: tidak antusias Kelomppok 2: masing-masing siswa semangat mengikuti kegiatan Kelompok 3: siswa tidak melakukan kegiatan dengan baik. Kelompok 4:lebih siap melaksanakan psikodrama. Kelompok 5: masing-masing siswa dapat mengendalikan dirinya. Kelompok ini cukup bersemangat dan antusias. Kelompok 1 dan kelompok III: lebih antusias dan percaya diri. Tidak merasa canggung lagi dan berkonsentrasi Motivasi diri Tidak terlihat adanya motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan Kelompok 1: keseriusan untuk mengikuti psikodrama belum muncul Kelompok 2: terlihat motivasi siswa Kelompok 3: beberapa siswa tidak pempunyai motivasi dalam kegiatan Kelompok 4: lebih termotivasi. Kelompok 5: siswa terlihat lebih termotivasi dari kelompok lain. Kelompok I dan 3 lebih termotivasi dari pada siklus pertama, siswa lebih serius. Empati Siswa sering kali tidak perduli terhadap teman sendiri yang sedang mengalami kesulitan Kelompok 1: tidak perduli dengan teman. Kelompok 2: siswa perduli dengan teman-temannya terutama dalam satu kelompok Kelompok 3: belum muncul empati pada masing-masing siswa. Kelompok 4: empati sudah terlihat saat berperan. Kelompok 5: siswa bisa berempati, lebih perduli dengan teman-temannya yang lain. Muncul empati pada siswa kelompok 1 dan 3 siswa lebih perduli terhadap teman-temannya dalam kegiatan maupun diluar kegiatan. Keterampilan sosial Siswa kurang berinisiatif dalam melakukan sesuatu Kelompok 1: belum memahami peran masing-masing Kelompok 2: siswa terampil dalam mengungkapan emosi pada perannya. Kelompok 3: dapat mengungkapkan apa yang ingin disampaikan. Kelompok 4: siswa terampil dalam berperan. Kelompok 5: siswa terampil dalam melakukan psikodrama. emosi siswa muncul sesuai peran. Siswa lebih terampil melakukan perannya untuk memunculkan emosi pada masing-masing peran. Pengendalian diri Siswa sering sibuk sendiri didalam kelas saat di jelaskan. Kelompok 1: sering membantah apa yang diperintahkan oleh guru Kelompok 2: siswa dapat mengendalikan perasaannya. Kelompok 3: masing-masing siswa masih semaunya sendiri, masih suka marah dan ngedumel sendiri. Kelompok 4: siswa dapat mengendalikan diri saat berperan. Kelompok 5: siswa sangat bisa mengendalikan diri dalam berperan. Sebagian besar siswa sudah dapat mengendalika diri dalam berperan, tidak sibuk sendiri, sudah ttidak berteriak-teriak lagi dikelas dan sudah bisa menghargai orang lain. 115

E. Pembahasan

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN Upaya Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Metode Bercerita Dengan Menggunakan Boneka Tangan Pada Kelompok B Di TK Tunas Bangsa Karang Newung Sukodono Sr

0 1 12

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN Upaya Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Metode Bercerita Dengan Menggunakan Boneka Tangan Pada Kelompok B Di TK Tunas Bangsa Karang Newung Sukodono Srag

0 1 13

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI METODE LABORATORIUM DI SMP N 2 BAYAT Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Melalui Metode Laboratorium Di SMP N 2 Bayat ( PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIII F SMP N 2 Bayat Kabupa

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI METODE LABORATORIUM DI SMP N 2 BAYAT Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Melalui Metode Laboratorium Di SMP N 2 Bayat ( PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIII F SMP N 2 Bayat Kabupa

0 1 14

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kecerdasan Emosional Siswa SMP Melalui Pendekatan Matematika Realistik.

0 1 46

Pengaruh metode eksperimen dalam pembelajaran fisika terhadap kreativitas, kecerdasan emosional, dan pengetahuan siswa kelas VIII SMP N 6 Wonogiri pada materi gaya gesek

0 9 255

Meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII B SMP Kanisius Kalasan Sleman Yogyakarta pada materi ``Sistem Pencernaan Manusia`` melalui metode PQ4R

0 3 179

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL MELALUI METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 4 YOGYAKARTA.

3 17 143

PENINGKATAN KECERDASAN EMOSI MELALUI DISKUSI KELOMPOK (BUZZ GROUP) PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 BERBAH.

1 4 186

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI METODE COOPERATIVE SCRIPT PADA SISWA KELAS VIII SMP DARUL HIKMAH MAKASSAR

0 1 6