57
didalamnya menguji cobakan ide-ide kedalam praktik untuk memperbaiki atau mengubah sesuatu agar memperoleh dampak nyata dari situasi yang
melibatkan kolaborasi dan kerja sama para peneliti, praktisi. Berdasarkan pemaparan-pemaparan diatas, maka pendekatan dalam penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas adalah bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa sehingga sesuai dengan menggunakan pendekatan penelitian
tindakan kelas. Pada penelitian ini dilakukan oleh peneliti yang berkolaborasi dengan guru.
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII D SMP N 1 Sleman Yogyakarta yang memiliki kecerdasan emosional rendah. Adapun jumlah
siswa dimaksud adalah 15 orang siswa. Penentuan subyek penelitian ini ditentukan berdasarkan hasil pengukuran dengan observasi dan wawancara
dengan guru BK, dan menggunakan skala kecerdasan emosional.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP N 1 Sleman Yogyakarta yang beralamat di jl. Bhayangkara 27 Caturhardjo Sleman Kab. Sleman Yogyakarta.
No telp. 0274 868810. 2.
Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan antara bulan April-Mei 2013.
D. Model Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti akan melaksanakan penelitian tindakan kelas yang terdiri rangkaian kegiatan berupa perencanaan, tindakan dan
pengamatan, serta refleksi. Peneliti menggunakan penelitian tindakan model spiral yang dikembangkan oleh Kemmis Mc. Taggart. Berikut ini
dikutipkan Model visualisasi bagan menurut Kemmis Mc. Taggart dalam Suharsimi Arikunto 2010: 132:
Gambar 1. Alur Penelitian Tindakan
Penelitian ini terdiri dari siklus yang didalamnya memuat perencanaan, perlakuan dan pengamatan yang dilakukan pada saat yang bersamaan dan
diakhiri dengan refleksi untuk mengetahui dampak atau hasil tindakan yang telah dilakukan. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila terdapat hasil yang
58
59
signifikan yang tercermin melalui perubahan tingkah laku siswa yang diamati melalui ketaatan tata tertib sekolah dan diikuti peningkatan terata hasil post
test. Menurut Suharsimi Arikunto 2010: 138 penelitian tindakan yang
ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Desain
penelitian tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperti yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart dan dilaksanakan secara kolaborasi
antara peneliti dan guru bimbingan dan konseling.
E. Rancangan Penelitian 1. Pra Tindakan
Sebelum dilakukan rencana tindakan terlebih dahulu peneliti
melakukan beberapa langkah pra tindakan agar pelaksanaan tindakan sesuai dengan tujuan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam
tindakan adalah sebagai berikut: a. Peneliti
melakukan observasi
dan wawancara
dengan guru
pembimbing di SMPN 1 Sleman Yogyakarta terkait kecerdasan emosional siswa yang rendah, kemudian membuat kesepakatan untuk
melakukan tindakan perbaikan. b. Memberi
informasi kepada
guru pembimbing mengenai
cara melakukan tindakan dan melakukan latihan untuk guru Coaching.
60
c. Peneliti melakukan pre-test dengan skala untuk menentukan subyek penelitian yang memenuhi kriteria.
d. Peneliti mewawancarai guru pembimbing untuk menentukan subyek penelitian.
2. Siklus a. Perencanaan
Perencanaan tindakan dalam meningkatkan kecerdasan emosional siswa, yaitu:
1 Menyusun dan menyiapkan skala pre-test untuk mengetahui bagaimana tingkat kecerdaan emosional siswa kelas VIII SMP N 1
Sleman yang terdiri atas 40 item. 2 Peneliti dan guru pembimbing menjalin hubungan baik dengan
siswa dan menciptakan suasana yang mendukung peningkatan kecerdasan emosional siswa.
3 Peneliti memberitahukan hasil pre-test kepada guru pembimbing, kemudian berdiskusi menentukan subyek penelitian
4 Peneliti memberi tahu dan berkoordinasi dengan guru pembimbing terkait tindakan-tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian.
5 Peneliti menyiapkan materi terkait kecerdasan emosional yaitu psikodrama, serta jenis drama yang akan digunakan dan peralatan
yang dibutuhkan.
61
6 Peneliti menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan pada saat tindakan dilaksanakan.
7 Menentukan waktu dan tempat pelaksanaan tindakan.
b. Tindakan observasi
Tindakan yang dilakukan
dalam meningkatkan
kecerdasan emosional siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sleman Yogyakarta, yaitu:
1 Pertemuan pertama a Pertemuan pertama ini bertujuan untuk mengenalkan siswa
dengan psikodrama dengan cara latihan bermain peran psikodrama agar pertemuan selanjutnya siswa sudah mengerti
langkah-langkah berperan dan dapat mendalami lagi naskah yang diberikan untuk pertemuan selanjutnya.
b Siswa sebagai subyek penelitian dibagi menjadi beberapa kelompok.
c Pelaksanaan metode psikodrama diawali penjelasan guru terkait langkah-langkah
dalam pelaksanaan
bermain psikodrama ini digunakan untuk membantu siswa dalam
meningkatkan kemampuannya
dalam bermain
peran psikodrama. Hal ini karena dalam psikodrama masing-masing
individu harus bisa mengikuti dan memperagakan apa yang ada didalam peran psikodrama. apapun kondisinya individu harus
62
dapat mengelola emosinya. Adapun langkah dalam psikodrama adalah sebagai berikut :
1 Siswa dibagi perkelompok 2 Masing-masing
kelompok dibagi
6 orang
didalam kelompoknya.
3 Kemudian peneliti membagi peran kepada siswa, kemudian guru BK
memberikan skenario
drama yang
akan diperankan oleh siswa.
4 Guru BK menyuruh siswa untuk bermain peran sesuai dengan peran mereka masing-masing,
5 Guru BK meminta siswa untuk bergantian peran, kelompok lain juga memerankan peran yang dilakukan kelompok
pertama. 6 Mereka
masing-masing memerankan
peran untuk
meningkatkan motivasi diri dan mengelola emosi dirinya. 7 Psikodrama ini dilaksanakan dengan waktu kurang lebih 20
menit dan didiskusi serta tanggapan siswa dilakukan selama 15 menit.
8 Setelah latihan awal berlangsung, guru mebagikan naskah untuk pertemuan kedua dan memberitahu kepada siswa
untuk mempelajari serta mendalami naskah sesuai peran
63
masing-masing yang dibagi oleh masing-masing kelompok itu sendiri.
2 Pertemuan kedua a Guru BK meminta kelompok I untuk maju kedepan melakukan
kegiatan psikodrama. b Pelaksanaan psikodrama dilakukan oleh kelompok I, sementara
kelompok 2, 3, 4 dan 5 menjadi observer. Masing-masing kelompok mendapatkan daftar isian atau daftar checklist
observasi membantu siswa untuk
menilai kemampuan
Kesadaran diri, Motivasi, berempati, Pengendalian diri dan menjalin hubungan dengan orang lain. Psikodrama ini juga
membantu siswa untuk menumbuhkan dan meningkatkan aspek kecerdasan emosional.
c Kelompok I memerankan skenario I yang berjudul Penemuan Dompet, kegiatan ini dilakukan selama 20 menit.
d Setelah kegiatan yang dilakukan oleh kelompok I selesai maka selanjutnya diadakan diskusi dan refleksi selama 15 menit.
Masing-masing kelompok yang tidak berperan memberikan masukan yang membangun dan bermanfaat.
e Guru BK memberikan pertanyaan kepada kelompok I dan observer setelah kegiatan selesai.
64
3 Pertemuan ketiga a Guru BK langsung meminta kelompok ke-2 untuk maju untuk
melakukan kegiatan psikodrama. b Pelaksanaan dilakukan oleh kelompok ke-2 dengan skenario
ke-2 yang berjudul Terry si pembuat onar. c Kelompok lain yang tidak berperan yaitu kelompok 1, 3, 4 dan
5 menjadi observer. Masing –masing mendapatkan daftar isian atau daftar cheklist observasi.
d Kegiatan ini dilaksanakan dengan waktu kurang lebih 20 menit dan diskusi dilakukan selama 15 menit.
e Masing-masing kelompok yang tidak berperan memberikan tanggapan yang bermanfaat kepada kelompok 2.
f Guru Bk memberikan pertanyaan dan tanggapan kepada kelompok 2 dan kelompok lain.
4 Pertemuan Keempat a Guru BK membuka pertemuan dan langsung meminta
kelompok 3 untuk maju
kedepan melakukan kegiatan psikodrama.
b Kelompok 3 melaksanakan skenario 3 yang berjudul hobi dan bakatku.
65
c Kelompok lain yaitu kelompok 1, 2, 4 dan 5 menjadi observer untuk kelompok 3. Masing-masing mendapatkan lembar
pedoman observasi berbentuk checklist. d Kelompok
3 diberi
waktu untuk
melakukan kegiatan
psikodrama selama 20 menit. e Selanjutnya dilakukan diskusi yang diberi waktu selama 15
menit. f Masing-masing kelompok yang tidak berperan memberikan
masukan kepada kelompok 3. g Guru BK memberikan tanggapan dan pertanyaan untuk seluruh
siswa yang berperan maupun siswa yang sebagai observer. 5 Pertemuan kelima
a Guru Bk membuka pertemuan dan langsung meminta kelompok
selanjutnya untuk
melaksanakan kegiatan
psikodrama yaitu kelompok 4. b Kelompok
4 melakukan
skenario 4
yang berjudul
Persahabatan bagai kepompong. c Kelompok lain yaitu kelompok 1, 2, 3, dan 5 mengamati
kelompok 4 sebagai observer. d Kelompok 4 diberi waktu melakukan kegiatan selama 20
menit.
66
e Setelah kegiatan selesai dilanjutkan dengan diskusi yang diberi waktu selama 15 menit.
f Masing-masing kelompok memberikan tanggapan dan masukkan yang bermanfaat kepada kelompok 4.
g Guru Bk memberikan tanggapan dan masukkan kepada kelompok 4 dan juga guru BK menutup pertemuan.
6 Pertemuan ke enam a Guru BK membuka pertemuan dan selanjutnya meminta
kelompok 5 maju kedepan untuk melaksanakan kegiatan. b Kelompok 5 melaksanakan skenario 5 yang berjudul sari si
gadis yang baik yang diberi waktu selama 20 menit. c Kelompok lain yaitu kelompok 1, 2, 3, 4 menjadi observer
untuk kelompok 5. Masing-masing diberi lembar pedoman observasi.
d Setelah kegiatan berlangsung selanjutnya dilakukan diskusi yang diberi waktu 15 menit.
e Kelompok lain yang tidak berperan memberikan tanggapan dan masukkan kepada kelompok 5.
f Guru BK memberikan pertanyaan serta tanggapan menggenai kegiatan yang sudah berlangsung dan setelah itu guru BK
menutup pertemuan.
67
Agar lebih maksimal dalam melaksanakan psikodrama maka peneliti memilih lima 5 psikodrama yang dilakukan
dengan masing-masing kelompok yang berbeda agar mudah dipahami siswa dan mudah dalam pelaksanaan serta tidak
membahayakan siswa. Sementara observasi dilakukan peneliti dengan melakukan pengamatan
selama proses
tindakan berlangsung, bagaimana perilaku siswa
selama proses
tindakan, hambatan apa saja yang dialami ketika proses tindakan. Melakukan wawancara dengan guru pembimbing
terkait kendala yang dialami ketika psikodrama berlangsung dan manfaat apa yang diperoleh dari kegiatan tersebut.
c. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan untuk memahami proses dan mengetahui sejauh mana pengaruh psikodrama dalam meningkatkan
kecerdasan emosional siswa, serta hambatan yang terjadi dalam pelatihan psikodrama berlangsung. Refleksi diberikan setiap kali
tindakan. Sebelum dilakukan refleksi, akan dilakukan terlebih dahulu evaluasi untuk mengetahuisejauh mana pengaruh dan keberhasilan
psikodrama yang sudah dilaksanakan. Jenis evaluasi yang digunakan adalah angket. Angket yang diberikan berfungsi sebagai post-test
dengan menggunakan skala untuk menganalisis ketercapaian dari
68
tindakan yang sudah dilaksanakan dengan melihat berbagai faktor kendala maupun pendukung. Selain itu, refleksi juga dilakukan dengan
berdiskusi dengan guru pembimbing untuk mengevaluasi pelaksanaan tindakan dan menilai keberhasilan tindakan. Pemberian tindakan akan
tetap dilanjutkan jika kecerdasan emosional siswa belum meningkat dan dapat dihentikan jika minimal 75 siswa mendapat skor kategori
tinggi melalui hasil
post-test. Sebagaimana
pendapat yang
diungkapkan oleh Stein dan Book 2004: 36 bahwa kecerdasan emosional seseorang dikatakan fungsional jika kecerdasan emosional
memadai atau berada pada kategori sedang atau tinggi.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah bagaimana peneliti menentukan metode setepat-tepatnya untuk memperoleh data, kemudian disusul dengan
cara-cara menyusun alat pembantunya yaitu instrumen, Suharsimi Arikunto 2010: 265. Suharsimi menyebutkan alat-alat yang dapat digunakan untuk
penelitian meliputi tes, angket atau quisioner, obeservasi, wawancara, skala bertingkat dan observasi.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, skala.
69
1. Wawancara
Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan setelah tindakan dilakukan. Wawancara ini ditunjukan kepada guru BK terkait dengan hambatan yang
dialami guru selama tindakan, hasil dari tindakan, perbedaan siswa setelah dan sebelum melakukan tindakan. Selain itu wawancara juga ditujukan
kepada siswa sebagai pemeran dalam psikodrama dan sebagai obeservasi.
2. Observasi
Observasi yang dilakukan pada penelitian ini pada saat pelaksanaan tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan. Dalam penelitian observasi
yang dilakukan adalah observasi sistematis atau terstruktur yang dilakukan dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen penelitian.
Observasi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan yaitu metode psikodrama untuk meningkatkan
kecerdasan emosional siswa. Adapun hal yang diobservasi adalah perilaku siswa secara umum, perilaku guru BK, hambatan ketika psikodrama
berlangsung serta saat melakukan tindakan.
3. Skala
Peneliti menggunakan skala
likert untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosional siswa. Pada skala likert, responden diminta untuk
menjawab suatu pertanyaan atau pernyataan dengan alternatif pilihan jawaban yang sudah disediakan. Pernyataan dalam skala likert dapat
70
berupa pernyataan positif dan negatif. Masing-masing jawaban dikaitkan dengan nilai berupa angkat. Instrumen skala kecerdasan emosional ini
disusun oleh peneliti itu sendiri terdiri atas beberapa item. Dalam skala likert responden diminta untuk menjawab suatu pernyataan dengan pilihan
jawaban yaitu Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Tidak Sesuai TS, Sangat Tidak Sesuai STS.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah, Suharsimi Arikunto, 2010: 202. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah skala likert sebagai instrumen utama, serta pedoman observasi dan pedoman wawanacara sebagai instrumen pendukung.
1. Pedoman Observasi
Terkait dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, peneliti menyusun kisi-kisi observasi agar hasil yang diperoleh lebih maksimal.
Selain itu peneliti juga melakukan proses pengamatan secara langsung dalam kegiatan sehari-hari siswa selama disekolah. Adapun kisi-kisi
observasinya adalah sebagai berikut.
71
Tabel 1. Kisi-kisi Pedoman Observasi Kecerdasan Emosional
No Komponen
Aspek Yang Diamati
Deskripsi √
Keterangan Ya
Tidak 1.
Kemampuan Verbal
1. Kesadaran diri a. siswa dapat Membangun
kepercayaan diri b. siswa melakukan kegiatan dengan
percaya diri c. siswa dapat melawan rasa malunya
untuk tampil didepan kelompok lain
d. siswa dapat berkonsentrasi diatas panggung.
e. siswa dapat mengkontrol emosi yg muncul dalam dirinya
f. siswa dapat memerankan dengan emosi yang stabil
g. siswa menunjukkan emosinya sesuai dengan perannya.
2. Motivasi diri a. siswa dapat memberikan motivasi
positif dengan perasaan antusias dan gairah semangat
b. siswa bisa memberikan motivasi dalam dirinya.
c. siswa antusias mengikuti kegiatan d. ada keinginan sendiri dari siswa
untuk mengikuti kegiatan b. ada Dorongan semangat dalam diri
siswa. 3. Empati
a. siswa bisa memahami orang lain b. siswa dapat menangkap tanda non
verbal dari orang lain 4. Keterampilan
sosial a. siswa dapat membina hubungan
baik dengan kelompok b. siswa dapat bekerja sama dalam
melakukan kegiatan c. siswa dapat berkomunikasi dengan
baik dalam kegiatan 5. P ngendalian
e diri
a. siswa dapat memahami kestabilan emosipada dirinya
b. siswa mampu mengendalikan perasaan dan pikiran
c. siswa mampu mengendalikan tekanan emosi
2. Kemampuan Non
Verbal 1. Kontak Mata
Pandangan mata kearah lawan bicara atau tidak menatap lawan
bicara. 2. Sikap Tubuh
Rilek, nyaman, kaku, tegang 3. Kontak
FisikJarak Berdiri atau duduk dengan jarak
yang dekat maupun jauh 4. Gestu
re isyarat
Mengganguk, gerakan tangan rilek atau kaku
5. Ekspresi Wajah Datar, Senyum, Jutek, Cuek,
Ceria, Penuh Kasih 6. Nada
Datar, pelan, keras, lembut
72
2. Pedoman wawancara
Terkait dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara peneliti menyusun pedoman wawancara agar hasil yang diperoleh lebih maksimal.
Wawancara dilakukan kepada guru BK dan subyek setelah dilakukan tindakan. Adapun pedoman wawancara terdapat pada tabel 2 dan 3 berikut ini:
Tabel 2. Pedoman Wawancara Kepada Guru BK
No Pertanyaan
Jawaban Guru 1.
Apakah metode Psikodrama sudah sesuai dengan rencana?
2. Apa saja hambatan yang dialami saat
melaksanakan proses tindakan? 3.
Bagaimana hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan?
4. Bagaimana keberhasilan pelatihan psikodrama
dalam meningkatkan kecerdasan emosional siswa?
5. Apakah ada perbedaan antara prilaku siswa
sebelum dan setelah tindakan? 6.
Bagaimana tanggapan guru bimbingan dan konseling terhadap hasil pelaksanaan pelatihan
psikodrama dalam peningkatan kecerdasan emosional siswa?
Tabel 3. Pedoman Wawancara Kepada Pemeran Psikodrama
No Pertanyaan
Jawaban Pemeran 1
Bagaimana perasaan anda setelah mengikuti psikodrama? 2
Apakah anda memahami makna dari psikodrama yang anda ikuti?
3 Manfaat apa yang anda peroleh setelah mengikuti
kegiatan psikodrama? 4
Bagaimana hubungan anda dengan teman-teman setelah mengikuti psikodrama?
5 Perubahan apa yang anda rasakan setelah mengikuti
tindakan?
73
Tabel 4. Pedoman Wawancara Kepada Subyek
No. Pertanyaan
Jawaban Subyek
1. Apakah Metode Psikodrama sudah berjalan sesuai dengan langkah-
langkah yang sudah ditetapkan?
2.
Apakah siswa sudah memahami tujuan metode psikodrama?
3.
Apakah siswa merasa nyaman saat melakukan psikodrama?
4.
Apakah manfaat dari pelaksanaan psikodrama yang diterapkan pada siswa kelas?
3. Skala
Skala kecerdasan emosional dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap kecerdaan emosional yang dimiliki oleh siswa. Ditunjukan
dengan skor total yang diperoleh subyek pada skala kecerdasan emosi. skala kecerdasan emosi disusun berdasarkan aspek-aspek kecerdasan
emosi yang disajikan dalam bentuk indikator-indikator tentang kecerdasan emosi. makin tinggi skor yang diperoleh subyek, maka makin tingggi
kemampuan kecerdaan emosi tersebut. Adapun kisi-kisi pertanyaan tersebut disusun dari definisi operasional yang telah dibuat, kemudian
definisi operational tersebut dibuat dalam indikator-indikator yang disusun berdasarkan aspek-aspek kecerdasan emosional. Model Skor untuk skala
likert dalam kecerdasan emosional dimodifikasi menjadi empat pilihan
74
alternatif jawaban dan item-item dalam skala ini dikelompokkan dalam item favourable serta unfavourable. Skor item favourable adalah sebagai
berikut: Sangat Sesuai SS
: Skor 4 Sesuai S
: Skor 3 Tidak Sesuai TS
: Skor 2 Sangat Tidak Sesuai STS
: Skor 1 Selanjutnya untuk item unfavourable adalah :
Sangat Sesuai SS : Skor 1
Sesuai S : Skor 2
Tidak Sesuai TS : Skor 3
Sangat Tidak Sesuai STS : Skor 4
Tabel 5. Kisi – kisi Skala Kecerdasan Emosional
Variable Aspek
Indikator No Item
∑ Favourable
Unfavourable Kecerdasan
Emosional Kesadaran diri
Kemampuan Mengenal emosi diri
1, 2, 3, 4, 5 6
6 Kemampuan Mengelola
Emosi diri 7, 8, 9
10 4
Motivasi diri Dorongan atau semangat
dalam mencapai cita-cita dan prestasi.
11, 12, 13, 14 15, 16
6 Empati
Kemampuan memahami emosi orang lain
17, 18, 19, 20 21, 22, 23, 24
8 Keterampilan
sosial Kemampuan Menjalin
hubungan baik dengan orang lain
25, 26, 27, 28, 29,30
31, 32, 33, 34 10
Pengendalian diri
Kemampuan mengendalikan stabilan emosi dan tekanan
emosi. 35, 36, 37
38, 39, 40 6
25 15
40
H. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrument
Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu diuji cobakan sebelum digunakan untuk menjaring data penelitian. Uji coba instrumen
diharapkan untuk mendapatkan instrumen yang memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi, sehingga data yang diperoleh akurat dan obyektif serta dapat
dipertanggung jawabkan kebenarannya. Dalam penelitian ini untuk memvalidasi mengestimasi validitas dan reliabilitas dari instrumen yang meliputi angket,
dilakukan pengujian sebagai berikut :
1. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan sifat
yang diukur. Artinya, setiap
butir instrumen telah
benar-benar menggambarkan keseluruhan isi ata sifat bangun konsep yang menjadi dasar
penyusunan instrumen. Pengujian ini digunakan rumus product moment person dengan rumus yang dikemukakan oleh Burhan Nurgiyantoro, dkk
2004: 338 :
75
N
∑
XY −
∑
X
∑
Y
r
xy
=
{
N ∑
X
2
−
∑ X
2
}{
N ∑
Y
2
−
∑ Y
2
}
76
Keterangan : rxy
= Koefisien korelasi suatu butir N
=Jumlah Sampel X
= Skor butir pernyataan Y
= Skor total butir pernyataan
Menurut Cronbach Saifuddin Azwar, 2010: 103 koefesien validitas yang berkisar antara 0,30 sampai 0,50 telah dapat memberikan kontribusi
yang baik. Semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Batasan ini merupakan suatu konvensi,
sehingga penyusun ters boleh menentukan sendiri batasan daya diskriminasi item dengan pertimbangan isi dan tujuan skala yang disusun. Apabila jumlah
item lolos masih belum mencukupi penyusun boleh menurunkan sedikit batas kriteria misalnya menjadi 0,25, namun menurunkan batas kriteria r
dibawah 0,20 sangat tidak disarankan.
Tabel 6. Rangkuman Item Sahih dan Item Gugur.
Variable Jumlah item
semula Jumlah item
gugur Jumlah item sahih
Kecerdasan emosional
40 3
23, 30, 34 37
1,2,3,4,5,6,7,8,9, 10,1,12,13,14,15,
16,17,18,19,20,21 ,2224,25,26,27,28
,29,31,32,33,35,3 6,37,38,39,40
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana
alat ukur dapat
diandalkan sebagai alat pengumpul data. Untuk uji reliabilitas instrumen, digunakan
rumus Alpha dari Cronbach Burhan Nurgiyanto, dkk, 2004: 350 sebagai berikut :
77 =
∑ σ
⎧
2
⎫ ⎧ k ⎫⎪
⎪
2 11
r
⎨ ⎬⎨1 −
b
⎬ ⎩ k − 1⎭⎪⎩
σ
t
Keterangan : r11
= reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
2
∑
σ
b
= jumlah varian butir
2
σ
t
= varian total
Alasan penggunaan rumus Alpha Chronbach yaitu skor untuk angket atau skala biasanya bukan1 atau 0, tetapi bertingkat dari 0 atau
1 samapi berapa saja menurut kemauan dan pertimbangan peneliti. Jadi untuk instrumen yang skor butirnya bukan 1 atau 0 tetapi
bertingkat dalam mecari
reliabilitas digunakan
rumus Alpha
Chronbach. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya
berkisar antara 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya.
Case Processing Summary
N Cases
Valid Excluded
a
Total 30
30 100.0
.0 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
N of Items .939
40
78
79
I. Teknik Analisis Data
Data penelitian ini dianalisis dengan menghitung skor maksimal skor dan minimal berdasarkan hasil tindakan yang telah dilaksanakan sehingga
diperoleh nilai rata-rata. Disamping itu, untuk menentukan validitas instrumen makan dikonsultasikan dengan ahli pembimbing dan guru BK. Hal ini
dilakukan agar data yang diperoleh benar-benar valid berdasarkan bukti yang ada.
Untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosional siswa digunakan skala likert. Penentuan kategori kecendrungan dan tiap-tiap variabel didasarkan
pada norma atau ketentuan kategori. Merujuk pada penjelasan Saifuddin Azwar 2010: 107-119 berikut ini adalah langkah-langkah pengkategorian
kecerdasan emosional dalam penelitian ini:
1 Menentukan skor tertinggi dan terendah Skor tertinggi = 4 x 37 = 148
Skor terendah = 1 x 37 = 37 2 Menghitung mean ideal M yaitu skor tertinggi + skor terendah
M =
½ 148 + 37
=
½ 185
= 92,5
3 Menghitung standar deviasi SD yaitu 16 skor tertinggi – skor terendah
80
SD =16 148 – 37 =1 6 111
= 18,5 Batas antara kategori tersebut adalah M+1SD= 111 dan M – 1SD =
74. Kategori untuk kecerdasan emosional siswa diamati pada tabel 7 dan 8 berikut ini :
Tabel 7. Rumus Kategori Skala
Batas Interval Kategori
Skor
M‐1SD
Rendah M-1SD
SkorM+1SD
Sedang Skor
M+1SD
Tinggi
Tabel 8. Kategori Kecerdasan Emosional
Batas Interval Kategori
Skor
74
Kecerdasan Emosional Rendah 74
skor 111
Kecerdasan Emosional Sedang Skor
111
Kecerdasan Emosional Tinggi Keterangan:
X = Skor subyek SD = Standar Deviasi
M = Mean Ideal
81
J. Kriteria Keberhasilan
Pada penelitian ini, peneliti mengambil jenis penelitian tindakan kelas satu siklus yang akan peneliti ambil terdiri dari 6 tindakan yaitu terdiri dari materi dan
naksah psikodrama. peneliti akan menghentikan penelitian apabila telah mencapai kriteria baik, atau nilai kecerdaan emosional mereka sudah mencapai
skor 111 yang artinya kecerdasan emosional siswa sudah baik atau dalam kriteria tinggi, tetapi jika belum mencapai skor yang diharapkan akan dilanjutkan
kesiklus ke dua.
82
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Lokasi Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian
SMP Negeri 1 Sleman Merupakan salah satu sekolah yang digunakan sebagai lokasi penelitian. SMP Negeri 1 Sleman, dulu dikenal
dengan nama SMP Medari, berdiri sejak 1 Agustus 1946 berstatus swasta. Status negeri disandangnya sejak 10 januari 1951. Sekolah ini berlokasi di
Dusun Jetis, Caturharjo, Sleman dengan luas tanah 13.550 m² berstatus hak pakai dari kesultanan Yogyakarta. Saat ini SMP Negeri 1 Sleman
dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah dengan 1 orang Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum, 1 orang Wakil Kepala Sekolah Bagian
Humas, 1 orang Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan, 1 orang Wakil Kepala Sekolah Bagian Sarana dan Prasarana, 49 orang Guru, 10 Pegawai
Tata Usaha TU, 5 Karyawan dan 5 orang Satpam. SMP N 1 Sleman memiliki aula yang cukup luas. Aula ini biasanya
digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh sekolah. Hampir semua kegiatan diadakan disekolah kecuali upacara bendera. Kondisi kelas
maupun bangunan – bangunan atau ruang – ruang lainnya di SMP N 1 Sleman sangat baik. Adapun fasilitas yang mendukung kegiatan
pembelajaran untuk siswa juga sudah sangat lengkap, termasuk fasilitas tambahan dalam kelas yaitu LCD siap pakai.