Pengertian Kecerdasan Emosional KAJIAN TENTANG KECERDASAN EMOSIONAL

14 Goleman 2001: 411 menganggap emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecendrungan untuk bertindak. Sedangkan Menurut Kartono Sugihartono dkk.,2007: 20 mengartikan emosi sebagai tergugahnya perasaan yang disertai dengan perubahan-perubahan dalam tubuh, misalnya otot menegang, jantung berdebar. Dengan demikian emosi adalah ungkapan perasaan yang timbul dalam diri manusia. Reaksi yang timbul berupa perasaan senang, sedih, bahagia, marah, dan takut terhadap sesuatu dalam kondisi tertentu. Pikiran dan perasaan sangat berpengaruh terhadap pergolakan mental dalam diri seseorang. Jika seseorang tidak dapat mengendalikan emosinya maka orang tersebut akan merugikan orang lain dan berimbas kepada dirinya sendiri, misalnya ketika ia mendapatkan masalah yang rumit maka ia akan merespon secara berlebihan sehingga dapat menekan mental orang tersebut.

2. Pengertian Kecerdasan Emosional

Daniel Golleman menjelaskan dahulu kecerdasan emosional banyak disalahartikan sehingga harus berhadapan dengan salah pengertian dan beberapa konsepsi yang keliru, dalam bukunya Daniel Golleman 2001: 9 menjelaskan bahwa kecerdasan emosi tidak hanya berarti “ bersikap ramah”. Pada saat-saat tertentu yang diperlukan mungkin bukan “ sikap ramah “, melainkan, misalnya sikap tegas yang 15 barangkali memang tidak menyenangkan, tetapi mengungkapkan kebenaran yang selama ini dihindari. Kecerdasan emosi bukan berarti memberikan kebebasan kepada perasaan untuk berkuasa “ memanjakan perasaan “, melainkan mengelola perasaan sedemikian sehingga terekspresikan secara tepat dan efektif, yang memungkinkan orang bekerja sama dengan lancar menuju sasaran bersama. Istilah kecerdasan emosional dikenal secara luas pada tahun 1990, dengan diterbitkannya buku Daniel Goleman: Emotional Intelegence. Stein book 2004: 30-31 menyebutkan kecerdasan emosi sebagai serangkaian kecakapan yang memungkinkan seseorang melapangkan jalan di dunia yang rumit – aspek pribadi, sosial, dan pertahanan dari seluruh kecerdasan, akal sehat yang penuh misteri, dan kepekaam penting untuk berfungsi secara efektif setiap hari. Daniel Golleman 2001: 39 menjelaskan bahwa kecerdaan emosi menentukan potensi kita untuk mempelajari keterampilan-keterampilan praktis yang didasarkan pada lima unsurnya: kesadaran diri, motivasi, pengaturan diri, empati, dan kecakapan dalam membina hubungan dengan orang lain. Hanya memiliki kecerdasan emosi yang tinggi tidak menjamin seseorang akan punya kesempatan untuk mempelajari kecakapan emosi yang penting untuk bekerja, ini berarti bahwa mereka hanya mempunyai potensi maksimum untuk mempelajarinya. 16 Daniel Golleman mengatakan dalam buku Abuddin Nata tentang manajemen pendidikan 2003: 46-47 bahwa kecerdaan emosional mengandung beberapa pengertian. Pertama, kecerdasan emosional tidak hanya berarti bersikap ramah, melainkan sikap tegas yang barangkali memang tidak menyenangkan, tetapi menggungkapkan kebenaran yang salama ini dihindari. Kedua, kecerdasan emosi bukan berarti memberikan keberhasilan kepada perasaan untuk berkuasa memanjakan perasaan, melainkan mengelola perasaan. Menurut Goleman dalam buku Casmini tentang emotional parenting 2007: 21 mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa, dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati. Golleman juga menyatakan bahwa kecerdasan emosional bukan merupakan lawan kecerdasan intelektual yang biasa dikenal dengan IQ, namun keduanya berinteraksi secara dinamis. Pada kenyataannya perlu diakui bahwa kecerdasan emosional memiliki peran yang sangat penting untuk mencapai kesuksesan di sekolah, tempat kerja, dan dalam berkomunikasi dan dalam berkomunikasi di lungkungan masyarakat. Menurut Patton dalam Casmini 2007: 21 memberi definisi mengenai kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk menggunakan 17 emosi secara efektif untuk mencapai tujuan, membangun hubungan produktif, dan meraih keberhasilan. Kecerdasan emosional merupakan salah satu kecerdasan multi atau multiple inteligence yang dimiliki oleh manusia. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Gardner bahwa multiple inteligence terdiri antara lain kecerdasan interpersonal dan intrapersonal yang keduanya digolongkan dalam kecerdasan emosional. Selain itu multiple intelegence meliputi kecerdasan logis matematis, kecerdasan kinestetik, kecerdasan naturalis, kecerdasan intuisi, kecerdasan moral, kecerdasan eksistensial, kecerdasan spiritual, dan lain-lain Agus Nggermanto, 2002: 49. Kecerdasan emosional menurut Mitch Anthony 2004: 29 adalah masalah mengenali diri anda sendiri, mengenali orang-orang yang ada di sekeliling anda, dan mengenali penyesuaian yang perlu anda lakukan. Menurut Mike Brearly tentang Emotional Intellengence in the classroom dalam buku Paul Ginnis 2008: 36 kecerdasan emosional sebagai kemampuan untuk mengendalikan dan menggunakan emosi kita untuk meningkatkan keberhasilan kita dalam seluruh aspek kehidupan kita, dan menawarkan satu set kegiatan kelas yang terinstruktur untuk mengembangkan apa yang dia sebut “lima emosi dari keberhasilan”: kesadaran diri, ambisi, optimisme, empati, integritas. Kecerdasan emosional menurut Abuddin Nata 2003: 46-47 diartikan sebagai kepiawaian, kepandaian dan ketepatan seseorang dalam 18 mengelola diri sendiri dalam berhubungan dengan orang lain disekeliling mereka dengan menggunakan seluruh potensi psikologis yang dimilikinya seperti inisiatif, empati, adaptasi, komunikasi, kerjasama dan kemampuan persuasi yang secara keseluruhan telah mempribadikan pada diri seseorang. Kecerdasan emosional menurut Peter Salovey dan Jack Mayer Stein Book, 2004: 30 adalah kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan maknanya, dan mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektual. Dalam bahasa sehari-hari Stein Book 2004: 31 menyebut kecerdasan emosional sebagai “street smart pintar”, atau kemampuan khusus yang kita sebut akal sehat. Sedangkan Reunven Bar-On Stein Book, 2004: 30 mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai serangkaian kemampuan, kompetisi, dan kecakapan non-kognitif yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan dan kecerdasan emosional ini selalu berubah sesuai dengan situasi dan kondisi di lingkungan sekitarnya. Kecerdasan emosional dapat disimpulkan bawah kecerdasan emosi adalah kecerdasan untuk mengelola emosi dalam diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain serta dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah kehidupan yang akan menuntun tingkah lakunya 19 dalam menjalani kehidupan secara selektif. Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk mengendalikan emosi, dan mengendalikan penyesuaian diri terhadap orang lain. Kecerdasan emosional dapat membantu mengelola emosi, beradaptasi dan berkomunikasi dalam berhubungan dengan orang lain, sehingga kecerdasan emosi sangat berperan dikehidupan sehari-hari.

3. Aspek-Aspek Kecerdasan Emosional

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN Upaya Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Metode Bercerita Dengan Menggunakan Boneka Tangan Pada Kelompok B Di TK Tunas Bangsa Karang Newung Sukodono Sr

0 1 12

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN Upaya Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Metode Bercerita Dengan Menggunakan Boneka Tangan Pada Kelompok B Di TK Tunas Bangsa Karang Newung Sukodono Srag

0 1 13

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI METODE LABORATORIUM DI SMP N 2 BAYAT Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Melalui Metode Laboratorium Di SMP N 2 Bayat ( PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIII F SMP N 2 Bayat Kabupa

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI METODE LABORATORIUM DI SMP N 2 BAYAT Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Melalui Metode Laboratorium Di SMP N 2 Bayat ( PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIII F SMP N 2 Bayat Kabupa

0 1 14

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kecerdasan Emosional Siswa SMP Melalui Pendekatan Matematika Realistik.

0 1 46

Pengaruh metode eksperimen dalam pembelajaran fisika terhadap kreativitas, kecerdasan emosional, dan pengetahuan siswa kelas VIII SMP N 6 Wonogiri pada materi gaya gesek

0 9 255

Meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII B SMP Kanisius Kalasan Sleman Yogyakarta pada materi ``Sistem Pencernaan Manusia`` melalui metode PQ4R

0 3 179

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL MELALUI METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 4 YOGYAKARTA.

3 17 143

PENINGKATAN KECERDASAN EMOSI MELALUI DISKUSI KELOMPOK (BUZZ GROUP) PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 BERBAH.

1 4 186

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI METODE COOPERATIVE SCRIPT PADA SISWA KELAS VIII SMP DARUL HIKMAH MAKASSAR

0 1 6