Pengertian Emosi KAJIAN TENTANG KECERDASAN EMOSIONAL

11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN TENTANG KECERDASAN EMOSIONAL

1. Pengertian Emosi

Goleman dalam bukunya Emotional Intelegence 2004 : 411 menyebutkan istilah emosi tepatnya masih membingungkan, baik para ahli psikologi maupun ahli filsafat selama lebih dari satu abad. Dalam makna paling Harfiah, Oxford English Dictionary mendefinisikan emosi sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap. Sedangkan menurut Goleman Siti Sundari,2004: 41 pada prinsipnya emosi dasar meliputi takut, marah, sedih, dan senang. Perkembangan emosi yang lain merupakan hasil campuran. Reaksi-reaksi itu diantaranya takut, gelisah, marah, sedihsusah, senanggembira, dan iri. Dari pernyataan tersebut emosi merupakan pergolakan pikiran, perasaan dan nafsu yang muncul setiap keadaan mental sedang meluap-luap dalam bentuk emosi takut, marah, sedih, dan senang. Siti Sundari 2004: 40 menjelaskan bahwa emosi merupakan bagian dari perasaan dalam arti luas. Emosi nampak karena rasa yang bergejolak sehingga yang bersangkutan mengalami perubahan dalam situasi tertentu mengenai perasaan, tetapi seluruh pribadi menangapi 12 situasi tersebut. Karena affektifitas melebihi batas yang bersangkutan tidak dapat menyesuaikan diri dengan sekitarnya, misalnya tertawa terkekeh-kekeh yang tak terkendali dalam suasana duka. Sesuai dengan pandangan ini, di dalam buku terbarunya yang menjadi best-seller, The Heart of the soul: Emotional Awareness, Gary Zukav dan Linda Francis 2007: 13 menjelaskan bahwa belajar memahami emosi merupakan salah satu hal yang paling sulit yang dapat dilakukan. Banyak orang tidak mengenali emosi mereka disaat marah, dan emosinya tidak dapat terkontrol. Beberapa orang tidak tahu bahwa mereka sedang bersedih, sehingga kesedihan adalah hal yang terburuk dalam hidup mereka. Kebanyakan orang berpikir emosi sanggat menggangu rutinitas atau kegiatan, prestasi dan kelangsungan hidup. emosi kita memiliki komponen yang bersifat fisik, seperti sakit atau tidak nyaman pada tubuh kita dalam merespon emosi yang negatif. Emosi yang positif, di sisi lain, akan menciptakan sensasi perasaan senang. Gery dan Linda menjelaskan bahawa perasaan-perasaan fisik tersebut diiringi dengan pikiran-pikiran. Chaplin Triantoro Safaria dan Norfans Eka Saputra, 2009: 12 merumuskan emosi sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya, dan perubahan perilaku. Emosi merupakan keadaan yang ditimbulkan oleh situasi tertentu. Goleman 2001: 136 menjelaskan 13 bahwa emosi jarang diungkapkan dengan kata-kata, emosi jauh lebih sering diungkapkan melalui isyarat. Kunci untuk memahami perasaan orang lain adalah mampu membaca pesan nonverbal yaitu nada bicara, gerak-gerik, ekspresi wajah, dan sebagainya. Seperti layaknya wahana pikiran rasional adalah kata-kata, wahana emosi adalah nonverbal. Bila kata-kata seseorang tidak cocok dengan nada bicara, gerak-gerik, atau saluran nonverbal lainnya, Kebenaran rasional terletak pada bagaimana ia mengatakan suatu bukannya pada apa yang dikataknnya. Goleman 2001: 411-412 juga menyebutkan sejumlah teoritikus mengelompokkan emosi dalam golongan-golongan besar, yaitu: a. Amarah : beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, dan barang kali yang paling hebat, tindak kekerasan dan kebencian patologis. b. Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa, dan kalau menjadi patologis dan depresi berat. c. Rasa takut: cemas, takut, gugup, khawatir, waswas, perasaan takut sekali, waspada, sedih, tidak tenang, ngeri, takut sekali, kecut; sebagai patologi, fobia dan panik. d. Kenikmatan: bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, rasa puas, rasa terpenuhi, kegiatan luar biasa, senang, senang sekali, dan batas ujungnya, mania. e. Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih. f. Terkejut : terkejut, terkesiap, takjub, terpana. g. Jengkel : hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah. h. Malu : rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur lebur. 14 Goleman 2001: 411 menganggap emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecendrungan untuk bertindak. Sedangkan Menurut Kartono Sugihartono dkk.,2007: 20 mengartikan emosi sebagai tergugahnya perasaan yang disertai dengan perubahan-perubahan dalam tubuh, misalnya otot menegang, jantung berdebar. Dengan demikian emosi adalah ungkapan perasaan yang timbul dalam diri manusia. Reaksi yang timbul berupa perasaan senang, sedih, bahagia, marah, dan takut terhadap sesuatu dalam kondisi tertentu. Pikiran dan perasaan sangat berpengaruh terhadap pergolakan mental dalam diri seseorang. Jika seseorang tidak dapat mengendalikan emosinya maka orang tersebut akan merugikan orang lain dan berimbas kepada dirinya sendiri, misalnya ketika ia mendapatkan masalah yang rumit maka ia akan merespon secara berlebihan sehingga dapat menekan mental orang tersebut.

2. Pengertian Kecerdasan Emosional

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN Upaya Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Metode Bercerita Dengan Menggunakan Boneka Tangan Pada Kelompok B Di TK Tunas Bangsa Karang Newung Sukodono Sr

0 1 12

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN Upaya Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak Melalui Metode Bercerita Dengan Menggunakan Boneka Tangan Pada Kelompok B Di TK Tunas Bangsa Karang Newung Sukodono Srag

0 1 13

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI METODE LABORATORIUM DI SMP N 2 BAYAT Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Melalui Metode Laboratorium Di SMP N 2 Bayat ( PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIII F SMP N 2 Bayat Kabupa

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI METODE LABORATORIUM DI SMP N 2 BAYAT Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Melalui Metode Laboratorium Di SMP N 2 Bayat ( PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIII F SMP N 2 Bayat Kabupa

0 1 14

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kecerdasan Emosional Siswa SMP Melalui Pendekatan Matematika Realistik.

0 1 46

Pengaruh metode eksperimen dalam pembelajaran fisika terhadap kreativitas, kecerdasan emosional, dan pengetahuan siswa kelas VIII SMP N 6 Wonogiri pada materi gaya gesek

0 9 255

Meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII B SMP Kanisius Kalasan Sleman Yogyakarta pada materi ``Sistem Pencernaan Manusia`` melalui metode PQ4R

0 3 179

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL MELALUI METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 4 YOGYAKARTA.

3 17 143

PENINGKATAN KECERDASAN EMOSI MELALUI DISKUSI KELOMPOK (BUZZ GROUP) PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 BERBAH.

1 4 186

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI METODE COOPERATIVE SCRIPT PADA SISWA KELAS VIII SMP DARUL HIKMAH MAKASSAR

0 1 6