Makna Variasi Eksperensial Teks Translasional Dalam Konteksnya

- Perubahan yang terjadi pada kategori proses : material T1 berubah menjadi eksistensi ‘there is’ T2, perubahan kategori ini disebut sebagai Variasi Empat. 3 T1 Mendapot bahagia Lopbulungus Prosess : material Gol Sirkumst. : waktu T2 To be happy untill the future Proses : rel. Sirkumst. : waktu Berbahagia sampai lanjut usia - Perubahan yang terjadi pada kategori proses dari proses : material berubah menjadi proses relasional T2 mengakibatkan bergesernya makna dari mendapat menjadi bahagia ‘mendapot’ menjadi ‘to be happy’ sehingga mengakibatkan bergesernya makna yang ditemukan pada T2. Variasi disebut sebagai Variasi Empat.

4.1.2 Makna Variasi Eksperensial Teks Translasional Dalam Konteksnya

Sebagai Perealisasi Tindak Translasional Tindak Komunikasi Semiotik Translasional Eksperensial adalah merupakan sebuah pengalaman – pengalaman manusia, baik realitas luaran maupun realitas dalaman diri manusia itu sendiri. Fungsi eksperensial terjadi pada tingkat klausa sebagai representasi pengalaman- pengalaman manusia. Fungsi klausa adalah sebagai representasi pengalaman dari dua realitas, yaitu dari luaran dan dari dalaman seseorang. Eksperensial atau representasi fungsi bahasa khususnya fungsi klausa direalisasikan oleh sistem Universitas Sumatera Utara transitivitas bahasa klausa. Dunia realitas luaran yang dibawa ke dalam dunia realitas dalaman dalam alam sadar seseorang yang diproses dalam sistem transitivitas bahasa diinterpretasikan sebagai’proses yang sedang terjadi’, yang berhubungan dengan gerak, kejadian – kejadian, kondisi, dan hubungan materi – materi. Proses – proses yang sedang terjadi terbagi dalam proses – proses yang bervariasi. Halliday 1985b,1994 mengidentfikasi proses- proses realitas yang terekam, dan secara linguistik dan tata bahasa mengklasifikasikan proses – proses yang bervariasi ini ke dalam jenis – jenis proses, khasnya jenis proses dalam sistem transitivitas bahasa Inggris. Di dalam bahasa ini proses dikategorikan ke dalam tiga proses utama: 1 material, 2 mental, dan 3 relasional; dan mengklasifikasikannya lagi ke dalam tiga proses tambahan, yakni 1 tingkah laku, 2 verbal, dan 3 wujud existensial. Analisis ini akan dimulai dari wujud – wujud variasi yang dapat ditemukan dalam data, meliputi wujud variasi keluasan makna pengalaman yang diindikasikan dengan penilaian skala 0-6, yang artinya variasi paling rendah hingga variasi tertinggi, dimana wujud variasi proses yang menjelaskan berbagai perubahan jenis proses dari T1 ke T2, kemudian berikutnya adalah merupakan suatu temuan kajian tentang variasi keluasan makna pengalaman secara keseluruhan dengan melandaskan pada analisis kuantitatif, dan terakhir analisis pengaruh efek variasi – variasi yang ada terhadap keutuhan makna teks sebagai sebuah wacana utuh. Sebelum mengidentifikasikan klausa per klausa dalam teks Mangupa ini, hal yang pertama sekali perlu diperhatikan adalah memaparkan data yang berasal Universitas Sumatera Utara dari sumber teks Mangupa dan pantun T1 : T2 yang nantinya akan diindikasikan ke dalam beberapa bentuk variasi dari variasi 0 – 6 dengan cara mewujudkannnya dalam bentuk klausa per klausa dari setiap teks Mangupa maupun pantun. Penelitian ini menerapkan teknik analisis isi dengan mengkaji lintas teks, dengan objek teks Mangupa dan pantun dari suku Mandailing yang memiliki hubungan translasional. Dengan kata lain, analisis ini yang diterapkan adalah analisis lintas semiotik, yang bertujuan untuk menemukan variasi makna dalam dua sumber data sebagai objek. Adapun makna yang difokuskan sebagai materi kajian adalah makna pengalaman sebagai bagian dari tiga metafungsi teori Halliday dengan menggali aspek keluasannya.

4.1.3 Faktor Kontekstual Pendorong Terjadinya Variasi Eksperensial