2.8 Makna Pengalaman
Bahasa menjadi alat manusia untuk membangun konsep mengenai realitas dalam pikirannya. Manusia kemudian dapat memahami apa yang berlangsung di
dalam dan di luar dirinya. Makna pengalaman sebagai bagian dari makna ideasional, bagaimana bahasa mewujudkan pengalaman tentang dunia maupun
tentang dunia mikro dalam pikiran dan perasaan kita. Pengalaman – pengalaman itu kemudian diorganisasikan oleh manusia secara abstrak dalam pikirannya, dan
kemudian mengejawantah dalam bentuk verbal. Tatabahasa memisahkan kedua jenis pengalaman itu; pengalaman luar
yang berupa proses – proses dan aktivitas dunia luar , dan pengalaman dalam bathin-proses kesadaran Halliday,1994;107. Proses luar dikategorikan sebagai
proses material, yang merangkum segala kegiatan atau peristiwa yang dapat diobservasi oleh indera. Proses material mengacu pada proses atau aktivitas yang
teramati, dan merupakan pengalaman ekternal bagi kesadaran manusia. Kalau proses relasional adalah proses of being dan having.Proses ini dalam bahasa
Inggris direalisasikan dengan verba be dan selalu memiliki dua 2 partisipan tersebut.
Proses relasi terbagi menjadi dua : atributif dan identifikasi identifying. Proses relasi atributif adalah satu proses relasi yang memperlihatkan hubungan
satu entitas, carrier dan characterssifat yang melekatinya, mencakup sifat, klasifikasi atau properti deskriptifnya.yang disebut sebagai atribut. Proses relasi
Universitas Sumatera Utara
atributif adalah proses yang diwujudkan dengan “be” atau sinonimny dalam bahasa Inggris, yang fungsinya adalah untuk menunjukkan dua hal.
Proses behavioral adalah proses perilaku yang mengkombinasikan prilaku fisiologi dan psikologi, gabungan antar proses mental dan material seperti
breathing, couching, smiling , dreaming , dan staring. Partisipan utama proses ini disebut dengan petingkah laku, dan partisipan
tambahannya dinamakan behaviour. Sebagai contoh dari proses behavioral sebagai berikut yang tertuang dalam
bentuk tabel di bawah ini : Tabel 1
Behaviour
Hafiz Tertawa
Petingkah laku Proses Behavioral
Reysha Menangis
Petingkah laku Proses Behavioral
Disamping itu ada juga yang namanya Eksistensial lebih menekankan pada informasi mengenai keberadaan sesuatu. Proses ini hanya menyebutkan sisi
‘keberadaan” dari sebuah fenomena. Yang bisa berarti ‘ada’ atau ‘terjadi’. Proses
Universitas Sumatera Utara
ini merupakan bagian dari proses ‘being’ yang sekelas dengan proses attributif , dengan verba predikatif yang bersifat non-aksi ,berbeda dengan proses – proses
yang lain. Sebagai contoh dapat kita lihat pada :
Tabel 2
Eksistensial
Ada bayangan cahaya
di kegelapan Existential
Existential Sirkumstan
There Are
Guards along the night
Proses Existential Eksistensial
Circumstance
Model pengalaman, sebagaimana tertafsirkan melalui sistem gramatikal transitivitas, merupakan salah satu wilayah dalam ruang yang kontinyu. Dengan
analogi warna, tata bahasa mengungkapkan pengalaman seperti peta warna. Begitu juga dengan pengalaman manusia, masing – masing area warna itu
dimetaforiskan sebagai kategori proses, yang masing – masing berkesinambungan membentuk lingkaran kategori proses, lihat gambar 1 Halliday, 2004:172,1994:
108. Tampak disana, tiga proses utama yang dimaksud adalah proses material, mental, dan relasional, yang dibatasi oleh tiga jenis proses minor, verbal,
eksistensial, dan prilaku behavioral. Dalam tiap proses besar itu, terdapat sub kategori yang lebih kecil, seakan menjadi berkas – berkas warna dari tipe proses
Universitas Sumatera Utara
pokok tersebut. Proses material menerangkan proses doing, happening, dan creating. Proses mental meliputi proses seeing, thingking, dan feeling. Terakhir,
proses relasional mewadahi proses attributive, identifying dan symbolizing.
Gambar : 2.8 Lingkaran Kategori Proses Halliday : 1994: 108
Having identity
Having attribute
existing
Happening being
created symbo
lizing
saying saying
thinking
feeling
seeing behaving
Creating changing
Doing to acting
relational
verbal
mental
behavioural existential
material
World of abstract relations being
doing physical
world sensing
world of cons
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini hanya berfokus pada klausa – klausa yang mengalami pergeseran kategori makna pengalaman, sebagai fokus kajian dan mengkaji
kemunculan variasi yang dikaitkan dengan pengaruhnya terhadap kesetiaan makna dalam penerjemahan. Lingkaran proses Halliday tersebut digunakan
sebagai sandaran untuk menilai tingkat variasi proses. Selain itu, penilaian juga didasarkan pada penambahan dan atau pengurangan unsur makna klausa yang
meliputi partisipan, proses, dan sirkumstan yang diuraikan pada bagian Makna Pengalaman di atas. Sebagai contoh :
Tabel 3
Rangkuman Proses dan Partisipan Terkait
No Proses
Partisipan Utama
Partisipan komplemen
1 Material
Actor Goal
2 Mental
Senser Phenomenon
3 Relasional
Carriertoken Attributevalue
4 Verbal
Sayer Verbiage
5 Behavioral
Behaver Behavior
6 Existent
-
Logikanya, ketika ada variasi pengemasan, tentu berimplikasi pada perubahan makna yang disampaikan, sebagaimana diungkapkan oleh Cloran
2000: 154, “Speaker contrue interpret experiential meaning and construct
Universitas Sumatera Utara
interpersonal meaning simultaneously and cohesively by means of the facilitative textual resources.” Ketika orang berbicara ia menyampaikan menafsirkan makna
pengalaman dan sekaligus membangun makna pengalaman secara kohesif melalui sarana – sarana sumber tekstual.
Halliday mengkategorikan proses itu menjadi 6 proses besar material doing, happening, mental knowing, feeling, seeing, relasional attributive,
identifying, existential, behavioral, dan verbal. Jadi secara keseluruhan, bahasa dalam mengkategorikan realitas menjadi 10 macam proses, aktivitas Halliday
Matthieessen:2004. Pengalaman – pengalaman yang dicerna manusia secara garis besar terbagi kedalam dua ranah, pengalaman di luar dirinya dan di dalam dirinya.
Wujud yang khas dari pengalaman luar itu berupa’ tindakan’ atau ‘kejadian’,misalnya sesuatu yang terjadi, atau orang atau apa melakukan tindak
apa, atau memicu sesuatuseseorang melakukan hal tertentu. Sementara, pengalaman ‘dalam’ sebagian merupakan tanggapan teradap objek luar :
mengingatnya, bereaksi atau berefleksi terhadapny, dan sebagian berujud kesadaran tentang diri kita sendiri Halliday, 1994: 106.
Tatabahasa memisahkan kedua jenis pengalaman itu; pengalaman luar yang berupa proses – proses dan aktivitas dunia luar, dan pengalaman dalam
bathin – proses kesadaran Halliday,1994:107. Proses luar dikategorikan sebagai proses material, yang merangkum segala kegiatan atau peristiwa yang
dapat diobservasi oleh indera. Proses material mengacu pada proses atau aktivitas yang teramati, dan merupakan pengalaman eksternal bagi kesadaran manusia.
Universitas Sumatera Utara
Tou 2008:28 merangkum variabel – variabel yang menentukan wujudiah teks, yang meliputi semiotika konotatif religi, ideologi, budaya , dan situasi dan
semiotika denotatif wujud ekspresi baik verbalnonverbal. Dengan banyaknya variabel – variabel yang mengikat kehadiran teks, amat sulit dua teks dapat hadir
dengan makna yang sepadan tanpa mengalami transformasi apapun, terlepas dari berapapun besaran derajad skalanya, variasi atau perubahan akan menjadi
keniscayaan yang tidak terhindarkan dalam praktik pengugkapan makna melalui sistem semiotika.
Fungsi Experensial terjadi pada tingkat klausa sebagai representasi pengalaman-pengalaman manusia, baik realitas luaran maupun relaitas dalaman
diri manusia itu sendiri, dan ini bermakna satu fungsi klausa adalah sebagai representasi pengalaman dari dua realitas, yaitu realitas dari luaran dan dari
dalaman seseorang. Eksperensial atau representasi fungsi bahasa khususnya fungsi klausa direalisasikan oleh sistem transitivitas bahasa klausa. Dunnia
realitas luaran yang dibawa ke dalam dalam dunia realitas dalaman dalam alam sadar seseorang, yang diproses dalam sistem transitivitas bahasa diinterpretasikan
sebagai ‘proses yang sedang terjadi’, yang berhubungan dengan gerak, kejadian- kejadian, kondisi, dan hubungan-hubungan materi.
Proses yang sedang terjadi terbagi dalam proses-proses yang bervariasi. Halliday 1985b,1994 mengindentifikasi proses-proses realitas yang terekam, dan
secara linguistik dan tata bahasa mengklasifikasikan proses-proses yang bervariasi ini ke dalam jenis-jenis proses, khasnya jenis proses dalam sitem transitivitas
bahasa Inggris. Di dalam bahasa ini proses dikategorikan ke dalam tiga proses
Universitas Sumatera Utara
utama: 1 material, 2 mental, 3 relasional; dan mengklasifikasikan lagi ke dalam tiga proses tambahan, yakni 1 tingkah laku, 2 verbal, 3 wujud
existensial.
2.9 Klausa