dari sumber teks Mangupa dan pantun T1 : T2 yang nantinya akan diindikasikan ke dalam beberapa bentuk variasi dari variasi 0 – 6 dengan cara mewujudkannnya
dalam bentuk klausa per klausa dari setiap teks Mangupa maupun pantun. Penelitian ini menerapkan teknik analisis isi dengan mengkaji lintas teks,
dengan objek teks Mangupa dan pantun dari suku Mandailing yang memiliki hubungan translasional. Dengan kata lain, analisis ini yang diterapkan adalah
analisis lintas semiotik, yang bertujuan untuk menemukan variasi makna dalam dua sumber data sebagai objek. Adapun makna yang difokuskan sebagai materi
kajian adalah makna pengalaman sebagai bagian dari tiga metafungsi teori Halliday dengan menggali aspek keluasannya.
4.1.3 Faktor Kontekstual Pendorong Terjadinya Variasi Eksperensial
Sejalan dengan kajian yang telah dilakukan pada bagian sebelumnya, bagian ini akan melanjutkan analisis untuk mengetahui efek adanya variasi KMP
terhadap keutuhan makna ,atau biasa disebut kesetiaan makna dalam terjemahan. Artinya, analisis ini akan diarahkan untuk mengetahui bagaimana perbedaan
realisasi antara T1 dan T2 mempengaruhi makna yang tersampaikan dari masing - masing teks tersebut. Berikut efek perubahan proses dalam klausa terhadap
keutuhan makna teks. 1.
Terjadinya variasi eksperensial rendah yang paling dominan dikarenakan adanya faktor pendorong terjadinya variasi rendah. Faktor
pendorong yang ada adalah faktor dalam biasa disebut sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik luar.
Universitas Sumatera Utara
2. Faktor intrinsik menunjukkan tidak adanya perubahan yang terjadi
pada konteks gramatikalnya baik pada subjek maupun predikatnya tetap mempunyai kedudukan yang sama T1:T2 dari teks Mangupa
dari bahasa Mandailing ke bahasa Inggris. 3.
Sedangkan dari segi faktor ekstrinsiknya adalah adanya konteks budaya yang sama – sama oleh adanya mode, tenor, field yang sama.
Adanya kesamaan ini memungkinkan terjadinya variasi eksperensial yang rendah.
4. Adanya perbedaan budaya yang beragam menyebabkan variasi itu
menjadi muncul sebagai akibat bergesernya makna yang diterjemahkan terkadang tidak sepadan sesuai dengan makna asli teks
sumbernya T1. Dimana terdapat banyaknya pergeseran yang bersumber pada perubahan – perubahan struktural ataupun perubahan-
perubahan lainnya, sehingga makna yang disampaikan terkadang tidak sesuai dengan pesan makna utama sumbernya.
5. Rendahnya tingkat variasi pada analisis teks Mangupa ini disebabkan
karena ditemukan banyaknya nilai – nilai makna yang hampir sepadan di dalam T1 : T2. Dengan demikian disimpulkan bahwa analisis data
pada teks pidato Mangupa ini mempunyai banyak kesamaan makna sehingga nilai variasi yang ditemukan di dalamnya hanya sedikit
perbedaan yang muncul antara T1 dan T2. Disamping Variasi Rendah dan Variasi Nol, adakalanya juga yang disebut sebagai Variasi Tinggi;
sebagaimana disebutkan bahwa semakin tinggi tingkat nilai variasi
Universitas Sumatera Utara
yang ada di dalam klausa tersebut, maka makna yang hadir pada T2 sangat berbeda dengan makna yang ada di dalam T1 sebagai bahasa
sumbernya.
4.2 Pembahasan 4.2.1 Variasi Eksperensial Teks Translasional Direalisasikan oleh dan