Standar Pelayanan Minimal SPM Agenda Prioritas Nasional dalam Nawa Cita.

Analisis Isu-Isu Strategis  IV - 11

4.2.3 Standar Pelayanan Minimal SPM

Standar Pelayanan Minimal SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Sesuai dengan Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal SPM, diamanatkan bahwa SPM yang telah ditetapkan Pemerintah menjadi salah satu acuan bagi Pemerintahan Daerah untuk menyusun perencanaan dan penganggaran penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Sampai dengan pertengahan Tahun 2013, telah diterbitkan 15 lima belas SPM oleh kementerianlembaga, yaitu SPM: 1. Bidang Kesehatan di KabupatenKota; 2. Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Daerah KabKota; 3. Bidang Pemerintahan Dalam Negeri Di KabupatenKota; 4. Bidang Sosial Daerah Provinsi dan Daerah KabKota; 5. \Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan Daerah KabKota; 6. Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan; 7. Bidang Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera di KabKota; 8. Bidang Pendidikan Dasar di KabupatenKota; 9. Bidang Pekerjaan Umum; 10. Bidang Ketenagakerjaan; 11. Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan KabKota; 12. Bidang Komunikasi dan Informasi; 13. Bidang Kesenian; 14. Bidang Penanaman Modal; 15. Bidang Perhubungan Daerah.

4.2.4 Agenda Prioritas Nasional dalam Nawa Cita.

Sebagaimana Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019, Dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pokok pembangunan nasional, penguatan kerangka kelembagaan pemerintah akan difokuskan untuk mendukung pencapaian agenda prioritas pemerintah yang tertuang dalam NAWA CITA. Pencapaian agenda prioritas nasional tersebut menjadi target bersama yang harus dicapai oleh seluruh daerah, sesuai kewenangan masing-masing baik di tingkat provinsi maupun kabupatenkota. Kebijakan nasional yang perlu disahuti oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tamiang adalah kebijakan pengembangan perwilayahan industri yaitu pengembangan kawasan industri Halal Food Makanan Halal, dimana kriteria yang harus dipenuhi adalah: IV - 12  Analisis Isu-Isu Strategis a. Memiliki potensi sumber daya alam; b. Sudah ada perusahaan perintis investor champion; c. Dukungan dan komitemen pemerintah daerah; d. Adanya indikasi peran sektorkementerian lain masuk dalam program nasional; e. Memiliki kesesuaian lahan status hukum, topografi, jenis tanah, dan kemiringan lahan; f. Mempunyai aksesibilitas terhadap pelabuhan dan transportasi darat utama; g. Memiliki sumber daya pendukung penyedia sumber energi listrik, gas, batubara, dan air; h. Dukungan sumber daya manusia jumlah dan kualitas.

4.2.5 Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan