Laju Inflasi Kemiskinan Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Gambaran Umum Kondisi Daerah  II - 19 Sedangkan pendapatan regional perkapita diperoleh dari hasil bagi antara Produk Domestik Regional Netto PDRN atas biaya faktor produksi PDRB yang telah dikurangi penyusutan dan pajak tak langsung dengan penduduk pertengahan tahun. Secara umum nilai pendapatan regional perkapita baik dengan harga konstan maupun harga berlaku mengalami peningkatan. Nilai pendapatan regional perkapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar Rp. 818.833,71-, atau sekitar 4,34 dari tahun sebelumnya, dan nilai pendapatan regional perkapita atas dasar harga berlaku tanpa sektor migas pada tahun yang sama juga mengalami peningkatan sebesar Rp. 1.032.515,83,- atau sekitar 6,38 . Demikian juga nilai pendapatan regional perkapita atas dasar harga konstan pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar Rp. 131.940,93,-, atau sekitar 0,77 dari tahun sebelumnya, dan nilai pendapatan regional perkapita atas dasar harga kontan tanpa sektor migas juga mengalami peningkatan sebesar Rp. 388.160,64,- atau sekitar 2,65 dari tahun sebelumnya. Selengkapnya pendapatan regional perkapita di Kabupaten Aceh Tamiang baik Atas Dasar Harga Berlaku maupun Atas Dasar Harga Konstan dengan dan tanpa migas tahun 2010 – 2014 disajikan pada tabel berikut. Tabel 2.8 Pendapatan Regional Perkapita Tahun 2010 – 2014 NO Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 1 Jumlah Penduduk jiwa 251.914 257,681 261.125 264.420 272.228 2 Pendapatan regional perkapita ADHB dengan migas Rp 16.302.412,21 16.718.202,55 17.408.264,63 18.868.854,50 19.687.688,21 3 Pendapatan regional perkapita ADHB tanpa migas Rp 13.902.890,03 14.309.370,36 14.930.683,76 16.176.883,43 17.209.399,26 4 Pendapatan regional perkapita ADHK dengan migas Rp 16.302.412,21 16.207.236,98 16.512.664,77 17.134.635,18 17.266.576,11 5 Pendapatan regional perkapita ADHK non migas Rp 13.902.890,03 13.818.552,36 14.136.250,53 14.650.944,99 15.039.105,63 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Tamiang, 2015.

III. Laju Inflasi

Tingkat perkembangan harga dapat dilihat dari perubahan indeks harga konsumen IHK. IHK diperoleh dari survei biaya hidup SBH yang dilaksanakan BPS di 82 ibu kota kabupatenkota di seluruh Indonesia. Untuk Provinsi Aceh, inflasi dihitung di Kota Banda Aceh, Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Barat. Dikarenakan Kabupaten Aceh Tamiang tidak dilaksanakan SBH sehingga tidak dapat menghitung inflasi yang terjadi, maka II - 20  Gambaran Umum Kondisi Daerah pendekatan penentuan inflasi tersebut mengikuti KabupatenKota terdekat yang telah menghitung inflasi berdasarkan SBH dengan syarat masih dalam satu provinsi. Oleh karena itu maka penentuan inflasi yang terjadi di Kabupaten Aceh Tamiang mengikuti besarnya inflasi yang terjadi di Kota Lhokseumawe. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil perhitungan inflasi yang terjadi di Kota Lhokseumawe dari Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh maka didapatkan perkembangan laju inflasi Kota Lhokseumawe periode 2010 – 2014. Laju inflasi yang terjadi pada tahun 2010 adalah sebesar 7,19 dan pada tahun 2011 menurun menjadi 3,55 . Laju inflasi tertinggi selama periode 2010 – 2014 adalah pada tahun 2014 yaitu sebesar 8,53 dan laju inflasi terendah Kota Lhokseumawe sepanjang periode tersebut berada pada tahun 2012 yaitu sebesar 0,39 . Perkembangan laju inflasi Kota Lhokseumawe periode 2010 – 2014 dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 2.10 Grafik Perkembangan Laju Inflasi Kota Lhokseumawe Tahun 2010 – 2014

IV. Kemiskinan

Penduduk miskin dihitung berdasarkan garis kemiskinan.Penduduk miskin menurut BPS adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan adalah nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kilo kalori per kapita per hari ditambah kebutuhan minimum non makanan yang mencakup perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Secara umum tingkat kemiskinan di Kabupaten Aceh Tamiang terus mengalami penurunan dari 17,98 pada tahun 2010, menjadi 14,58 pada tahun 2014, dengan jumlah penduduk miskin sebesar 39.909 jiwa. Tingkat kemiskinan di Kabupaten Aceh Gambaran Umum Kondisi Daerah  II - 21 Tamiang berada di atas nasional 10,59 , namun lebih baik jika dibandingkan dengan Provinsi Aceh yaitu sebesar 16,98 seperti yang terlihat pada tabel berikut. Tabel 2.9 Statistik Kemiskinan Tahun 2010 – 2014 NO Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 1 Batas Garis Kemiskinan Rp 298.509 322.629 328.598 331.218 336.767 2 Jumlah Penduduk Miskin jiwa 45.130 45.295 44.100 40.800 39.909 3 Tingkat Kemiskinan Kabupaten 17,98 17,49 16,70 15,13 14,58 4 Tingkat Kemiskinan Provinsi 19,95 19,48 18,58 17,72 16,98 5 Tingkat Kemiskinan Nasional 13,33 12,36 11,66 11,47 10,59 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Tamiang, 2015.

2.2.3 Fokus Kesejahteraan Masyarakat