II - 28
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Tabel diatas menggambarkan bahwa Persentase Balita Gizi Buruk selama periode tahun 2010
– 2014 sangat fluktuatif. Namun turun signifikan jika dilihat dari tahun 2012 sampai dengan 2015, dari 116 kasus menjadi 26 kasus, atau hanya 0,1 dari jumlah balita
seluruhnya. Ini adalah bentuk keberhasilan dari upaya peningkatan penanganan kasus gizi buruk, pemantauan status gizi serta adanya bantuan operasional kesehatan BOK untuk
puskesmas, kedepan diharapkan tidak ditemukan lagi kasus gizi buruk di Kabupaten Aceh Tamiang.
III. Ketenagakerjaan
III.A. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Jumlah penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja pada Agustus 2014 sebanyak 13.924 jiwa atau sebesar 62,16 dari jumlah seluruh penduduk usia kerja. Kondisi ini
meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar 58,93 . Menurut persentase jenis kelamin, angkatan kerja laki-laki yakni 84,64 atau dua kali lipat lebih tinggi jika dibandingkan
dengan persentase angkatan kerja perempuan yang hanya mencapai 39,72 dari penduduk perempuan usia kerja. Angka ini merupakan sebuah kewajaran mengingat
memang kebanyakan kaum perempuan lebih banyak yang mengurus rumah tangga sehingga tidak masuk ke dalam kelompok angkatan kerja. Jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, terdapat peningkatan persentase angkatan kerja perempuan yaitu dari 35,83 pada tahun 2013 menjadi 39,72 pada tahun 2014, begitu juga dengan persentase
angkatan kerja laki-laki mengalami peningkatan dari 81,84 pada tahun 2013 menjadi 84,64 pada tahun 2014.
Tabel 2.19 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tahun 2010
– 2014
NO Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
1 Jumlah Penduduk Angkatan
kerja di Agustus 167.614
111.275 114.777
105.841 113.924
2 Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja 63,62
64,75 65,28
63,34 62,16
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Tamiang, 2015.
III.B. Tingkat Pengangguran Terbuka
Jumlah pengangguran Kabupaten Aceh Tamiang pada tahun 2012 sebesar 10.545jiwa 9,195 terhadap jumlah angkatan kerja. Kondisi ini memburukmeningkat
persentasenya jika dibandingkan tahun sebelumnyayang berjumlah sekitar 7.470 jiwa atau sekitar 6,71terhadap jumlah angkatan kerja. Tingkat pengangguran terbuka tahun 2011
sampai dengan 2012 disajikan pada tabel berikut.
Gambaran Umum Kondisi Daerah
II - 29
Tabel 2.20 Tingkat Pengangguran Terbuka Tahun 2011
– 2012
NO Uraian
Tahun 2011
2012 2013
2014
1 Jumlah Penganggur Terbuka Usia
Angkatan Kerja jiwa 7.470
10.546 11.106
11.108 2
Jumlah Penduduk Angkatan Kerja jiwa 111.275
114.777 105.841
113.924 3
Tingkat Pengangguran Terbuka 6,71
9,19 10,49
9,75
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Tamiang, 2015.
III.C. Status Pekerjaan
Penduduk yang bekerja pada tahun 2014 hanya sekitar 41,17 yang berstatus sebagai pengusaha, sedangkan sisanya merupakan buruh, pekerja bebas dan pekerja tidak
dibayar. Dari 41,17 yang berstatus sebagai pengusaha, sebesar 23,83 berusaha sendiri, 11,45 yang berusaha dibantu oleh buruh tidak tetaptidak dibayar dan 5,89 yang
berusaha dibantu buruh tetapburuh dibayar. Persentase terbanyak dari status pekerjaan penduduk yang berkerja adalah sebagai
buruhkaryawanpegawai yang mencapai 33,67 . Namun persentase jumlah penduduk yang bekerja sebagai pekerja tidak dibayarpekerja keluarga pada tahun 2014 masih tinggi,
hampir mencapai 12,81 . Hal ini dikarenakan sebagian besar usaha yang dimiliki oleh penduduk merupakan usaha keluarga. Komposisi penduduk yang bekerja menurut status
tahun 2014 disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2.21 Komposisi Penduduk 15+ yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Tahun 2014
NO Status Pekerjaan
Persentase
1 Berusaha sendiri
23,83 2
Berusaha dibantu buruh tidak tetaptak dibayar 11,45
3 Berusaha dibantu buruh tetapdibayar
5,89 4
Buruhkaryawanpegawai 33,67
5 Pekerja bebas di pertanian
8,94 6
Pekerja bebas di non pertanian 3,41
7 Pekerja tidak dibayarpekerja keluarga
12,81
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Tamiang, 2015.
III.D. Sektor Lapangan Usaha
Sebagian besar penduduk Kabupaten Aceh Tamiang masih menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian termasuk perkebunan, peternakan dan perikanan. Pada
tahun 2014 penduduk Kabupaten Aceh Tamiang yang berusaha di sektor pertanian mencapai 56,95 . Angka ini menurun dibandingkan dengan persentase penduduk yang
bekerja di sektor pertanian pada tahun 2013 yang mencapai 61,78 .
II - 30
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Sektor usaha terbesar kedua yang dilakukan oleh penduduk Kabupaten Aceh Tamiang adalah sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi yang mencapai
16,99 . Lalu diikuti oleh sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan sebesar 11,91 dan sector industri pengolahan yaitu sebesar 5,26 , serta terbesar kelima adalah sector
konstruksi sebesar 4,46 . Sektor lainnya hanya memiliki persentase dibawah 2 . Jumlah penduduk bekerja rentang tahun 2012
– 2014, menurut lapangan usaha dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.22 Komposisi Penduduk 15+ yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama
Tahun 2014
NO Lapangan Usaha
Persentase
1 Pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan
56,95 2
Perdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasi 16,99
3 Jasa kemasyarakatan, social, dan perorangan
11,91 4
Industri pengolahan 5,26
5 Konstruksi
4,46 6
Lembaga keuangan, Real Estate, usaha persewaan, dan jasa persewaan 1,78
7 Pertambangan dan penggalian
1,41 8
Transportasi, pergudangan, dan komunikasi 1,12
9 Listrik, gas, dan air minum
0,12
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Tamiang, 2015.
III.E. Pencari Kerja yang ditempatkan
Jumlah pencari kerja yang ditempatan di Kabupaten Aceh Tamiang sangat rendah hanya 4,24 dari jumlah pencarai kerja yang mendaftar.
Tabel 2.23 Jumlah Pencari Kerja yang Ditempatkan Tahun 2011
NO Uraian
2011
1 Jumlah Pencari Kerja yang Ditempatkan
46 2
Jumlah Pencari Kerja yang Mendaftar 1.085
3 Pencari Kerja yang Ditempatkan
4,24
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Tamiang, 2013.
III.F. Keselamatan dan Perlindungan terhadap Pekerja
Salah satu indikator adanya usaha perusahaan untuk menjamin keselamatan dan perlindungan terhadap pekerja adalah penerapan K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
untuk pekerja pada perusahaan tersebut. Jumlah perusahaan yang menerapkan K3 di Kabupaten Aceh Tamiang menurut data tahun 2011 hanya 5,9.
Gambaran Umum Kondisi Daerah
II - 31
Tabel 2.24 Perusahaan yang Menerapkan K3 Tahun 2011
– 2014
NO Uraian
Tahun 2011
2012 2013
2014
1 Jumlah Perusahaan yang
Menerapkan K3 tahun n unit 14
13 15
16 2
Jumlah Perusahaan di wilayah Kabupaten tahun 2012 unit
236 238
234 240
3 Persentase
5,9 5,5
6,4 6,6
Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Aceh Tamiang, 2015.
III.G. Penyelesaian Perselisihan Buruh dan Pengusaha Terhadap Kebijakan Pemerintah Daerah
Penyelesaian perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah pada tahun 2011 adalah sebesar 87,5 , dari 8 kasus yang terjadi, yang dapat
diselesaikan adalah 7 kasus. Pada rentang tahun 2012 – 2014 kasus perselisihan ini dapat
diselesaikan 100 , sebagaimana tabel berikut.
Tabel 2.25 Perselisihan Buruh dan Pengusaha Terhadap Kebijakan Pemerintah Daerah
Tahun 2011 – 2014
NO Uraian
Tahun 2011
2012 2013
2014
1 Jumlah Penyelesaian Perselisihan Buruh dan
Pengusaha dengan kebijakan Pemda 7
10 11
8 2
Jumlah Kejadian Perselisihan Buruh dan Pengusaha dengan Kebijakan Pemda
8 10
11 8
3 Persentase
87,5 100
100 100
Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Aceh Tamiang, 2015.
III.H. Angka Sengketa Antara Pengusaha Pekerja
Angka sengketa antara pengusaha dan pekerja di Kabupaten Aceh Tamiang sangat kecil dan cenderung menurun, dari 4,7 pada tahun 2013 berkurang menjadi 3,3 pada
tahun 2014. Hal ini masih terjadi disebabkan karena kurang mengerti dan memahaminya pekerja dan pengusaha akan peraturan perundang-perundangan tentang hubungan
pengusaha dan pekerja. Angka sengketa rentang tahun 2011 – 2014 disajikan pada tabel
berikut. Tabel 2.26
Sengketa Antara Pengusaha dan Pekerja Tahun 2011 – 2014
NO Uraian
Tahun 2011
2012 2013
2014
1 Jumlah sengketa pengusaha pekerja kasus
10 10
11 8
2 Jumlah perusahaan unit
236 238
234 240
3 Angka sengketa pengusaha pekerja per tahun
4,2 4,2
4,7 3,3
Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Aceh Tamiang, 2015.
II - 32
Gambaran Umum Kondisi Daerah
2.2.4 Fokus Seni Budaya dan Olah Raga
Untuk mendukung kegiatan seni dan budaya, telah tersedia 1 unit gedung kesenian, berada di Komplek Stadion Karang Baru. Gedung ini diperoleh dari dana Otonomi Khusus
Tahun 2010. Namun belum berfungsi maksimal berhubung fasilitas pendukung yang belum lengkap seperti instalasi air bersih dan listrik. Sedangkan kecamatan yang telah dilengkapi
dengan gedung kesenian adalah Kecamatan Seruway. Kegiatan seni dan budaya didukung oleh 35 grup kesenian, dan kegiatan olah raga didukung oleh 187 klub. Dengan rincian per-
kecamatan adalah sebagai berikut.
Tabel 2.27 Perkembangan Seni dan Olah Raga Tahun 2014 Menurut Kecamatan
NO Kecamatan
Jumlah Grup Kesenian
Jumlah Gedung Kesenian
Jumlah Klub Olah Raga
1 Tamiang Hulu
3 -
27 2
Bandar Pusaka 2
- 28
3 Kejuruan Muda
1 -
19 4
Tenggulun 2
- 17
5 Rantau
2 -
22 6
Kota Kuala Simpang 3
- 11
7 Seruway
7 1
3 8
Bendahara 4
- 3
9 Banda Mulia
2 -
4 10
Karang Baru 5
1 13
11 Tenggulun
2 -
17 12
Manyak Payed 2
- 23
Jumlah 35
2 187
Sumber : Dnas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, 2015.
2.3. Aspek Pelayanan Umum
Aspek pelayanan umum mencakup pelayanan urusan wajib dan pelayanan urusan pilihan yang menjadi jangkauan pelayanan dari SKPK di Kabupaten Aceh Tamiang.
2.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib
I. Pendidikan
Sektor pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam menentukan tingkat kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang diharapkan yaitu yang
mampu melakukan inovasi, kreasi serta memiliki karakter dan budi pekerti.
I.A.
Pendidikan Dasar
APS merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Angka tersebut memperhitungkan adanya perubahan penduduk terutama usia