IV - 8
Analisis Isu-Isu Strategis
4.2.1 Millenium Development Goals MDGs
Millenium Development Goals MDGs adalah komitmen yang disepakati secara internasional yang mulai dijalankan pada September 2000. Komitmen internasional tersebut
memuat delapan tujuan yang diupayakan dapat dicapai setiap negara anggota PBB pada tahun 2015.
Beberapa hal yang menjadi isu strategis pembangunan daerah di Kabupaten Aceh Tamiang terkait pencapaian tujuan Millenium Development Goals MDGs adalah seperti
pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Isu Strategis Pembangunan Daerah Terkait Pen
capaian MDG’s
NO TUJUAN MDG’s
ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN DAERAH
KONDISI AWAL RPJM 2012
TARGET RPJM ACEH DI
2015
1 Menanggulangi
kemiskinan dan kelaparan
1. Tingginya Tingkat
Kemiskinan 16.70
13,5 2
Mencapai pendidikan dasar
untuk semua kalangan
2. Masih terdapat
penduduk yang buta aksara Angka Melek
Huruf 98,33
97,70
3. Belum tuntasnya
wajib belajar 9 tahun Angka Rata-
rata lama sekolah 8.9 tahun
10,5 tahun
4 Menurunkan angka
kematian anak 4.
Tingginya Angka Kematian Bayi AKB
161.000 KH 151.000 KH
5 Meningkatkan
kesehatan Ibu 5.
Tingginya Angka Kematian Ibu AKI
208100.000 KH
102100.000 KH
6 Memerangi
HIVAIDS, malaria dan penyakit
menular lainnya 6.
Adanya kecendrungan peningkatan
prevalensi HIVAIDS per-tahunnya pada
periode 2008 – 2012
6,01100.000 penduduk
-
7. Usia Harapan Hidup
masih dibawah rata- rata Nasional
68,70 tahun 69,40 tahun
Sumber : Badan Pusat Statistik Aceh Tahun 2013 dan RPJM Aceh Tahun 2012 – 2017.
4.2.2 Sustainable Development Goals SDGs
Tujuan pembangunan dalam Millennium Development Goals MDGs sebagai nomenklatur tidak akan berhenti pada tahun 2015. Agenda ke depan untuk melanjutkan
MDGs, dikembangkan suatu konsepsi dalam konteks kerangkaagenda pembangunan pasca 2015, yang disebut Sustainable Development Goals SDGs. Konsep SDGs ini diperlukan
sebagai kerangka pembangunan baru yang mengakomodasi semua perubahan yang terjadi pasca 2015-MDGs. Terutama berkaitan dengan perubahan situasi dunia sejak tahun 2000
mengenai isu deplation sumber daya alam, kerusakan lingkungan, perubahan iklim semakin krusial, perlindungan sosial, food and energy security, dan pembangunan yang lebih
berpihak pada kaum miskin.
Analisis Isu-Isu Strategis
IV - 9
Proses penyusunan Rencana Agenda Pembangunan Global Paska 2015 sudah dimulai sejak tahun 2012. Indonesia terlibat melalui berbagai forum yang menjadi bagian
penting dalam proses penyusunan Agenda Paska 2015, yaitu menjadi salah satu Co-Chair dalam Penyusunan Konsep Kerjasama Global Global Partnership sebagai kerangka
pelaksanaan Agenda Paska 2015. Indonesia juga menjadi salah satu dari tiga puluh negara yang menjadi anggota Open Working Group OWG on Sustainable Development Goals
SDGs. Indonesia juga terlibat Forum Tenaga Ahli Expert Forum penyusunan Konsep Pembiayaan Pembangunan Berkelanjutan, yang menyusun langkah-langkah pembiayaan
untuk pelaksanaan Agenda Pembangunan Paska 2015. Di dalam OWG untuk Penyusunan Agenda Paska 2015, sebagai kelanjutan dari KTT
Bumi di Rio +20 tahun 2012, disepakati prinsip penjabaran konkrit pelaksanaan SDGs untuk masukan Agenda Paska 2015, yaitu: 1 SDGs tidak melemahkan komitmen internasional
terhadap pencapaian MDGs sampai tahun 2015, namun bahkan akan memperbarui komitmen dan melanjutkan komitmen MDGs yang masih belum selesai, dengan
penyesuaian selaras dengan dinamika yang terjadi; 2 SDGs akan dilaksanakan berdasarkan Agenda 21, Johannesburg Plan of Implementation dan Rio Principles, serta
mempertimbangkan perbedaan kondisi, kapasitas dan prioritas nasional; 3 SDGs akan difokuskan pada pencapaian tiga dimensi pembangunan berkelanjutan, yaitu dimensi
pembangunan manusia human development, dimensi ekonomi economic development dan dimensi lingkungan environtment development secara berimbang dan terpadu; dan
4 SDGs akan menjadi bagian koheren dan terintegrasi dalam Agenda Pembangunan Paska- 2015.
Dalam kaitan dengan penyusunan Revisi RPJMD Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-2017, maka perkembangan substansi dalam berbagai forum global tersebut akan
diselaraskan dengan kepentingan pembangunan Kabupaten Aceh Tamiang dan akan menjadi dasar usulan Agenda Pembangunan Paska 2015. Beberapa fokus dalam SDGs yang
akan memberi warna penting dalam Agenda Pembangunan Paska 2015 adalah bahwa: i pembangunan manusia seperti kemiskinan, kelaparan kekurangan gizi, pembangunan
kesehatan, pendidikan dan kesetaraan gender yang sangat mewarnai MDGs akan tetap dilanjutkan. Selain itu, masalah gender dan anak-anak; ii pemenuhan akses masyarakat
terhadap air dan sanitasi tetap menjadi isu penting, dan akses terhadap energi merupakan fokus baru yang ditambahkan; iii untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan merupakan
isu baru yang akan difokuskan pada pertumbuhan ekonomi yang terjaga dan inklusif, serta industrialisasi yang berkelanjutan dan pembangunan hunian dan kota berkelanjutan yang
secara keseluruhannya disertai dengan penerapan pola produksi dan konsumsi
IV - 10
Analisis Isu-Isu Strategis
berkelanjutan; iv pembangunan lingkungan yang tercermin pada fokus mitigasi kepada perubahan iklim, konservasi sumberdaya alam dan perlindungan ekosistem serta
keanekaragaman hayati; dan terakhir adalah adanya rumusan cara pencapaian means of implementation.
Hasil evaluasi pencapaian MDGs tahun 2013-2015 Kabupaten Aceh Tamiang diketahui bahwa ada beberapa target yang dapat dicapai, ada target-target yang belum
dicapai namun telah berada dalam jalur yang semestinya on track, namun masih banyak pula target yang tidak mungkin dicapai hingga akhir tahun 2015 sehingga memerlukan kerja
keras kita bersama untuk dapat mengatasi permasalahan yang ada. Beberapa target yang dapat dicapai diantaranya prevalensi balita dengan berat
badan rendahkekurangan gizi target MDGs sebesar 15,50 , sedangkan kondisi di Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2014 sebesar 5,33 , prevalensi balita gizi buruk target
MDGs sebesar 3,60 sedangkan Kondisi Aceh Tamiang tahun 2014 sebesar 0,1 , prevalensi balita gizi kurang target MDGs sebesar 11,90 , sedangkan kondisi di Kabupaten
Aceh Tamiang tahun 2014 sebesar 2,1 . Demikian pula halnya dalam mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di Kabupaten Aceh Tamiang telah
menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal itu dapat dilihat dari proporsi perempuan yang duduk di legislatif sudah meningkat dari 13 menjadi 33,3 .
Beberapa target yang telah berada dalam jalur yang semestinya on track seperti Angka Partisipasi Murni APM pada tingkat dasar, Rasio Perempuan terhadap laki-laki
ditingkat pendidikan dasar, menengah dan tinggi, Angka Kematian Ibu, Proporsi penduduk terinveksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat-obatan antiretrovial.
Sementara itu untuk persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan target MDGs adalah 7,55 , kondisi di Kabupaten Aceh Tamiang sampai dengan tahun 2014
masih 14,58 . Prevelensi HIV dan AIDS dari total populasi target MDGs menurun sedangkan kondisi di Aceh Tamiang meningkat, Proporsi rumah tangga dengan akses
berkelanjutan terhadap air minum layak, perkotaan dan perdesaan target MDGs sebesar 68.87 , kondisi Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2014, sebesar 34 , Proporsi rumah
tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi layak, perkotaan dan perdesaan target MDGs sebesar 62.41 , kondisi Kabupaten Aceh Tamiang masih 41 .
Menyadari berbagai persoalan besar yang dihadapi Pemerintah Aceh Tamiang, maka diperlukan adanya intervensi-intervensi yang sifatnya strategis dan presisi yang menyasar
pada akar permasalahan dengan mengoptimalkan berbagai sumber daya yang kita miliki secara bersama-sama, saling bersinergi dan berkoordinasi yang pada akhirnya akan
memperbaiki kinerja pembangunan Aceh Tamiang secara menyeluruh.
Analisis Isu-Isu Strategis
IV - 11
4.2.3 Standar Pelayanan Minimal SPM