Tingkat Ketergantungan Fokus Sumber Daya Manusia I.

II - 102  Gambaran Umum Kondisi Daerah 5. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 28 Tahun 2011 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.

2.4.3. Fokus Sumber Daya Manusia I.

Kualitas Tenaga Kerja Rasio Lulusan S1S2S3 Salah satu faktor penting yang tidak dapat diabaikan dalam kerangka pembangunan daerah adalah menyangkut kualitas sumber daya manusia SDM.Kualitas Sumber Daya Manusia berkaitan erat dengan kualitas tenaga kerja yang tersedia untuk mengisi kesempatan kerja di dalam negeri dan di luar negeri. Kualitas tenaga kerja sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk maka semakin baik kualitas tenaga kerjanya. Kualitas tenaga kerja dapat dilihat dari tingkat pendidikan penduduk yang telah menyelesaikan pendidikan tingkat S1, S2 dan S3. Menurut Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, tahun 2014, jumlah lulusan D- IVS1 adalah 6,262 orang, jumlah lulusan S2S3 adalah 157 orang dengan demikian jumlah lulusan S1S2S3 adalah 6.419 orang dari 299.315 orang penduduk, ini berarti rasio lulusan per 10.000 penduduk adalah 214 orang.

II. Tingkat Ketergantungan

Rasio ketergantungan digunakan untuk mengukur besarnya beban yang harus ditanggung oleh setiap penduduk berusia produktif terhadap penduduk yang tidak produktif. Penduduk muda berusia dibawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif, karena secara ekonomis masih tergantung kepada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Selain itu , penduduk berusia diatas 65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah melewati masa pensiun. Penduduk usia 15-64 tahun, adalah penduduk usia kerja yang dianggap sudah produktif. Atas dasar konsep tersebut dapat digambarkan berapa besar jumlah penduduk yang tergantung pada penduduk usia kerja. Meskipun tidak terlalu akurat, rasio ketergantungan semacam ini memberikan gambaran ekonomis penduduk dari sisi demografi. Rasio ketergantungan dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yangpenting. Semakin tinggi persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin Gambaran Umum Kondisi Daerah  II - 103 rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Rasio ketergantungan di Kabupaten Aceh Tamiang pada rentang tahun 2012 – 2014 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.138 Rasio Ketergantungan NO Kelompok Rasio Ketergantungan 2012 2013 2014 1 Penduduk usia 0 – 14 tahun 33,23 33,05 32,91 2 Penduduk 15 – 64 tahun 63,33 63,48 63,59 3 Penduduk Usia ≥ 64 tahun 3,44 3,47 3,50 4 Jumlah 100 100 100 5 Rasio Ketergantungan 57,90 57,53 57,27 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Tamiang, 2015. Rasio ketergantungan Depedency Ratio pada tahun 2014 secara keseluruhan mencapai 57,27 , berarti bahwa setiap 100 orang produktif usia 15 – 64 tahun menanggung 57 orang belumtidak produktif usia 15 tahun + Usia 64 tahun. Rasio ketergantungan anak Young Depedency Ratio mencapai 32,91 , dan rasio ketergantungan lansia Old Depedency Ratio cenderung meningkat tiap tahunnya, mencapai 3,50 . Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah  III - 1

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Dalam upaya reformasi pengelolaan keuangan daerah. Pemerintah telah menerbitkan paket peraturan perundang – undangan bidang pengelolaan keuangan daerah sebagai landasan utama kebijakan pengelolaan keuangan daerah yaitu : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Perencanaan Nasional; 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Daerah antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. sebagaimana telah diubah beberapa kali. terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Hal ini juga ditandai dengan dikeluarkannya paket peraturan perundangan di bidang keuangan daerah. beserta peraturan-peraturan penjabarannya yang mengalami revisi dan penyempurnaan. Beberapa peraturan terkait implementasi keuangan Kabupaten Aceh Tamiang yang telah dikeluarkan adalah Qanun Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah serta Qanun Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Struktur Organisasi Lembaga Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tamiang. Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam pengelolaan keuangan daerah. menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah SIMDA Online sejak tahun 2010 sampai sekarang. Dan terhitung mulai tahun 2012 telah memperluas jaringan sampai di 12 dua belas Kecamatan. Hal ini sesuai dengan prinsip efisiensi dan akuntabilitas anggaran. sejak perencanaan hingga pelaksanaan anggaran dan kegiatan.