Unsur-Unsur dalam Kepribadian Pembentukan Kepribadian

118 Sosiologi SMA dan MA Kelas X kepribadiannya pada waktu dewasa. Akan tetapi juga harus diingat bahwa warisan genetik hanya menentukan potensi kepribadian setiap orang. Tumbuh dan berkembangnya potensi itu tidak seperti garis lurus, namun ada kemungkinan terjadi penyimpangan. Kepribadian seseorang tidak selalu berkembang sesuai dengan potensi yang diwarisinya. Warisan genetik itu memang memengaruhi kepribadian, tetapi tidak mutlak menentukan sifat kepribadian seseorang. Pengalaman hidup, khususnya pengalaman-pengalaman yang diperoleh pada usia dini, sangat menentukan kepri- badian individu.

b. Teori Cermin Diri

Teori Cermin Diri The Looking Glass Self ini dikemukakan oleh Charles H. Cooley. Teori ini merupakan gambaran bahwa seseorang hanya bisa berkembang dengan bantuan orang lain. Setiap orang menggambarkan diri mereka sendiri dengan cara bagaimana orang-orang lain memandang mereka. Misalnya ada orang tua dan keluarga yang mengatakan bahwa anak gadisnya cantik. Jika hal itu sering diulang secara konsisten oleh orang-orang yang berbeda- beda, akhirnya gadis tersebut akan merasa dan bertindak seperti seorang yang cantik. Teori ini didasarkan pada analogi dengan cara bercermin dan mengumpamakan gambar yang tampak pada cermin tersebut sebagai gambaran diri kita yang terlihat orang lain. Gambaran diri seseorang tidak selalu berkaitan dengan fakta- fakta objektif. Misalnya, seorang gadis yang sebenarnya cantik, tetapi tidak pernah merasa yakin bahwa dia cantik, karena mulai dari awal hidupnya selalu diperlakukan orang tuanya sebagai anak yang tidak menarik. Jadi, melalui tanggapan orang lain, seseorang menentukan apakah dia cantik atau jelek, hebat atau bodoh, dermawan atau pelit, dan yang lainnya. Ada tiga langkah dalam proses pembentukan cermin diri. 1 Imajinasi tentang pandangan orang lain terhadap diri seseorang, seperti bagaimana pakaian atau tingkah lakunya di mata orang lain. 2 Imajinasi terhadap penilaian orang lain tentang apa yang terdapat pada diri masing-masing orang. Misalnya, pakaian yang dipakai. 3 Perasaan seseorang tentang penilaian-penilaian itu, seperti bangga, kecewa, gembira, atau rendah diri. Tugas Individu Pahamilah dengan saksama Teori Tabula Rasa di atas Setujukah kamu dengan teori itu? Kemukakan alasanmu secara singkat Gambar 5.6 Charles H. Cooley, pencetus Teori Cermin Diri. Sumber: www.google.com Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian 119 Meskipun demikian, teori ini memiliki dua kelemahan yang menjadi sorotan banyak pihak. Apa sajakah itu? Pertama, pandangan Cooley dinilai lebih cocok untuk mema- hami kelompok tertentu saja di dalam masyarakat yang memang berbeda dengan kelompok-kelompok lainnya. Misalnya anak-anak belasan tahun, memang peka menerima pendapat orang lain tentang dirinya. Sedangkan orang dewasa tidak mengacuhkan atau menghiraukan pandangan orang lain, apabila memang tidak cocok dengan dirinya. Kedua, teori ini dianggap terlalu sederhana. Cooley tidak menjelaskan tentang suatu kepribadian dewasa yang bisa menilai tingkah laku orang lain dan juga dirinya.

c. Teori Diri Antisosial Teori ini dikemukakan oleh Sigmund Freud. Dia ber-

pendapat bahwa diri manusia mempunyai tiga bagian, yaitu id, superego, dan ego. 1 Id adalah pusat nafsu serta dorongan yang bersifat naluriah, tidak sosial, rakus, dan antisosial. 2 Ego adalah bagian yang bersifat sadar dan rasional yang mengatur pengendalian superego terhadap id. Ego secara kasar dapat disebut sebagai akal pikiran. 3 Superego adalah kompleks dari cita-cita dan nilai-nilai sosial yang dihayati seseorang serta membentuk hati nurani atau disebut sebagai kesadaran sosial. Gagasan pokok teori ini adalah bahwa masyarakat atau lingkungan sosial selamanya akan mengalami konflik dengan kedirian dan selamanya menghalangi seseorang untuk mencapai kesenangannya. Masyarakat selalu menghambat pengungkapan agresi, nafsu seksual, dan dorongan-dorongan lainnya atau dengan kata lain, id selalu berperang dengan superego. Id biasanya ditekan tetapi sewaktu-waktu ia akan lepas menantang superego, sehingga menyebabkan beban rasa bersalah yang sulit dipikul oleh diri. Kecemasan yang mencekam diri seseorang itu dapat diukur dengan bertitik tolak pada jauhnya superego berkuasa terhadap id dan ego. Dengan cara demikian, Freud menekankan aspek-aspek tekanan jiwa dan frustasi sebagai akibat hidup berkelompok.

d. Teori Ralph dan Conton

Teori ini mengatakan bahwa setiap kebudayaan menekankan serangkaian pengaruh umum terhadap individu yang tumbuh di bawah kebudayaan itu. Pengaruh-pengaruh ini berbeda antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain, tetapi semuanya merupakan bagian dari pengalaman bagi setiap orang yang termasuk dalam masyarakat tertentu Horton, 1993:97. Setiap masyarakat akan memberikan pengalaman tertentu yang tidak diberikan oleh masyarakat lain kepada anggotanya. Dari pengalaman Tahukah Kamu? Sigmund Freud, ahli saraf neurolog asal Austria ketu- runan Yahudi, pencetus teori psikoanalisis. Freud lahir di Freiberg, Moravia, suatu wilayah yang kini menjadi bagian dari Cekoslowakia. Pada tahun 1856 Freud menamatkan sekolah lanjutan atasnya dengan pre- dikat summa cum laude. Ia sangat terpengaruh pemikiran Charles Darwin tentang seleksi alam. Freud melanjutkan pen- didikan ke fakultas kedokteran, terutama untuk memperoleh pengetahuan tentang hakikat manusia, bukan pengetahuan untuk menyembuhkan penyakit. Pada tahun 1881, Freud lulus dari sekolah kedokteran Univer- sitas Wina. Ia kemudian me- mutuskan untuk mengkhusus- kan diri dalam bidang neurologi, yaitu penelitian dan pengo- batan gangguan sistem saraf. Freud terus mengembangkan psikoanalisis sampai ia me- nerbitkan versi revisi pada teorinya sendiri pada tahun 1923. Ketika tahun 1938, Nazi menduduki Austria, Freud melarikan diri ke Inggris, dan meninggal di sana pada tahun 1939 karena penyakit kanker mulut yang dideritanya.