Sesuatu yang bersifat objektif, berda-

46 Sosiologi SMA dan MA Kelas X Analisis Kasus Cermatilah dengan saksama wacana di bawah ini, kemudian jawablah pertanyaan- pertanyaan yang berkaitan dengan wacana dan pokok bahasan pada bab ini Divonis Delapan Tahun, AKP Suparman Emosional JAKARTA – Emosi AKP Suparman langsung meledak ketika Pengadilan Tipikor memvonisnya delapan tahun penjara dengan denda Rp 200 juta subsider enam bulan penjara. Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi KPK tersebut dinyatakan terbukti bersalah memeras saksi kasus dugaan korupsi PT Industri Sandang Nusantara, Tintin Surtini. Begitu majelis hakim yang dipimpin Masrurdin Chaniago mengetukkan palu vonis, Suparman langsung berdiri dan berteriak. “Banding Pengadilan Kejam,” ujarnya lantang. Dia melanjutkan mengekspresikan emosinya itu ketika meninggalkan ruang sidang. “Bohong itu Itu bukan fakta persidangan Buat apa ada persidangan. Udah aja, langsung ketok palu, salah” kata perwira pertama polisi tersebut dengan nada tinggi. Menurut dia, putusan hakim hanya menjiplak berita acara pemeriksaan BAP. “Itu semua adalah bacaan BAP, tidak ada fakta persidangan. Buat apa ada persidangan, langsung saja vonis, buat apa keluarkan biaya persidangan,” ungkapnya. Menurut dia, di antara 10 saksi, tidak seorangpun yang menyatakan bahwa dirinya telah memaksa Tintin untuk menuruti kemauannya. “Percuma saja ada pengacara di sini. Pengadilan kelam” ujarnya. Kekecewaan atas vonis hakim ini juga ditunjukkan istri serta anak laki-laki Suparman. Sesaat setelah hakim membacakan vonis, mereka langsung keluar ruang persidangan sambil menangis. Reaksi berbeda ditunjukkan oleh Mudjiono, paman Tintin. Dia merasa lega dan mengaku puas atas putusan hakim yang dijatuhkan kepada Suparman. “Saya menyerahkan semua kepada pihak berwenang,” ujarnya. Vonis hakim tersebut lebih ringan daripada tuntutan jaksa penuntut umum JPU. JPU menuntut Suparman dengan hukuman 12 tahun penjara dan denda Rp200 juta subsider enam bulan penjara. Hal yang memberatkan terdakwa adalah keberadaannya sebagai penyidik KPK justru bertindak melanggar hukum dan mencoreng institusi KPK. Selain itu, terdakwa dianggap tidak berterus terang dan tidak menunjukkan penyesalan. Hal yang meringankan, terdakwa berlaku sopan selama persidangan dan belum pernah dihukum. Terdakwa memenuhi unsur menyalahgunakan jabatan dengan memaksa saksi Tintin Surtini untuk memenuhi permintaannya. “Saksi memberikan sejumlah uang dan barang karena terpaksa. Karena diancam akan dijadikan tersangka oleh terdakwa,” ungkap Hakim Ad Hoc I Made Hendra Kusuma. Menurut majelis hakim, pemerasan yang dilakukan Suparman diperkuat oleh bukti uang pengembalian Rp100 juta yang diserahkan kepada Yunus, suami Tintin. “Terdakwa mau mengembalikan uang tersebut kepada suami saksi setelah diminta. Asumsinya, terdakwa telah menerima uang dari saksi lebih dari Rp100 juta,” jelas Hakim Ad Hoc Achmad Linoch. Sumber: www.jawapos.com dengan perubahan. Pertanyaan:

1. Bagaimana pendapatmu terhadap permasalahan dalam wacana di atas terkait dengan norma

hukum yang berlaku di Indonesia? 2. Setujukah kamu dengan vonis yang dilakukan hakim kepada Suparman? Berikan alasanmu 3. Dengan masalah yang disebutkan dalam wacana di atas, apakah sudah terbukti adanya usaha untuk menegakkan supremasi hukum? Berikan alasanmu

4. Berikan kesimpulan atas kaitkan wacana di atas dengan materi yang telah kamu pelajari

pada bab ini