64
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016
Tabel 3.25 Jumlah Rumah Tangga dan Sumber Air Minum Per Kecamatan di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016
No. Kecamatan
Ledeng Sumur Sungai Hujan
Kemasan Lainnya
Pamsimas
1 Temon
798 3.485
125 2
Wates 4.593
8.968 45
3 Panjatan
2.253 8.159
897 4
Galur 517
7.889 5
Lendah 1.388
9.408 100
6 Sentolo
2.284 8.194
447 7
Pengasih 4.762
7.864 768
8 Kokap
2.429 2.774
472 9
Girimulyo 212
78 1.517
10 Nanggulan
1.399 5.633
369 11
Samigaluh 834
1.649 12
Kalibawang 824
2.288 876
Total 21.459
65.574 7.265
Sumber: PDAM Kabupaten Kulon Progo dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, 2016
Tabel di atas menunjukkan bahwa sumber air minum terbesar berasal dari sumur. Berdasarkan hasil uji pada sampel pengukuran kualitas air sumur, ada tujuh
parameter yang melebihi baku mutu. Oleh karena itu perlu adanya pengelolaan yang lebih baik untuk mengatasi permasalahan pencemaran air. Pelaksanaan
pengelolaan limbah tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, namun peran serta masyarakat sangat diperlukan. Dalam Peraturan Daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Pasal 17 disebutkan bahwa masyarakat berhak berpartisipasi dalam melakukan pengawasan
air limbah, selanjutnya ayat berikutnya menyebutkan partisipasi masyarakat dilakukan dengan cara menyampaikan laporan kepada Pemerintah Daerah apabila
menemukan adanya indikasi pencemaran lingkungan serta memberikan saran dan masukan kepada organisasi perangkat daerah yang menjalankan urusan
pemerintahan di bidang lingkungan hidup. Dugaan pencemaran yang dilaporkan oleh masyarakat pada tahun 2016
tercatat ada tiga pengaduan, yaitu dugaan pencemaran kegiatan peternakan ayam di Desa Jatirejo Kecamtan Lendah, dugaan pencemaran kegiatan peternakan sapi di
Gebang II Plumbon Temon, dan dugaan pencemaran oleh usaha batik di Desa Ngentakrejo Lendah. Ketiga pengaduan tersebut dalam status ditindaklanjuti. Hal
tersebut menunjukkan bahwa ada upaya dari masyarakat dan pemerintah untuk mengatasi permasalahan pencemaran lihat lampiran tabel 44.
65
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016
3.3 Kualitas Udara
Udara merupakan salah satu sumberdaya alam non hayati yang di dalam ekosistem merupakan lingkungan fisik yang mempunyai hubungan timbal balik
dengan makhluk hidup, baik itu manusia, hewan, tumbuhan maupun mikroba. Makhluk hidup termasuk manusia pun memerlukan udara yang bersih dan sehat,
dan tidak terganggu oleh pencemaran yang tidak membuat nyaman. Sebagai salah satu upaya untuk mengetahui kualitas udara adalah pelakukan pemantauan kualitas
udara.
3.3.1 Analisa Parameter yang Memenuhi Baku Mutu Udara Ambien
Pemantauan kualitas udara ambien tahun 2016 dilakukan di lima lokasi, yaitu di :
Lokasi 1 : Pro Liman Karangnongko Jl. Khudori Wates Kulon Progo Lokasi 2 : Perempatan Pasar Wates Jl. Diponegoro, Wates, Kulon Progo
Lokasi 3 : Pertigaan Sindutan, Temon, Kulon Progo Lokasi 4 : Depan Pasar Bendungan Jl. KH Wahid Hasyim, Wates, Kulon Progo
Lokasi 5 : Pertigaan Brosot, Galur Tugu Brosot, Brosot, Kulon Progo
Gambar 3.15 Pengambilan Sampel Kualitas Udara di Depan Pasar Bendungan
66
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016
Gambar 3.16 Pengambilan Sampel Kualitas Udara di Pertigaan Temon
Gambar 3.17 Pengambilan sampel kualitas udara di Pertigaan Brosot Pemantauan dilakukan dua periode yaitu Bulan Maret dan Bulan Oktober.
Parameter yang dipantau adalah Sulfur Dioksida SO
2
, Karbon Monoksida CO, Nitrogen Dioksida NO
2
, Ozon O
3
, dan Total Suspended Particulates TSP. Sulfur Dioksida merupakan gas berbau yang dapat menyebabkan iritasi
pernafasan terjadi akibat pembakaran batubara, bahan bakar minyak, dan bahan bakar fosil lainnya yang mengandung sulfur. Selain itu dapat berasal dari sumber
67
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016
alami seperti gunung berapi. Karbon Monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan beracun yang dihasilkan dari proses pembakaran yang tidak
sempurna dari bahan bakar fosil. Nitrogen Dioksida adalah gas yang menyebabkan gangguan pernafasan dalam kadar tinggi, terjadi akibat pembakaran pada kendaraan
bermotor dan juga mesin berbagai industri. O
3
atau disebut sebagai ozon permukaan. Sedangkan TSP atau Total Suspended Particulates adalah konsentrasi
debu. Berdasarkan hasil analisis parameter-parameter tersebut di atas dan
dibandingkan dengan Standar Baku Mutu Udara Ambien Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang tertuang dalam Lampiran Keputusan Gubernur Kepala
Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 153 Tahun 2002 menunjukkan bahwa kualitas udara ambien tergolong aman atau masih dibawah baku mutu yang ditetapkan.
1. Parameter Sulfur Dioksida SO
2
SO
2
atau Sulfur dioksida memiliki karakteristik bau yang tajam. Pembakaran bahan-bahan yang mengandung sulfur akan menghasilkan sulfur
dioksida. SO
2
memiliki dampak sangat kecil bagi kesehatan namun yang dikawatirkan adalah dengan tingginya sulfur dioksida di udara maka
dimungkinkan peluang untuk bereaksi dengan air H
2
O yang bisa menghasilkan H
2
SO
4
di udara yang biasa disebut hujan asam yang bersifat merusak.
Dari hasil pemantauan kualitas udara dengan 5 lokasi dapat diketahui bahwa konsentrasi SO
2
pada semua lokasi berada di bawah baku mutu yang ditetapkan yaitu 900 ugm.
Gambar 3.18 Konsentrasi SO
2
Tahun 2016
50 100
150
1 2
3 4
5
µ g
N m
3
Konsentrasi SO2 : Baku Mutu 900
Maret Oktober
68
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016
2. Parameter Karbon Monoksida CO
CO atau Karbon monoksida adalah senyawa yang tidak memiliki bau dan tidak memiliki rasa. CO berbentuk gas yang tidak berwarna apabila pada suhu
udara normal. CO bersumber dari emisi gas buang kendaraan bermotor, terutama yang menggunakan bahan bakar bensin.
Berdasarkan hasil pemantauan kualitas udara di 5 lokasi 1-5 ternyata kandungan CO atau Karbon monoksida di semua titik pengukuran masih di
bawah Baku Mutu Udara Ambien yang dipersyaratkan yaitu 30.000 ugm3 dengan waktu pengukuran 1 jam.
CO atau Karbon Monoksida apabila terhirup ke dalam paru-paru akan ikut masuk dalam peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen
yang dibutuhkan oleh tubuh. Keadaan ini menyebabkan fungsi vital darah sebagai pengangkut oksigen terganggu. Keracunan gas karbon monoksida
dapat ditandai dari keadaan ringan, berupa pusing, rasa tidak enak pada mata, sakit kepala, dan mual. Keadaan yang lebih berat dapat berupa detak jantung
meningkat, rasa tertekan di dada, kesukaran bernafas, kelemahan otot-otot, gangguan pada sistem kardiovaskuler, serangan jantung sampai pada kematian
apabila kadar CO yang masuk dalam peredaran darah dalam jumlah yang besar.
Gambar 3.19 Konsentrasi CO Tahun 2016 3.
Parameter Nitrogen Dioksida NO
2
Nitrogen dioksida NO
2
merupakan gas yang berwarna coklat kemerahan dan berbau tajam. Pembentukan NO
2
merupakan reaksi antara Nitrogen dan Oksigen diudara sehingga membentuk NO yang bereaksi lebih
500 1000
1500
1 2
3 4
5
µ g
N m
3
Konsentrasi CO : Baku Mutu 30.000
Maret Oktober
69
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016
lanjut dengan banyak oksigen membentuk NO
2
Nitrogen dioksida. Dampak polusi NO
2
terhadap manusia yaitu pada konsentrasi 50 – 100 ugm3 bila
terpapar pada manusia beberapa menit saja dapat menyebabkan peradangan paru-paru. Pada konsentrasi 150
– 200 ugm3 dapat menyebabkan gangguan bronchili cabang broonchus. Pada konsentrasi lebih dari 500 ugm3 dapat
membunuh orang yang terpapar dalam waktu 2 – 10 hari.
Tempat-tempat yang padat lalu lintas kendaraan bermotor, diperkirakan kandungan polutan NO
2
lebih tinggi dibandingkan tempat yang sepi lalu lintas kendaraan bermotor.
Dari hasil pemantauan di 5 lokasi dengan waktu pengukuran 1 jam menunjukan hasil Kosentrasi NO
2
masih berada di bawah baku mutu.
Gambar 3.20 Konsentrasi NO
2
Tahun 2016 4.
Parameter Ozon O
3
O
3
nama simbol dari Ozon adalah komponen atmosfer yang diproduksi oleh proses fotokimia, yaitu suatu proses kimia yang membutuhkan sinar, yang
akan mengoksidasi komponen-komponen yang tidak segera dapat dioksidasi oleh gas oksigen. Pengaruh oksidan fotokimia antara lain dapat mengakibatkan
kerusakan pada tenunan tanaman. Komponen fotokimia yang paling merusak tanaman adalah Ozon. Pengaruh ozon yang dapat terlihat langsung pada
tanaman adalah terjadinya pemucatan karena kematian sel-sel pada permukaan daun, dimana daun yang lebih tua lebih sensitif terhadap kerusakan tersebut.
10 20
30 40
50 60
1 2
3 4
5
µ g
N m
3
Konsentrasi NO2 : Baku Mutu 400
Maret Oktober