Perumusan Isu Prioritas BUKU II DIKPLHD Kab. Kulon Progo 2016

7 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016 terbarukan. Pemanfaatan sumber daya alam terbarukan disebutkan bahwa sumber daya alam terbarukan, baik di darat dan di laut, harus dikelola dan dimanfaatkan secara rasional, optimal, efisien, dan bertanggung jawab dengan mendayagunakan seluruh fungsi dan manfaat secara seimbang. Pengelolaan sumber daya alam terbarukan yang sudah berada dalam kondisi kritis diarahkan pada upaya untuk merehabilitasi dan memulihkan daya dukungnya yang selanjutnya diarahkan pada pemanfaatan jasa lingkungan sehingga tidak semakin merusak dan menghilangkan kemampuannya sebagai modal bagi pembangunan yang berkelanjutan. Hasil atau pendapatan yang berasal dari pemanfaatan sumber daya alam terbarukan diinvestasikan kembali guna menumbuhkembangkan upaya pemulihan, rehabilitasi, dan pencadangan untuk kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Di samping itu, pemanfaatan sumber daya alam yang terbarukan akan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan energi. Pemanfaatan sumber daya alam tidak terbarukan seperti bahan tambang dan mineral diarahkan untuk tidak dikonsumsi secara langsung, melainkan diperlakukan sebagai masukan untuk proses produksi yang dapat menghasilkan nilai tambah yang optimal bagi daerah. Selain itu, sumber daya alam tak terbarukan pemanfaatannya harus seefisien mungkin dan menerapkan strategi memperbesar cadangan dan diarahkan untuk mendukung proses produksi. Hasil atau pendapatan yang diperoleh dari kelompok sumber daya alam tersebut diarahkan untuk percepatan pertumbuhan ekonomi dengan diinvestasikan pada sektor-sektor lain yang produktif, juga untuk upaya reklamasi, konservasi, dan memperkuat pendanaan dalam pencarian sumber-sumber energi alternatif, seperti energi yang memanfaatkan seperti biomassa, biogas, mikrohidro, energi matahari, arus laut, tenaga angin yang ramah lingkungan. Pengembangan sumber-sumber energi alternatif itu disesuaikan dengan kondisi masyarakat dengan tetap mempertimbangkan kelestarian lingkungan. Di samping itu, pengembangan energi juga mempertimbangkan harga energi yang memperhitungkan biaya produksi, menginternalisasikan biaya lingkungan, serta mempertimbangkan kemampuan ekonomi masyarakat. Dengan demikian, pembangunan energi terus diarahkan kepada keragaman energi dan konservasi energi dengan memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup. Pengembangan energi juga dilaksanakan dengan 8 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016 memperhatikan komposisi penggunaan energi diversifikasi yang optimal bagi setiap jenis energi.

2.2 Maraknya kegiatan penambangan di kawasan perbukitan Menoreh

Perbukitan Menoreh terletak di ujung utara pegunungan Kulon Progo di sebelah barat perbatasan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Perbukitan menoreh memiliki berbagai fungsi, antara lain fungsi hidrologis, fungsi geologis, fungsi biologis dan ekologis, serta fungsi ekonomis. Secara hidrologis bukit menoreh sebagai zona tangkapan air hujan. Secara geologis, proses-proses karstifikasi menghasilkan bentukan-bentukan alam yang sangat unik dan menjadi bagian dari kekayaan fenomena geologis. Secara biologis dan ekologis, Perbukitan Menoreh sebagai tempat tinggal dan perkembangbiakan hewan, seperti kupu-kupu, burung, kelelawar dan hewan reptil. Secara ekonomis, masyarakat yang tinggal di Perbukitan Menoreh memanfaatkan untuk berkebun, bertani, dan beternak. Keindahan Perbukitan Menoreh saat ini banyak objek wisata yang ditawarkan di Kulon Progo antara lain perkebunan teh, panorama air terjun, dan panorama alam lainnya. Selain fungsi-fungsi tersebut, Perbukitan Menoreh juga kaya akan hasil tambang mulai dari marmer merah, andesit, dan mangan. Menurut catatan sejarah, penambangan mangan di perbukitan Menoreh sudah dilakukan sejak zaman penjajahan Belanda sekitar tahun 1894. Penambangan ini menyisakan berbagai catatan sejarah bagi masyarakat sekitar yang tidak dapat terlupakan. Berbagai peninggalan aktivitas penambangan sampai saat ini masih terlihat seperti terowongan vertikal dan terowongan lainnya yang mulai tertutup oleh tanah.