39
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016
Sungai Progo yaitu aktivitas penambangan pasir. Sungai Serang juga merupakan sungai besar yang ada di Kabupaten Kulon Progo.
Sebagai salah satu upaya pengendalian pencemaran air sungai, Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo melakukan pemantauan kualitas air
sungai terutama Sungai Serang, karena sungai tersebut melintas di wilayah perkotaan Wates dan rawan terkena pencemaran lingkungan.
Daerah Aliran Sungai DAS Serang yang berada di Kabupaten Kulon Progo mulai dari hulu sampai hilirnya dan memiliki panjang sungai utama 23,16
km. Pola Alirannya bersifat dendritik. Ketinggian tempat di DAS Serang bervariasi dengan rentang antara 0 m
– 811 m dpal. Kerapatan aliran di DAS Serang sebesar 0,002, hal ini menunjukkan bahwa DAS Serang rawan terhadap penggenangan.
Pengukuran kualitas air Sungai Serang pada tahun 2016 dilakukan tiga kali pemantauan yaitu pada bulan Juli, September dan Oktober. Adapun titik sungai ada
dilima titik yaitu lokasi 1 Sungai Serang Pekik Jamal Bojong IX Panjatan, lokasi 2 Sungai Serang Jembatan Durungan Wates, lokasi 3 Sungai Serang Pendem
Sidomulyo Pengasih, lokasi 4 Sungai Serang Kamal Karangsari Pengasih,lokasi 5 Sungai Serang Kedung Galih Pengasih. Pengukuran kualitas air sungai
didasarkan pada Peraturan Gubernur DIY No 20 Tau Mutu Air di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Gambar 3.6 Pengambilan Sampel di Aliran Sungai Serang Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016
40
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016
3.2.1.1 Parameter Fisika
Pada parameter fisika, salah satu unsur yang diukur yaitu suhu air sungai. Suhu air dapat menjadi faktor penentu atau pengendali kehidupan flora dan fauna
akuatis, terutama suhu di dalam air yang telah melampaui ambang batas terlalu hangat atau terlalu dingin bagi kehidupan flora dan fauna akuatis tersebut Chay
Asdak, 2014:507. Pada bulan Juli 2016 suhu berkisar 25,1
o
C sampai 26
o
C. Pada bulan September suhu udara meningkat antara 28,2
o
C sampai 28,6
o
C, sedangkan pada bulan Oktober 2016 suhu semakin meningkat antara 28
o
C sampai 29,7
o
C. suhu air tersebut dianggap masih dalam ambang batas normal atau sesuai dengan baku
mutu yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Gubernur DIY.
3.2.1.2 Parameter Kimia
Parameter kimia meliputi pH, Oksigen terlarut DO, BOD, COD, NO
2
, NO
3
, Amoniak, Sulfat, Klorin bebas, Fenol, Deterjen, dan Sianida. 1.
pH Derajat Keasaman pH air dimanfaatkan untuk menentukan indeks pencemaran dengan melihat
tingkat keasaman atau kebasaan air. Pada pemantauan terlihat bahwa pada semua titik dan periode menunjukkan pH air sungai sesuai dengan baku mutu. Pada bulan
Juli pH air mencapai 8, sedangkan pada bulan September dan Oktober pH air semakin netral yaitu 7. Hal ini disebabkan perbedaan curah hujan. Pada musim
kemarau atau bulan Juli pH air semakin tinggi dengan debit air yang lebih kecil, sedangkan pada musim hujan September, Oktober pH air kearah netral.
2. TDS Total Dissolve Solid
TDS Total Dissolve Solid yaitu ukuran zat terlarut baik zat organik maupun nonorganik yang terdapat pada sebuah larutan. Pemantauan kualitas air
sungai menunjukkan bahwa nilai TDS sesuai dengan baku mutu atau masih tergolong normal yaitu dengan nilai TDS tertinggi 303 mgL pada bulan Juli dan
nilai terendah sebesar 134 mgL pada bulan Oktober. Tinggi rendahnya nilai TDS masih dipengaruhi oleh tinggi rendahnya curah hujan.
3. TSS Total Suspended Solid
TSS Total Suspended Solid yaitu zat padat tersuspensi dimana sampel disaring dengan kertas filter, filter yang mengandung zat tersuspensi dikeringkan
pada suhu 105
o
C selama 2 jam. Material tersuspensi mempunyai efek yang kurang
41
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016
baik terhadap kualitas badan air karena dapat menyebabkan menurunnya kejernihan dan dapat mempengaruhi kemampuan ikan untuk melihat dan menangkap makanan
serta menghalangi sinar matahari masuk ke dalam air. Nilai TSS pada bulan Juli dan September tergolong normal atau sesuai dengan baku mutu, namun pada bulan
Oktober pada titik 1 dan 2 memiliki TSS yang tinggi atau melebihi baku mutu yaitu sebesar 91 mgL. Artinya kekeruhan air sangat tinggi, sehingga sinar matahari tidak
dapat masuk ke dalam air. 4.
BOD Biochemical Oxygen Demand BOD Biochemical Oxygen Demand yaitu angka indeks oksigen yang
diperlukan oleh bahan pencemar yang dapat terurai di dalam suatu sistem perairan selama berlangsungnya proses dekomposisi aerobik atau dengan kata lain BOD
dapat diartikan sebagai angka indeks untuk tolok ukur “kekuatan” tingkat pencemar dari limbah yang berada dalam suatu sistem perairan Chay Asdak,
2014:502. Pada hasil uji menunjukkan nilai BOD kualitas air sungai Serang sesuai dengan baku mutu tau tergolong baik yaitu kurang dari 3 mgL.
5. COD Chemical Oxygen Demand
COD Chemical Oxygen Demand dimanfaatkan untuk menentukan status muatan oksigen di dalam air. Pada pengamatan tiga periode menunjukkan bahwa
nilai COD diatas nilai baku mutu yaitu diatas 25 mgL. Nilai COD tertinggi pada bulan September sebesar 86,94 mgL, artinya kandungan oksigen dalam air sangat
kecil. 6.
Nitrit dan Nitrat Nitrat NO
3
merupakan bentuk nitrogen yang berperan sebagai nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan alga. Nitrat nitrogen mudah larut dalam air
dan memiliki sifat lebih stabil. Pada dasarnya, nitrat merupakan sumber utama nitrogen dalam perairan. Nitrit NO
2
merupakan bentuk peralihan antara amonia dan nitrat nitrifikasi dan antara nitrat dan gas nitrogen denitrifikasi yang
terbentuk dalam anaerob. Sumber nitrit dapat berupa limbah industri dan limbah domestik.
Pada hasil uji didapatkan kandungan Nitrat pada semua periode sesuai dengan baku mutu yaitu dibawah 10 mgL. Nilai Nitrit pada periode Juli sesuai
dengan baku mutu atau dibawah 0,06 mgL. Pada periode September nilai nitrit
42
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016
pada tiga lokasi diatas baku mutu dengan nilai tertinggi 1,704 mgL. Pada periode Oktober nilai nitrit pada semua lokasi pengambilan sampel diatas baku mutu
dengan nilai terbesar 0,283 mgL. Artinya pada bulan September dan bulan Oktober mengalami kenaikan pencemaran limbah.
7. Klorin Bebas
Berdasarkan hasil uji, unsur klorin bebas pada air sungai masih tergolong aman, karena masih dibawah baku mutu. Artinya kandungan klorin bebas masih
dalam batas normal. 8.
Fenol Sama halnya dengan klorin bebas, kandungan fenol pada semua periode
masih tergolong aman atau masih dibawah baku mutu. 9.
Detergen Detergen merupakan salah satu limbah domestik terbesar. Pada hasil uji
bulan Juli kandungan detergen pada air sungai masih dibawah baku mutu. Namun pada hasil uji bulan September dan Oktober kandungan detergen diatas baku mutu
air. 10.
Sianida Kandungan sianida pada hasil uji bulan Juli, September dan Oktober masih
tergolong aman atau masih dibawah baku mutu air yaitu dibawah 0,02 mgL. 11.
H
2
S Kandungan H
2
S pada hasil uji semua periode menunjukkan diatas baku mutu air yaitu diatas 0,002 mgL.
3.2.1.3 Parameter Biologi
Parameter biologi meliputi Bakteri Koli Tinja Fecal Coli dan Total Coli. Kandungan Fecal Coli pada semua periode memiliki nilai diatas baku mutu yaitu
diatas 1000 ml. Kandungan Total Coli pada pengambilan sampel bulan Juli dan Oktober menunjukkan lebih tinggi dari baku mutu, sedangkan pada bulan
September menunjukkan kandungan total coli di bawah baku mutu. Secara garis besar dapat disimpulkan kualitas air Sungai Serang di
Kabupaten Kulon Progo mengalami penurunan kualitas. Penyebab terbesarnya adanya pencemaran limbah baik limbah industri maupun limbah domestik. Hal ini