Maraknya kegiatan penambangan di kawasan perbukitan Menoreh
12
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016
5.252,0907 hektar. Berdasarkan kondisi fisik wilayahnya, wilayah Kecamatan Sentolo merupakan kawasan dengan keadaan kontur tanah datar sampai dengan
berombak 45 persen. Berdasarkan peta pola ruang RTRW Kabupaten Kulon Progo tahun
2012-2032, Kecamatan
Sentolo termasuk
dalam kawasan
pertanianperkebunan, kawasan
pariwisata, kawasan
industri, kawasan
perdagangan, kawasan pertambangan pasir batu dan batu gamping www.sentolo.kulonprogokab.go.id. Salah satunya ditetapkan sebagai Kawasan
Industri Sentolo atau KIS yang diperuntukkan sebagai kawasan industri besar. Ditetapkannya Kecamatan Sentolo sebagai kawasan industri merupakan
peluang yang sangat besar bagi perkembangan Sentolo dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Diharapkan dengan berdirinya perusahaan-perusahaan
akan banyak menyerap tenaga kerja lokal yang pada akhirnya terjadi peningkatan perekonomian masyarakat dan kesejahteraan masyarakat.
Selain Kecamatan Sentolo, ada satu kecamatan yang masuk dalam KIS yaitu Kecamatan Lendah. Selain itu kawasan industri lain yang tertuang dalam RTRW
yaitu Kawasan Industri Temon. Hal tersebut dijelaskan dalam RTRW Kabupaten Kulon Progo sebagai berikut:
1. Kawasan strategis dalam bidang pertumbuhan ekonomi :
a. Kawasan Industri Sentolo dengan luas kurang lebih 4.796 empat ribu
tujuh ratus sembilan puluh enam hektar, meliputi Kecamatan Sentolo dan Kecamatan Lendah.
b. Kawasan Industri Temon di Kecamatan Temon dengan luas kurang lebih
500 lima ratus hektar; dan c.
Kawasan peruntukan industri berada di Kecamatan Nanggulan. 2. Kawasan Industri Sentolo, meliputi :
a. Desa Banguncipto, Desa Sentolo, Desa Sukoreno, Desa Salamrejo, dan
Desa Tuksono berada di Kecamatan Sentolo; dan b.
Desa Ngentakrejo dan Desa Gulurejo berada di Kecamatan Lendah. Pengembangan kawasan industri akan menguntungkan dari sisi ekonomi,
namun berdampak negatif bagi lingkungan hidup, seperti terjadi pencemaran air, udara dan tanah. Industri pada umumnya membuang limbah cair langsung ke badan
air, seperti: laut, sungai, atau danau tanpa melalui tahap pengolahan terlebih dahulu.
13
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016
Limbah cair industri merupakan penyebab utama terjadinya pencemaran air. Setiap industri yang menghasilkan limbah cair wajib melakukan pengolahan air limbah
agar memenuhi baku mutu yang ditetapkan pemerintah sehingga saat dibuang tidak mencemari lingkungan. Limbah yang dibuang tanpa diolah terlebih dahulu akan
menghasilkan limbah yang berbahaya bagi lingkungan. Beberapa alasan pengusaha membuang limbah tanpa diolah terlebih dulu antara lain mahalnya biaya pembuatan
Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL, biaya operasional, dan perawatan IPAL yang rumit dan kompleks. Lingkungan mempunyai daya tampung limbah yang
terbatas. Ketika limbah yang dibuang tidak melebihi ambang batas, lingkungan masih dapat menguraikannya sehingga tidak menimbulkan pencemaran. Namun
jika ambang batas tersebut terlampaui, maka lingkungan tidak dapat menetralisir semua limbah yang ada sehingga timbul masalah pencemaran dan degradasi kondisi
lingkungan. Pencemaran udara pada umumnya keluar dari cerobong pabrik. Efek dari
pencemaran udara terhadap kesehatan yaitu timbulnya gangguan pada saluran pernafasan. Pencemaran udara lebih berdampak secara luas, karena pergerakan asap
yang dikeluarkan oleh cerobong pabrik lebih cepat. Oleh karena itu, pencemaran udara lebih sulit penanganannya. Namun untuk meminimalisir setiap perusahaan
harus mengolah emisi gas buang terlebih dahulu agar ramah terhadap lingkungan. Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri, limbah industri yang
langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat illegal dumping. Dampak dari pencemaran tanah yaitu menurunnya produktivitas tanah,
mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah.
Untuk mencegah permasalahan lingkungan hidup, maka setiap perusahaan wajib melakukan AMDAL atau penyusunan dokumen lingkungan hidup yang lain.
Hal tersebut tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam paragraf 5
Pasal 22 disebutkan setiap usaha danatau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki amdal. Jika perusahaan tersebut tidak
14
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016
taat terhadap dokumen lingkungan, maka ada sanksi administratif yang tertuang dalam Pasal 72 ayat 2, sanksi administratif terdiri atas:
1. teguran tertulis;
2. paksaan pemerintah;
3. pembekuan izin lingkungan; atau
4. pencabutan izin lingkungan.
Pengembangan Kawasan Industri Sentolo, selanjutnya akan dibangun rusunawa. Rusunawa tersebut sebagai salah satu pengembangan infrastruktur yang
dikembangkan oleh pemerintah untuk menyediakan tempat tinggal bagi pekerja. Tidak hanya pemerintah yang menyediakan tempat tinggal untuk pekerja,
masyarakat sekitar KIS juga menyediakan tempat tinggal untuk disewakan. Kemudian masalah yang muncul yaitu adanya kepadatan penduduk dan daya
dukung lingkungan semakin menurun. Oleh karena itu, sebelum kepadatan penduduk terlalu tinggi perlu ada perencanaan pengelolaan lingkungan di kawasan
tersebut. Tidak hanya mengacu pada perusahaan yang berdiri, namun mengacu pula pada kawasan tempat tinggal pekerja dan penduduk setempat. Karena saat ini
Amdal diberlakukan pada masing-masing perusahaan, tidak ada Amdal yang mengatur pada keseluruhan kawasan industri.