Luas Penggunaan Lahan Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah

21 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016 Tabel 3.1 Luas dan Kerapatan Tutupan Mangrove di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016 No. Lokasi Luas Lokasi Ha Persentase tutupan Kerapatan pohonHa 1. Jangkaran, Temon 12 80 200 2. Banaran, Galur 3 15 5 Total 15 95 205 Sumber : Bagian Administrasi Perekonomian Setda Kabupaten Kulon Progo, 2016 Hutan mangrove memiliki beberapa fungsi, seperti tempat budidaya ikan dan habitat air payau, mengurangi abrasi air laut, dan melindungi dari bencana tsunami. Fungsi lain dari hutan mangrove sebagai objek wisata yang dapat memberikan nilai ekonomis untuk masyarakat setempat maupun pemerintah. Keindahan hutan mangrove dapat dijadikan tempat rekresi alam untuk wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Gambar 3.2 Hutan Mangrove Wana Tirta, Pasir Mendit, Jangkaran Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo Kawasan sempadan sungai sebagaimana meliputi Sungai Progo, Sungai Serang, dan Sungai Bogowonto serta anak-anak sungainya dengan luas kurang lebih 2047,732 hektar. Kawasan sekitar waduk berada di daratan sepanjang tepian Waduk Sermo di sebagian Kecamatan Kokap dengan luas 341,841 hektar. RTH kawasan perkotaan ditetapkan dengan luas kurang lebih 2.023 hektar atau paling sedikit 30 tiga puluh persen dari luas keseluruhan kawasan perkotaan berada di seluruh ibukota kecamatan, meliputi : Perkotaan Wates; Perkotaan Temon; Perkotaan Panjatan; Perkotaan Brosot; Perkotaan Lendah; Perkotaan Kokap; Perkotaan Sentolo; Perkotaan Girimulyo; Perkotaan Nanggulan; Perkotaan Samigaluh; dan Perkotaan Kalibawang. 22 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016 c. Kawasan Suaka Alam Kawasan Suaka Alam adalah kawasan yang memiliki ciri khas tertentu, baik di daratan maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan keutuhan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan. Kawasan Suaka Alam terbagi menjadi dua, yaitu kawasan Suaka Margasatwa dan kawasan Cagar Alam. Kawasan Suaka Margasatwa adalah kawasan suaka alam yang mempunyai kekhasankeunikan keanekaragaman satwa liar, dalam kelangsungan suaka margasatwa memerlukan upaya perlindungan dan pembinaan terhadap populasi dan habitatnya. Selain kawasan Suaka Margasatwa Kabupaten Kulon Progo juga memiliki Kawasan Cagar Budaya. Kawasan cagar budaya adalah kawasan yang merupakan lokasi bangunan hasil budaya manusia yang bernilai tinggi maupun bentukan geologi alami yang khas. Luas suaka alam sebesar 994.801 hektar yang di dalamnya terdapat suaka margasatwa. Kawasan suaka margasatwa berada di Desa Hargowilis Kecamatan Kokap. Kawasan suaka alam di Kabupaten Kulon Progo dalam pelestarian alamnya meliputi: a. taman wisata alam tracking dan hashing berada di Kali Biru Desa Hargowilis Kecamatan Kokap, Gunung Kelir, dan Tamanan Desa Jatimulyo Kecamatan Girimulyo; b. taman wisata alam tracking, hashing, layang gantung, panorama, dan agrowisata teh berada di Suroloyo Pegunungan Menoreh Kecamatan Samigaluh; dan c. pemandian alam, di Desa Sendangsari Kecamatan Pengasih; dan Desa Gerbosari Kecamatan Samigaluh. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan di Kabupaten Kulon Progo, meliputi: a. Makam Nyi Ageng Serang berada di Kecamatan Kalibawang; b. Kawasan Sendangsono berada di Kecamatan Kalibawang; c. Gereja Santa Maria Lourdes Promasan berada di Desa Banjaroyo Kecamatan Kalibawang; 23 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016 d. Puncak Perbukitan Suroloyo berada di Kecamatan Samigaluh; e. Gua alam Kiskendo berada di Kecamatan Girimulyo; f. Makam keluarga Paku Alam Girigondo berada di Kecamatan Temon; g. Jembatan Duwet berada di Desa Banjarharjo Kecamatan Kalibawang; h. Perumahan pabrik gula Sewu Galur berada di Desa Karangsewu Kecamatan Galur; i. Rumah TB. Simatupang berada di Desa Banjarsari Kecamatan Samigaluh; j. Rumah H. Djamal berada di Desa Sentolo Kecamatan Sentolo. d. Kawasan Rawan Bencana Kawasan Rawan Bencana adalah kawasan yang memiliki kondisi atau karakteristik geologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu. Kawasan rawan bencana terdiri dari Kawasan Rawan Tanah Longsor, Kawasan Rawan Gelombang Pasang, dan Kawasan Rawan Banjir. Luas kawasan rawan tanah longsor di Kabupaten Kulon Progo adalah 8.001 hektar dan Kawasan Rawan Banjir sebesar 1.764,495 hektar. Kawasan rawan bencana yang ada pada RTRW Kabupaten Kulon Progo adalah kawasan rawan bencana yang terdiri atas: a. kawasan rawan banjir; b. kawasan rawan bahaya kekeringan; dan c. kawasan rawan bencana angin topan. Kawasan rawan banjir ada di wilayah bagian Selatan – Timur, meliputi Kecamatan Temon; Kecamatan Wates; Kecamatan Panjatan; Kecamatan Galur; dan Kecamatan Lendah. Kawasan rawan bahaya kekeringan dan kawasan rawan angin topan berada di seluruh kecamatan. e. Kawasan Lindung Geologi Kawasan lindung geologi di Kabupaten Kulon Progo, meliputi: a. kawasan sekitar mata air; b. kawasan rawan bencana alam geologi; dan c. cekungan air tanah. 24 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016 Kawasan sekitar mata air meliputi sumber mata air Clereng dan Tuk Mudal Anjir berada di Kecamatan Pengasih; Tuk Mudal dan Tuk Gua Kiskendo berada di Kecamatan Girimulyo; Tuk Grembul berada di Kecamatan Kalibawang; dan Tuk Gua Upas dan mata air Sekepyar berada di Kecamatan Samigaluh; dan Kayangan berada di Kecamatan Girimulyo. Kawasan rawan bencana alam geologi terdiri atas kawasan rawan letusan gunung berapi; kawasan rawan gempa bumi; kawasan rawan gerakan tanah; dan kawasan rawan tsunami. Kawasan rawan letusan gunung berapi berada di seluruh kecamatan. Kawasan rawan gempa bumi berada di seluruh kecamatan. Kawasan rawan gerakan tanah berada di deretan Perbukitan Menoreh, meliputi Kecamatan Kokap; Kecamatan Sentolo; Kecamatan Pengasih; Kecamatan Nanggulan; Kecamatan Girimulyo; Kecamatan Kalibawang; dan Kecamatan Samigaluh. Kawasan rawan tsunami, meliputi Kecamatan Temon; Kecamatan Wates; Kecamatan Panjatan; dan Kecamatan Galur. Cekungan air tanah berupa cekungan air tanah Wates di Kecamatan Wates. 2. Kawasan Budidaya Gambar 3.3 Peta Kawasan Budidaya Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012-2032 25 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016 Kawasan Budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Kawasan budidaya di Kabupaten Kulon Progo, terdiri atas: a. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Berdasarkan RTRW Kabupaten Kulon Progo tahun 2012-2032, Arahan peruntukan Hutan Produksi adalah hutan produksi terbatas yang berada di Desa Hargomulyo dan Desa Hargorejo Kecamatan Kokap dengan luas 601,6 hektar dan ditetapkan sebagai kawasan penyangga. b. Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat Arahan peruntukan Hutan Rakyat pada Kabupaten Kulon Progo berdasarkan rencana pola ruang tahun 2012-2032 meliputi: Tabel 3.2 Luas Hutan Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Kulon Progo No Nama Kecamatan Luas Ha 1. Wates 184 2. Galur 291 3. Nanggulan 435 4. Lendah 572 5. Panjatan 651 6. Temon 794,25 7. Sentolo 937 8. Pengasih 1.389 9. Kalibawang 1.855,37 10. Girimulyo 3.095,5 11. Samigaluh 3.675 12. Kokap 4.247 Sumber: Lembar Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012-2032, 2016 c. Kawasan Peruntukan Pertanian Arahan penetapan kawasan pertanian berdasarkan rencana pola ruang Kabupaten Kulon Progo tahun 2012-2032 terdiri dari beberapa macam kawasan pertanian, kawasan perkebunan, kawasan peternakan, dan kawasan agropolitan. Penetapan kawasan pertanian tanaman pangan terdiri atas kawasan peruntukan pertanian lahan basah dengan luas kurang lebih 10.622 hektar meliputi semua kecamatan di Kabupaten Kulon Progo kecuali Kecamatan Kokap serta kawasan peruntukan pertanian lahan kering dengan luas kurang 26 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016 lebih 29.328 hektar tersebar di seluruh kecamatan. Penetapan kawasan peruntukan pertanian holtikultura tersebar di seluruh kecamatan. Kawasan peruntukan perkebunan terdiri atas komoditas kakao, kopi, kelapa, cengkeh, tembakau, nilam, lada, teh, gebang, dan jambu mete. Komoditas kakau diarahkan pada Kecamatan Temon, Wates, Panjatan, Pengasih, Pengasih, Kokap, Girimulyo, Nanggulan, Kalibawang dan Samigaluh; Komoditas kopi diarahkan pada Kecamatan Pengasih, Kokap, Girimulyo, Kalibawang dan Samigaluh; Komoditas kelapa diarahkan pada seluruh kecamatan; Komoditas cengkeh diarahkan pada Kecamatan Pengasih, Kokap, Girimulyo, Nanggulan, Kalibawang dan Samigaluh; Komoditas tembakau diarahkan pada Kecamatan Sentolo dan Pengasih; Komoditas nilam diarahkan pada Kecamatan Giimulyo dan Samigaluh; Komoditas lada diarahkan pada Kokap, Girimulyo, Nanggulan, Kalibawang dan Samigaluh; Komoditas teh diarahkan pada Kecamatan Girimulyo dan Kecamatan Samigaluh; Komoditas gebang diarahkan pada Kecamatan Sentolo, Pengasih dan Nanggulan; Komoditas jambu mete diarahkan pada Kecamatan Temon, Wates, Panjatan, Galur, Sentolo dan Nanggulan. Penetapan kawasan peruntukan peternakan terdiri atas Peternakan besar dengan komoditas sapi, kuda dan kerbau, Peternakan kecil dengan komoditas kambing, domba, babi dan kelinci, Peternakan unggas dengan komoditas ayam, itik, dan puyuh. Semua jenis peternakan tersebar di seluruh kecamatan. Pengembangan kawasan agropolitan, terdiri atas pengembangan kawasan agropolitan Kalibawang dengan desa pusat pengembangan berada di Desa Banjararum Kecamatan Kalibawang serta pengembangan kawasan agropolitan Temon dengan desa pusat pengembangan berada di Desa Jangkaran Kecamatan Temon. d. Kawasan Peruntukan Perikanan Arahan penetapan kawasan perikanan berdasarkan rencana pola ruang Kabupaten Kulon Progo tahun 2012-2032 adalah kawasan peruntukan perikanan tangkap, kawasan peruntukan perikanan budidaya, kawasan peruntukan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Kawasan peruntukan perikanan tangkap berada di wilayah pantai sepanjang 24,9 kilometer sampai 27 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016 dengan 4 mil laut ke Samudera Hindia, meliputi Kecamatan Wates, Panjatan dan Galur. Kawasan peruntukan perikanan budidaya meliputi budidaya perikanan darat tersebar di seluruh kecamatan dan budidaya perikanan air payau, meliputi Kecamatan Temon, Wates, dan Galur. Kawasan peruntukan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan meliputi industri pengolahan tepung ikan di Desa Glagah Kecamatan Temon, Tempat Pelelangan Ikan TPI, dan pasar induk perikanan di sekitar Kompleks Perdagangan Gawok Kecamatan Wates. Terdapat 4 TPI di kabupaten Kulon Progo, masing-masing TPI tersebut adalah TPI di pelabuhan pendaratan ikan Tanjung Adikarta Desa Karangwuni Kecamatan Wates, TPI Congot di Desa Jangkaran Kecamatan Temon, TPI Bugel di Kecamatan Panjatan dan TPI Trisik di Desa Banaran Kecamatan Galur. Sarana dan prasarana penunjang kegiatan perikanan di Kabupaten Kulon Progo meliputi Pelabuhan Pendaratan Ikan PPI Tanjung Adikarta di Desa Karangwuni Kecamatan Wates dan sebagian Desa Glagah Kecamatan Temon dengan luas kurang lebih 83 delapan puluh tiga hektar serta PPI Bugel, PPI Sindutan, dan PPI Congot berada di Kecamatan Temon. Kawasan Minapolitan dengan luas kurang lebih 7.160 tujuh ribu seratus enam puluh hektar, meliputi pusat perikanan budidaya dan tangkap di Kecamatan Wates dan pusat perikanan budidaya di Kecamatan Nanggulan. e. Kawasan Peruntukan Pertambangan Terdapat tiga jenis kawasan peruntukan pertambangan berdasarkan Pola Ruang RTRW Kabupaten Kulon Progo tahun 2012-2032. Ketiga jenis kawasan peruntukan pertambangan tersebut adalah kawasan peruntukan pertambangan mineral, kawasan peruntukan pertambangan batubara, dan kawasan peruntukan pertambangan panas bumi, minyak dan gas bumi. Kawasan peruntukan pertambangan mineral terdiri atas mineral logam serta mineral bukan logam dan batuan. Mineral logam meliputi mineral logam emas, barit, dan galena di Kecamatan Kokap yang berada di Desa Kalirejo, Hargotirto, Hargowilis, Hargorejo dan Hargomulyo, mineral logam mangan yang berada di Desa Kalirejo, Desa Hargowilis, dan Desa Hargorejo Kecamatan Kokap; Desa 28 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016 Jatimulyo, Desa Giripurwo, Desa Pendoworejo, dan Desa Purwosari berada di Kecamatan Girimulyo; Desa Karangsari, Desa Sendangsari, Desa Sidomulyo, dan Desa Pengasih berada di Kecamatan Pengasih; Desa Banyuroto dan Desa Donomulyo berada di Kecamatan Nanggulan; Desa Purwoharjo, Desa Sidoharjo, Desa Gerbosari, Desa Pagerharjo, Desa Ngargosari, Desa Pagerharjo, Desa Banjarsari, dan Desa Kebonharjo berada di Kecamatan Samigaluh; dan Desa Banjararum, Desa Banjarasri, dan Desa Banjaroyo berada di Kecamatan Kalibawang serta mineral logam pasir besi yang berada di Desa Jangkaran, Desa Sindutan, Desa Palihan, dan Desa Glagah Kecamatan Temon; Desa Karangwuni Kecamatan Wates; Desa Garongan, Desa Pleret, dan Desa Bugel berada di Kecamatan Panjatan; dan Desa Karangsewu, Desa Banaran, Desa Nomporejo, dan Desa Kranggan berada di Kecamatan Galur. Mineral bukan logam dan batuan terdiri atas pasir kuarsa, phospat, gipsum, kaolintanah liat, batu gamping, trass, marmer, batu setengah mulia dan fosil kayu, andesit, bentonit, pasir dan batu, serta tanah urug. Kawasan peruntukan pertambangan batubara meliputi Desa Kembang dan Desa Banyuroto berada di Kecamatan Nanggulan dan Desa Pendoworejo Kecamatan Girimulyo. Kawasan peruntukan pertambangan panas bumi, minyak dan gas bumi meliputi seluruh kecamatan. f. Kawasan Peruntukan Industri Arahan penetapan kawasan peruntukan industri dalam Rencana Pola Ruang RTRW Kabupaten Kulon Progo tahun 2012-2032 terdiri atas industri besar dan industri kecil. Industri besar meliputi Kawasan Industri Sentolo dengan luas kurang lebih 4.796 empat ribu tujuh ratus sembilan puluh enam hektar yang berada di Kecamatan Sentolo dan Kecamatan Lendah, Kawasan Industri Temon di Kecamatan Temon dengan luas kurang lebih 500 lima ratus hektar, dan Kawasan peruntukan industri berada di Kecamatan Nanggulan. Industri kecil dan mikro tersebar di seluruh kecamatan, meliputi industri pengolahan pangan, industri sandang dan kulit, industri kimia dan bahan bangunan, industri logam dan jasa, dan industri kerajinan. 29 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016 g. Kawasan Peruntukan Pariwisata Berdasarkan Rencana Pola Ruang RTRW Kabupaten Kulon Progo tahun 2012-2032, arahan kawasan peruntukan pariwisata Kabupaten Kulon Progo meliputi kawasan peruntukan pariwisata alam, kawasan peruntukan pariwisata budaya, dan kawasan peruntukan pariwisata buatan. Kawasan peruntukan pariwisata alam meliputi Pantai Glagah berada di Kecamatan Temon, Pantai Trisik berada di Kecamatan Galur, Pantai Congot berada di Kecamatan Temon, Pantai Bugel berada di Kecamatan Panjatan, Puncak Suroloyo berada di Kecamatan Samigaluh, Goa Kiskendo berada di Kecamatan Girimulyo, Gunung Kuncir berada di Kecamatan Samigaluh, Gunung Kelir berada di Kecamatan Girimulyo, Goa Sumitro berada di Kecamatan Girimulyo, Goa Sriti berada di Kecamatan Samigaluh, Goa Lanang Wedok berada di Kecamatan Pengasih, Goa Kebon berada di Kecamatan Panjatan, Gunung Lanang berada di Kecamatan Temon, Goa Banyu Sumurup di Kecamatan Samigaluh, dan Arung Jeram di Sungai Progo. Kawasan peruntukan pariwisata budaya meliputi Makam Nyi Ageng Serang berada di Kecamatan Kalibawang, Goa Maria Sendangsono berada di Kecamatan Kalibawang, Monumen Nyi Ageng Serang berada di Kecamatan Wates, Makam Keluarga Pakualaman Girigondo berada di Kecamatan Temon, Petilasan Linggo Manik berada di Kecamatan Samigaluh, Petilasan Ki Jaragil berada di Kecamatan Samigaluh, Makam Pangeran Aris Langu berada di Kecamatan Kalibawang, Makam Kyai Krapyak berada di Kecamatan Kalibawang, Petilasan Demang Abang berada di Kecamatan Kalibawang, dan Makam Kyai Paku Jati berada di Kecamatan Pengasih. Kawasan peruntukan pariwisata buatan meliputi Waduk Sermo berada di Kecamatan Kokap, Pemandian Clereng berada di Kecamatan Pengasih, Taman Wisata Ancol berada di Kecamatan Kalibawang, Jembatan Bantar berada di Kecamatan Sentolo, Jembatan Duwet berada di Kecamatan Kalibawang, wisata agro meliputi Kecamatan Temon, Galur, Panjatan, Kokap, Kalibawang dan Samigaluh, wisata desa kerajinan, meliputi Kecamatan Galur, Lendah, Nanggulan, Kalibawang dan Sentolo. 30 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016 h. Kawasan Peruntukan Permukiman Kawasan Permukiman dibagi dua yakni Kawasan peruntukan permukiman perkotaan dan Kawasan peruntukan permukiman perdesaan. Kawasan peruntukan permukiman perkotaan meliputi Perkotaan Temon, Panjatan, Brosot, Lendah, Sentolo, Kokap, Nanggulan, Girimulyo, Kalibawang, Dekso dan Samigaluh. Kawasan peruntukan permukiman perdesaan meliputi Desa Glagah Kecamatan Temon, Desa Panjatan Kecamatan Panjatan, Desa Brosot dan Desa Tirtorahayu berada di Kecamatan Galur, Desa Sentolo Kecamatan Sentolo, Desa Hargomulyo Kecamatan Kokap, Desa Jatisarono Kecamatan Nanggulan, Desa Jatimulyo Kecamatan Girimulyo, Desa Banjaroyo Kecamatan Kalibawang dan Desa Pagerharjo Kecamatan Samigaluh. Pemanfaatan kawasan peruntukan permukiman berada di seluruh kecamatan, terdiri atas pengembangan permukiman swadaya, kawasan permukiman siap bangun, permukiman baru. Pengembangan permukiman khusus, terdiri atas permukiman nelayan berada di Kecamatan Wates, permukiman transmigrasi lokal berada di Kecamatan Panjatan dan Galur. i. Kawasan Peruntukan Lainnya Arahan penetapan kawasan peruntukan lainnya dalam Rencana Pola Ruang RTRW Kabupaten Kulon Progo tahun 2016 adalah kawasan peruntukan perdagangan dan jasa serta kawasan pertahanan dan keamanan. Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa meliputi Kecamatan Temon, Wates dan Sentolo. Kawasan pertahanan dan keamanan meliputi Satuan Radar Militer berada di Desa Jangkaran Kecamatan Temon, Detasemen 2 Satuan Brigade Mobil Daerah Istimewa Yogyakarta berada di Kecamatan Sentolo, Markas polisi perairan pos polisi laut berada di Desa Glagah Kecamatan Temon, Pos TNI Angkatan Laut berada di Desa Karangwuni Kecamatan Wates, Markas Komando Distrik Militer berada di Desa Triharjo Kecamatan Wates, Markas Komando Rayon Militer tersebar di seluruh kecamatan, Markas Kepolisian Resor berada di Desa Kedungsari Kecamatan Pengasih, Markas Kepolisian Sektor tersebar di seluruh kecamatan, dan Lapangan tembak Sentolo berada di Desa Banguncipto Kecamatan Sentolo. 31 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016

3.1.2 Usaha Pemanfaatan Lahan

Menurut penggunaan lahan utama, lahan terdiri dari non pertanian, sawah, lahan kering, perkebunan, hutan, dan badan air. Adapun di Kabupaten Kulon Progo penggunaan lahan utama dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.3 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tahun 2016 No. Kecamatan Luas Lahan Ha Non Pertanian Sawah Lahan Kering Perkebunan Hutan Badan Air Total 1. Temon 929 1.065 1.211 50 3.255 2. Wates 659 710 965 5 2.339 3. Panjatan 470 1.045 2.077 651 4.243 4. Galur 1.134 1.169 844 50 3.197 5. Lendah 602 658 126 50 1.436 6. Sentolo 1.663 1.166 694 740 4.263 7. Pengasih 653 1.399 627 770 3.449 8. Kokap 3.688 76 614 1.754 6.132 9. Girimulyo 638 536 2.221 545 1.210 5.150 10. Nanggulan 213 1.600 1.317 25 3.155 11. Samigaluh 1.339 741 2.517 45 492 5.134 12. Kalibawang 594 947 2.358 350 4.249 Total 12.582 11.112 15.571 590 6.147 46.002 Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo, 2016 Luas penggunaan lahan utama di Kabupaten Kulon Progo terbesar yaitu untuk non pertanian. Luasan terbesar di Kecamatan Kokap dan luasan terkecil di Kecamatan Nanggulan. Sebaliknya pada penggunaan lahan sawah Kecamatan Kokap memiliki luasan terkecil, sedangkan luasan terbesar di Kecamatan Nanggulan. Selanjutnya pada lahan kering dengan luasan terbesar berasa di Kecamatan Samigaluh, Kalibawang dan Girimulyo. Penggunaan lahan perkebunan terbesar yaitu di Kecamatan Girimulyo yaitu berupa perkebunan teh. Penggunaan lahan hutan ada di semua kecamatan, namun luasan terbesar di Kecamatan Kokap dan Girimulyo. Secara terperinci fungsi dan status hutan di Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat pada tabel berikut ini: 32 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016 Tabel 3.4 Luas Hutan Berdasarkan Fungsi dan Status Tahun 2016 No. Fungsi Hutan Luas Ha A. Berdasarkan Fungsi Hutan 1. Hutan Produksi 601,5 2. Hutan Lindung 249,40 3. Taman Nasional 4. Taman Wisata Alam 5. Taman Buru 6. Cagar Alam 7. Suaka Margasatwa 181,5 8. Taman Hutan Raya

B. Berdasarkan Status Hutan

1. Hutan Negara Kawasan Hutan 2. Hutan HakHutan Rakyat 22.308 3. Hutan Kota 9,3 5. Taman Hutan Raya 6. Taman Keanekaragaman Hayati Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo, 2016 Berdasarkan fungsinya, hutan di Kabupaten Kulon Progo terdiri dari hutan produksi, hutan lindung, dan suaka margasatwa dengan luasan terbesar berupa hutan produksi seluas 601,5 hektar. Hutan berdasarkan statusnya dibagi menjadi dua, yaitu hutan hakhutan rakyat dan hutan kota. Luas hutan rakyat adalah 22.308 hektar dan hutan kota seluas 9,3 hektar. Perubahan penggunaan lahan mencerminkan laju pembangunan suatu daerah. Di Kabupaten Kulon Progo, perubahan penggunaan lahan terbesar yaitu lahan pertanian menjadi lahan permukiman. Luas perubahan penggunaan lahan secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.5 Luas Perubahan Penggunaan Lahan di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016 No. Jenis Penggunaan Luas Ha Sumber Perubahan Lama 2015 Baru 2016 1. Pemukiman 9.951 9.980,71 − 2. Industri − 3. Perkebunan 590 590 − 4. Pertambangan 139,65 103,4205 − 5. Sawah 10.354 10.366 − 6. Pertanian Lahan Kering 15.652 15.571 − 7. Perikanan 177,94 132,6 Pengembangan bandara internasional Daerah Istimewa Yogyakarta 8. Lainnya − Sumber : Data dari berbagai sumber, 2016 Keterangan : Luas pertambangan berdasarkan UKL-UPL : nol 0 berarti tidak terdapat data 33 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016 Selain permukiman 29,71 hektar, pengembangan bandara juga mempengaruhi adanya perubahan lahan. Pada tabel diatas disebutkan bahwa ada perubahan lahan dari perikanan menjadi bandara kurang lebih 45,34 hektar. Luas lahan perkebunan tidak mengalami perubahan. Lahan sawah dan pertanian lahan kering juga tidak mengalami perubahan secara signifikan. Berdasarkan dokumen UKL-UPL terjadi penurunan luas lahan pertambangan sebesar 36,2295 hektar, hal ini juga menunjukkan terjadinya peningkatan pertambangan yang tidak mendasarkan pada aspek lingkungan. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian khusus pada bidang pertambangan. Jenis pemanfaatan lahan di Kabupaten Kulon Progo meliputi empat bidang, yaitu tambang, perkebunan, pertanian, dan pemanfaatan hutan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.6 Jenis Pemanfaatan Lahan di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016 No. Jenis Pemanfaatan Lahan Luas Ha Keterangan 1. Tambang 134,1205 - 2. Perkebunan 590 - 3. Pertanian 34.933 - 4. Pemanfaatan Hutan 6.147 - Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo, Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo, 2016 Kegiatan pertambangan dilakukan oleh sembilan perusahaan yang memiliki izin, dengan skala menengah. Luas areal penambangan yaitu 134,1205 hektar. Adapun nama-nama perusahaan yang mengelola hasil tambang sebagai berikut: 34 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016 Tabel 3.7 Luas Areal dan Produksi Pertambangan Menurut Jenis Bahan Galian Tahun 2016 No. Jenis Bahan Galian Nama Perusahaan Luas Ijin Usaha Penambangan Ha Luas Areal Ha Produksi Ton Tahun 1. Pertambangan dan pengolahan batu andesit PT. Jago Jaya Cemerlang 19 19,4 135.000 2. Pertambangan dan pengolahan batu andesit PT. Bumi Kalimasada Pertambangan 29,77 29,77 61.979 3. Penambangan sirtu PT.Gunung Sejahtera Temom 9,5 9,8 90.000 4. Pengolahanpemu rnian batu andesit CV. Putra Diafan 0,3605 0,3605 72.000 5. Pertambangan dan pengolahan batu andesit PT. Agung Baru Cemerlang 30 30 300.000 6. Penambangan tanah urug CV. Cahaya 5 5 40.560 7. Penambangan dan pengolahan pasir dan batu PT. Pasir Alam Sejahtera 4,8 4,8 90.000 8. Penambangan pasir dan batu sungai progo CV. Bedjoe Oetomo 4,99 4,99 4.500 9. Penambangan dan pengolahan batuan andesit CV. Handika Karya 30 30 84.000 Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo, 2016 Pertambangan terbesar di Kabupaten Kulon Progo yaitu pertambangan andesit yang dikelola oleh lima perusahaan dengan memproduksi 652.979 ton pertahun. Kemudian disusul dengan pertambangan pasir dan batu, serta sirtu. Komoditas perkebunan di Kabupaten Kulon Progo meliputi cengkeh, kakao, tebu, kelapa, dan kopi. Pada tahun 2016 produksi masing-masing komoditas adalah 5.235 kwintal, 11.649 kwintal, 350.583 kwintal, 317.081 kwintal, dan 4.164 kwintal. Pada sektor pertanian khususnya sub sektor hortikultura komoditas utama yaitu cabe besar, bawang merah, dan melon dengan produksi mencapai 190.248 kwintal, 38.515 kwintal, dan 180.888 kwintal. Pengelolaan hutan rakyat dilakukan oleh masyarakat melalui penanaman berbagai jenis kayu, seperti jati, mahoni, sonokeling, akasia, sengon, dan rimba lain. Produksi kayu secara keseluruhan pada tahun 2016 mencapai 48.440 m3. Dalam hal ini penebangan kayu masih 35 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016 dilaksanakan sesuai dengan kaidah-kaidah pelestarian dengan memperhatikan perhitungan etat tebang. Produksi kayu yang merupakan tujuan ekonomi dapat dilaksanakan tanpa mengesampingkan tujuan konservasi. Etat tebang diartikan sebagai volume penebangan kayu yang masih diperkenankan untuk pengelolaan hutan secara lestari. Perhitungan etat tebang Kabupaten Kulon Progo tahun 2016 adalah 58.226,06 m3. Dengan produksi kayu sebesar 48.440 m3 dibawah etat tebang, dapat dikatakan bahwa pengelolaan hutan di Kabupaten Kulon Progo dilaksanakan secara lestari.

3.1.3 Kualitas Lahan

Pengukuran kualitas lahan dilakukan di Kecamatan Lendah dengan mengambil 10 titik. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta ada tujuh parameter yang diukur yaitu Berat Isi, Porositas total, Derajat Pelulusan Air, pH, Daya Hantar Listrik DHL, Redoks, dan jumlah Mikroba. Berdasarkan tujuh parameter tersebut terdapat parameter yang melebihi ambang kualitas tanah yaitu Derajat Pelulusan Air. Derajat Pelulusan Air atau permeabilitas merupakan kemampuan media porus tanah untuk meloloskan zat cair baik secara leteral maupun vertikal. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 150 Tahun 2000 baku mutu Derajat Pelulusan Air yaitu 0,7 cmjam dan 8,0 cmjam. Sedangkan pada hasil uji menunjukkan 8 titik dari 10 titik pengujian kualitas lahan memiliki nilai lebih dari baku mutu. Lahan di Kabupaten Kulon Progo memiliki kemampuan tanah yang rendah dalam meloloskan zat cair secara leteral maupun vertikal. Faktor yang mempengaruhi derajat pelulusan air adalah berat isi dan porositas suatu tanah. Tanah dengan nilai berat isi tanah yang tinggi dan tingkat porositas tanah yang rendah derajat pelulusan airnya akan semakin rendah.

3.1.4 Lahan Kritis

Lahan kritis merupakan lahan yang sangat tandus dan gundul dengan tingkat kesuburan yang sangat rendah, sehingga tidak dapat digunakan sebagai lahan pertanian. Lahan ini masih dapat dikelola walaupun produktifitasnya rendah. Luas lahan kritis di dalam maupun di luar kawasan hutan di Kabupaten Kulon Progo