Kualitas Air Waduk, Situ, dan Embung
61
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016
Berdasarkan Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah, penetapan baku mutu air limbah
dikelompokkan menjadi tiga sektor yaitu industri, pelayanan kesehatan dan pariwisata. Pada lampiran tabel 27 terlihat bahwa sumber pencemar limbah cair dan
padat di Kabupaten Kulon Progo berasal dari terminal, stasiun, industri, wisata pantai, wisata alam dan budaya, hotel melati, dan rumah sakit. Berdasarkan data
yang ada terlihat bahwa sumber pencemar tertinggi yaitu rumah sakit. Rumah sakit menghasilkan limbah padat, limbah cair, limbah B3 padat, dan limbah B3 cair.
Selain itu kegiatan wisata juga menghasilkan banyak limbah yang akan mengancam kelestarian alam, khususnya wisata pantai. Berdasarkan data terlihat bahwa
pencemaran terbesar yaitu di Pantai Glagah. Penyebab lain adanya pencemaran yaitu ketidaktaatan perusahaan
pemrakarsa melaksanakan ketentuan dokumen lingkungan, khususnya pada pencemaran limbah cair. Berdasarkan hasil pengawasan izin lingkungan dari
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo, pada tahun 2016 dari 25 perusahaanpemrakarsa yang melaksanakan dokumen lingkungan hanya ada satu
perusahaan yang taat melaksanakan ketentuan dalam dokumen lingkungannya. Selebihnya sejumlah 24 perusahaan pemrakarsa tidak melaksanakan ketentuan
yang tertulis dalam dokumen lingkungan. Pengawasan oleh Kantor Lingkungan Hidup terhadap perusahaan pada tahun 2016 adalah sebagai berikut:
62
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016
Tabel 3.23 Pengawasan Izin Lingkungan AMDAL, UKLUPL, Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan SPPL di Kabupaten Kulon Progo Tahun
2016
No. Nama
PerusahaanPemrakarssa Waktu tglblnthn
Hasil Pengawasan
1. Klinik Permata Aisyiyah
Sewugalur 26 Januari 2016
Tidak taat 2.
Klinik Permata Hijau 27 Januari 2016
Tidak taat 3.
Puskesmas Galur II 27 Januari 2016
Tidak taat 4.
BP dan RB Asy Syifaa Paramedika
25 Februari 2016 Tidak taat
5. Puskesmas Panjatan II
25 Februari 2016 Tidak taat
6. BP dan RB Aisyiyah Panjatan
25 Februari 2016 Tidak taat
7. RSU Kharisma Paramedika
3 Maret 2016 Tidak taat
8. RSUD Wates
3 Maret 2016 Taat
9. Klinik Laras Hati
23 Maret 2016 Tidak taat
10. Klinik Alesha
23 Maret 2016 Tidak taat
11. RS Rizki Amalia Temon
4 April 2016 Tidak taat
12. PT Kurnia Bhumi Pertiwi
4 April 2016 Tidak taat
13. RS Santo Yusup Boro
13 April 2016 Tidak taat
14. RS Rizki Amalia Brosot
16 Juni 2016 Tidak taat
15. Klinik Biruny Medika
24 Maret 2016 Tidak taat
16. UPTD Puskesmas Temon I
24 Maret 2016 Tidak taat
17. PT Shung Chang
12 Oktober 2016 Tidak taat
18. RS Rizki Amalia Temon
12 Oktober 2016 Tidak taat
19. RS Pura Raharja Medika
20 Oktober 2016 Tidak taat
20. RS Santo Yusup Boro
1 November 2016 Tidak taat
21. RS PKU Muhammadyah
Nanggulan 1 November 2016
Tidak taat 22.
PT. Aneka Sinendo 17 November 2016
Tidak taat 23.
RSUD Nyi Ageng Serang 17 November 2016
Tidak taat 24.
CV. Karya Hidup Sentosa 7 Desember 2016
Tidak taat 25.
PT. Selo Adikarto 7 Desember 2016
Tidak taat
Sumber: Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo, 2016 Selain limbah, pembuangan kotoran manusia jamban juga berpengaruh
terhadap sanitasi lingkungan. Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh.
Penyediaan sarana jamban merupakan bagian dari usaha sanitasi yang cukup penting peranannya. Pembuangan kotoran yang tidak saniter akan dapat mencemari
lingkungan terutama tanah dan sumber air. Beberapa penyakit yang disebarkan oleh tinja manusia antara lain: disentri, kolera, bermacam-macam cacing cacing gelang,
kremi dan sebagainya. Oleh karena itu, pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik. Berikut jumlah rumah tangga dan fasilitas buang air besar di
Kabupaten Kulon Progo:
63
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016
Tabel 3.24 Jumlah Rumah Tangga dan Fasilitas Tempat Buang Air Besar di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016
No. Kecamatan
Jumlah KK
Tempat Buang Air Besar Rumah Tangga Sendiri
Bersama Umum
Tidak Ada
1. Temon
10.042 2.183
1 unit 2.
Wates 16.242
45.989 4 unit
3. Panjatan
13.035 31.078
4. Galur
11.317 32.119
23 5.
Lendah 14.033
25.489 6.
Sentolo 16.370
41.678 52 kk
7. Pengasih
16.826 52.402
156 kk 8.
Kokap 12.246
35.636 9.
Girimulyo 8.515
12.357 10.
Nanggulan 10.053
28.192 11.
Samigaluh 9.686
28.054 1 unit
12. Kalibawang
10.514 27.726
Total 148.879
362.903
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, 2016 Berdasarkan data diatas terlihat bahwa jumlah pembuangan air besar dengan
status sendiri meningkat drastis dibanding tahun 2015 84.316 RT. Masyarakat mulai sadar akan pentingnya sanitasi yang baik dan salah satunya adalah membuat
jamban sehat. Masyarakat Kulon Progo secara mandiri mengelola sanitasi di desanya dengan program Sanitasi Berbasis Masyarakat SBM. Dengan adanya
program SBM pemerintah sangat terbantu dalam hal pembangunan sanitasi yang baik, dan dengan sendirinya masyarakat sadar akan sanitasi yang sehat.
Permasalahan utama yang timbul dalam penurunan kualitas air meliputi sanitasi lingkungan, kesehatan publik, dan pasokan air minum Chay Asdak, 2014:
530. Dengan demikian permasalahan kualitas air erat kaitannya dengan sumber air minum. Sumber air minum merupakan kelas tertinggi atau kelas satu dalam
klasifikasi mutu air dan sumber utama kebutuhan manusia. Jika sumber air minum sudah tercemar, maka akan berpengaruh pada kesehatan masyarakat. Berikut
disajikan sumber air minum yang ada di Kabupaten Kulon Progo.
64
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016
Tabel 3.25 Jumlah Rumah Tangga dan Sumber Air Minum Per Kecamatan di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016
No. Kecamatan
Ledeng Sumur Sungai Hujan
Kemasan Lainnya
Pamsimas
1 Temon
798 3.485
125 2
Wates 4.593
8.968 45
3 Panjatan
2.253 8.159
897 4
Galur 517
7.889 5
Lendah 1.388
9.408 100
6 Sentolo
2.284 8.194
447 7
Pengasih 4.762
7.864 768
8 Kokap
2.429 2.774
472 9
Girimulyo 212
78 1.517
10 Nanggulan
1.399 5.633
369 11
Samigaluh 834
1.649 12
Kalibawang 824
2.288 876
Total 21.459
65.574 7.265
Sumber: PDAM Kabupaten Kulon Progo dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, 2016
Tabel di atas menunjukkan bahwa sumber air minum terbesar berasal dari sumur. Berdasarkan hasil uji pada sampel pengukuran kualitas air sumur, ada tujuh
parameter yang melebihi baku mutu. Oleh karena itu perlu adanya pengelolaan yang lebih baik untuk mengatasi permasalahan pencemaran air. Pelaksanaan
pengelolaan limbah tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, namun peran serta masyarakat sangat diperlukan. Dalam Peraturan Daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Pasal 17 disebutkan bahwa masyarakat berhak berpartisipasi dalam melakukan pengawasan
air limbah, selanjutnya ayat berikutnya menyebutkan partisipasi masyarakat dilakukan dengan cara menyampaikan laporan kepada Pemerintah Daerah apabila
menemukan adanya indikasi pencemaran lingkungan serta memberikan saran dan masukan kepada organisasi perangkat daerah yang menjalankan urusan
pemerintahan di bidang lingkungan hidup. Dugaan pencemaran yang dilaporkan oleh masyarakat pada tahun 2016
tercatat ada tiga pengaduan, yaitu dugaan pencemaran kegiatan peternakan ayam di Desa Jatirejo Kecamtan Lendah, dugaan pencemaran kegiatan peternakan sapi di
Gebang II Plumbon Temon, dan dugaan pencemaran oleh usaha batik di Desa Ngentakrejo Lendah. Ketiga pengaduan tersebut dalam status ditindaklanjuti. Hal
tersebut menunjukkan bahwa ada upaya dari masyarakat dan pemerintah untuk mengatasi permasalahan pencemaran lihat lampiran tabel 44.