Pencegahan Kontaminasi Air Tebu

Bakteri ini berasal dari tinja manusia dan hewan, tertular kedalam makanan karena penjamah makanan yang tidak higienis, pencucian peralatan yang tidak bersih, kesehatan para pengolah dan penjamah makanan serta penggunaan air cuci yang mengandung Colifrom, Escherichia coli dan Faecal colifrom Budi dan Susanna, 2003.

2.4.5 Pencegahan Kontaminasi

Escherichia Coli Bakteri Escherichia coli dapat menginfeksi korbannya melalui makanan yang dikonsumsi. Dalam hal ini, penyebab sakitnya seseorang adalah akibat masuknya bakteri patogen ke dalam tubuh melalui makanan yang telah tercemar oleh bakteri. Menurut Bahri, 2001 hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya keracunan makanan yang diakibatkan bakteri patogen adalah : 1. Mencegah secara higiene , yaitu: a. Mencuci tangan sebelum dan setelah menangani atau mengolah makanan b. Mencuci tangan setelah dari toilet c. Mencuci bahan makanan dengan menggunakan air mengalir d. Teliti dalam memilih bahan makanan yang dimakan tanpa diolah, misalnya buah dan sayuran e. Pemilihan bahan makanan yang baik pada waktu membeli, melihat dari textur bahan makanan itu, baik dari bentuk warna maupun aromanya. 2. Mencegah secara sanitasi, yaitu: a. Mencuci dan membersihkan peralatan masak serta perlengkapan makan sebelum dan setelah digunakan dengan air mengalir Universitas Sumatera Utara b. Mencuci bersih semua alat-alat masak termasuk talenan setelah dipakai, terutama setelah memotong daging c. Menjaga area tempat mengolah atau meracik makanan dari serangga dan hewan lainnya d. Meletakkan atau menyajikan makanan ditempat yang bersih dan dalam keadaan tertutup agar tidak dihinggapi lalat atau serangga yang merupakan pembawa bibit yang memproduksi racun misalnya bakteri. 2.5 HACCP Hazard Analysis Critical Control Point HACCP Hazard Analysis Critical Control Point atau Analisis Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis adalah suatu konsep pendekatan sistematis terhadap identifikasi dan penilaian bahaya dan resiko yang berkaitan dengan pengolahan, distribusi dan penggunaan produk makanan, termasuk pendefenisian cara pencegahan untuk pengendalian bahaya Nuraini, 2008. Pendekatan HACCP ini akan membantu dalam perencanaan berbagai kegiatan keamanan makanan dan pendidikan kesehatan yang memusatkan perhatian pada berbagai bahaya yang berhubungan dengan jenis makanan yang dikonsumsi dan makanan yang diolah dan disiapkan Sudarmaji, 2005. Prinsip-prinsip HACCP yang diterbitkan oleh Codex Alimentarius 1997 dan NACMCF USA 1997, yakni sebagai berikut Wallace, 2005 : 1. Prinsip 1 : Lakukan analisis hazard bahaya 2. Prinsip 2 : Tentukan titik kendali kritis critical control point , CCP. Universitas Sumatera Utara 3. Prinsip 3 : Tetapkan batas kritis. 4. Prinsip 4 : Bentuk sistem untuk memantau pengendalian CCP. 5. Prinsip 5: Tetapkan tindakan perbaikan yang akan dilakukan saat hasil pemantauan menunjukan bahwa CCP tertentu berada diluar kendali. 6. Prinsip 6 : Bentuk prosedur verifikasi untuk memastikan bahwa sistem HACCP bekerja dengan efektif. 7. Prinsip 7 : Dokumentasikan semua prosedur dan catatan yang berkaitan dengan prinsip tersebut dan penerapannya. Ketujuh prinsip ini harus digambarkan sebagai langkah yang terus dan berkesinambungan, artinya tidak berhenti setelah satu tahap selesai dilakukan dan bahaya diselesaikan. Analisa bahaya harus dilaksanakan secara sistematik dan terorganisasi agar analisa bahaya ini dapat benar-benar mencapai hasil yang dapat menjamin semua informasi mengenai bahaya yang dapat diperoleh Winarno, 2004. HACCP dan titik pengendalian kritis terdiri dari 7 elemen sebagai berikut : 1. Identifikasi bahaya dan penilaian tingkat bahaya dan resiko analisis bahaya 2. Penentuan Titik Pengendalian Kritis CCP : Critical Control Point yang dibutuhkan untuk mengendalikan bahaya 3. Spesifikasi batas kritis yang dapat menunjukkan bahwa suatu proses dapat dikendalikan pada titik pengendalian kritis CCP tertentu. 4. Penyusunan dan penetapan sistem pemantauan 5. Pelaksanaan tindakan perbaikan ketika batas kritis tidak tercapai 6. Verifikasi suatu sistem, dilakukan untuk menguji keefektifan suatu sistem Universitas Sumatera Utara 7. Penyimpanan data atau dokumen, dilakukan agar informasi yang diperoleh dari studi Analisis Bahaya dan Titik Pengendalian Kritis HACCP serta verifikasinya dapat dievaluasi kembali, diaudit atau untuk maksud-maksud lain. Analisis bahaya pada air tebu, yaitu terdiri dari : a. Bahaya biologis yang terdapat pada bakteri E.coli dapat dicegah CCP1 dengan mencuci tangan sebelum dan setelah menangani atau mengolah makanan. b. Bahaya kimia yang mungkin terkandung pada tebu meliputi kontaminan pestisida CaO, SO 2, dan flokulan. bahan kimia sukar dihilangkan dan kadarnya harus di bawah batas yang ditentukan. akan tetapi dapat dikurangidieleminasi CCP2 pada saat pencucian tebu. c. Bahaya fisik terdapat pada kotoran dari tebu berupa tanah, kerikil, dan pada bagian tubuh, seperti : kuku, rambut, keringat, dapat dihilangkan pada saat pencucian CCP 1. Bagan keputusanpenentuan Titik Pengendalian Kritis CCP dikutip dari Nuraini, 2008 yaitu : Pertanyan-pertanyaan yang diajukan terhadap bahan bakumentah. Universitas Sumatera Utara Pertanyaan 1 : Apakah mungkin bahan bakumentah Tebu mengandung bahaya pada tingkat yang tidak dapat diterima? Ya Pertanyaan 2 : Apakah pengolahan minuman sari tebu termasuk cara pengunaan oleh konsumen dapat menghilangkan atau mengurangi bahaya sampai pada tingkat yang dapat diterima? Ya Titik pengendalian kritis CCP2 Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk setiap tahap pengolahan. Pertanyaan 3 : Apakah formulasikomposisi atau struktur produk antarajadi penting untuk mencegah meningkatnya bahaya sampai pada tingkat yang tidak dapat diterima? Ya Pertanyaan 4 : Apakah pada tahap pengupasan, pemotongan, dan penggilingan tebu dapat muncul atau bertambah sampai tingkat yang tidak diterima? Ya Universitas Sumatera Utara Pertanyaan 5 : Apakah pengolahan selanjutnya yaitu tahap pencampuran sirup vanili dan es batu dapat menjamin hilangnyakurangnya bahaya sampai tingkat yang diterima? Ya CCP = titik pengendalian kritis Pertanyaan 6 : Apakah penyaringanpemisahan ampas tebu bertujuan untuk menghilangkan bahaya sampai tingkat yang dapat diterima? Tidak Gambar 2.1 Diagram HACCP pada Pengolahan Minuman Sari Tebu Keterangan : = CCP 1 Titik kendali kritis 1 Tebu Penggilingan Tebu Pengupasan kulit tebu Pemotongan tebu Penyaringan air perasan dari tebu Pencampuran air tebu dengan air putih dan sirup vanili Penyajian Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Lembar ABTPK Analisis Bahaya dan Titik Pengendalian Kritis pada Pengolahan Minuman Sari Tebu Titik Kendali Kritis Bahaya Cara Pengendalian Batas Kritis Nilai Target Pemantauan Tindakan Koreksi Proses penyaringan E.Coli Kebersihan peralatan harus dijaga dengan baik Tidak ada E.Coli Tidak ada nilai target =0 Kebersihan peralatan harus dijaga dengan baik Peralatan sebaiknya di tutup rapat dengan wadah agar tidak masuk kuman pada peralatan Proses penyajian E.Coli, debu dan kotoran lainnya Sanitasi penyajian minuman sari tebu Tidak ada E.Coli Tidak ada nilai target =0 Hygiene sanitasi dalam penyajian minuman sari tebu Hygiene sanitasi dalam penyajian minuman sari tebu 2.6 Landasan Teori 2.6.1 Teori Simpul

Dokumen yang terkait

Hygiene Sanitasi Dan Pemeriksaan Kandungan Bakteri Escherichia Coli Pada Sop Buah Yang Dijual Di Pasar Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2011

10 96 104

Hygiene Sanitasi Dan Pemeriksaan Kandungan Bakteri Escherichia Coli Pada Es Kolak Durian Yang Dijajakan Di Jalan Dr. Mansyur Kelurahan Padang Bulan Kota Medan Tahun 2010

5 57 94

Hygiene Sanitasi Dan Pemeriksaan Kandungan Bakteri Escherichia Coli Pada Es Krim Yang Dijajakan Di Kecamatan Medan Petisah Kota Medan Tahun 2009

7 54 74

Hubungan Hygiene Sanitasi Lingkungan Penjualan dengan Kandungan Escherichia Coli Pada Air Tebu di Beberapa Kecamatan di Kota Medan Tahun 2015

0 1 18

Hubungan Hygiene Sanitasi Lingkungan Penjualan dengan Kandungan Escherichia Coli Pada Air Tebu di Beberapa Kecamatan di Kota Medan Tahun 2015

0 0 2

Hubungan Hygiene Sanitasi Lingkungan Penjualan dengan Kandungan Escherichia Coli Pada Air Tebu di Beberapa Kecamatan di Kota Medan Tahun 2015

0 1 8

Hubungan Hygiene Sanitasi Lingkungan Penjualan dengan Kandungan Escherichia Coli Pada Air Tebu di Beberapa Kecamatan di Kota Medan Tahun 2015

2 6 43

Hubungan Hygiene Sanitasi Lingkungan Penjualan dengan Kandungan Escherichia Coli Pada Air Tebu di Beberapa Kecamatan di Kota Medan Tahun 2015 Chapter III VI

0 0 42

Hubungan Hygiene Sanitasi Lingkungan Penjualan dengan Kandungan Escherichia Coli Pada Air Tebu di Beberapa Kecamatan di Kota Medan Tahun 2015

1 9 6

Hubungan Hygiene Sanitasi Lingkungan Penjualan dengan Kandungan Escherichia Coli Pada Air Tebu di Beberapa Kecamatan di Kota Medan Tahun 2015 Appendix

0 0 51