2.7 Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.3 Kerangka Konsep Penelitian
Permenkes RI No. 492MenkesPERIV2010
Air Tebu
MS
TMS Keberadaan
E.Coli Hygiene
Sanitasi berdasarkan prinsip :
1. Pemilihan tebu
2. Penyimpanan tebu
3. Pengolahan air tebu
4. Penyimpanan air tebu
5. Pengangkutan air tebu
6. Penyajian air tebu
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan pendekatan desain
cross sectional,
yaitu suatu penelitian dimana cara pengukuran variabel bebas dan variabel terikat dalam waktu yang bersamaan untuk menganalisa
hubungan
hygiene
sanitasi lingkungan penjualan dengan kandungan
Escherichia Coli
pada air tebu di beberapa Kecamatan di Kota Medan.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Lima Kecamatan di Kota Medan yaitu : 1.
Kecamatan Medan Tuntungan 2.
Kecamatan Medan Selayang 3.
Kecamatan Medan Johor 4.
Kecamatan Medan Sunggal 5.
Kecamatan Medan Baru Adapun alasan pemilihan di lima kecamatan tersebut sebagai lokasi
penelitian sebab: a. Jumlah konsumen dan penjual air tebu di lima kecamatan tersebut cukup besar.
b. letak lokasi penjualan yang bersebelahan dengan jalan raya dan mudah dijangkau.
Universitas Sumatera Utara
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari proses pengajuan judul, pencarian literatur, konsultasi dengan pembimbing, proposal, penelitian, pengolahan data, penyajian data,
pembahasan, kesimpulan dan saran. Keseluruhan proses penelitian tersebut direncanakan akan dilakukan pada bulan Februari-Oktober 2015.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penjual minuman air tebu, yang menjajakan
daganganya sebanyak 30 gerobak yang berada di lima kecamatan di Kota Medan.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian yang diambil dari keseluruhan populasi yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel yang diambil adalah jumlah seluruh
sampel
total sampling
yaitu air tebu yang dijual oleh semua pedagang air tebu yang berada di lima kecamatan di Kota Medan, yaitu kecamatan Medan Tuntungan, Medan
Selayang, Medan Johor, Medan Sunggal, dan Medan Baru. Sampel air tebu yang akan di periksa adalah air tebu yang di dalam kantong-kantong plastik dengan volume
250 ml yang terdiri dari air tebu sebelum diberi es batu dan air tebu sesudah diberi es batu. Pemeriksaan sampel dilakukan di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Kota
Medan.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan metode kuesioner yang telah diuji coba yang
mengacu pada variabel yang akan diteliti.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium terhadap air tebu dan observasi terhadap pedagang yang menjual air tebu.
3.5 Pelaksanaan Penelitian
3.5.1 Pengambilan Sampel dan Pengiriman ke Laboratorium
1. Persiapkan segala sesuatu untuk pengambilan sampel seperti keperluan alat tulis, catatan pada formulir pemeriksaan tentang lokasi pengambilan sampel, tanggal
pengambilan dan botol untuk tempat sampel. 2. Sediakan botol untuk sampel sebanyak 30 buah.
3. Botol tersebut kemudian dicuci dan dibersihkan dengan deterjen. 4. Kemudian disterilisasi ke dalam autoclave dengan suhu 121
C selama 10 menit. 5. Pesanlah minuman air tebu, segelas air tebu yang telah diberi es dan segelas air
tebu tanpa es batu dan masukkan sampel sebanyak 23 dari volume botol. Sambil menunggu pesanan dilakukan observasi.
6. Kedua sampel diberi nomer kode untuk membedakan air tebu dengan es batu dan tanpa es batu.
Universitas Sumatera Utara
7. Sampel air tebu yang telah diberi es batu diukur suhunya. 8. Sampel air tebu sesudah diberi es ditaruh ke dalam termos es, sedangkan air tebu
sebelum diberi es batu ditaruh kedalam botol yang sudah diberi tanda. 9. Pengiriman dilakukan secepatnya minimal dalam waktu 3 jam harus sudah sampai
di laboratorium.
3.5.2 Alat dan Bahan 3.5.2.1 Alat
1. Autoclave 2. Incubator 37ºC dan 44ºC
3. Timbangan 4. Labu Erlenmeyer
5. Rak tabung reaksi 6. Tabung reaksi
7. Cawan petri 8. Pipet steril 1cc dan 10cc
9. Kawat ose 10. Tabung Durham
11. Kapas alkohol 12. Kulkas
13. Object glass 14. Mikroskop
15. Spidol
Universitas Sumatera Utara
3.5.2.2 Bahan
1. LB
Lactose Broth
2. BGLB
Brilliant Green Lactose Broth
2 3. EMB
Eosin Methylene Blue
4. Alkohol 70 5. Spritus
6. Wipol
3.5.3 Cara Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan
Most Probable Number
MPN atau Angka Paling Mungkin APM dilakukan terhadap bahan pemeriksaan yang telah disiapkan dengan
menggunakan metode tabung ganda : 3 x 10 ml, 3 x 1 ml, 3 x 0,1 ml. Pemeriksaan tabung ganda terdiri dari :
1. Test Perkiraan
Presumtive Test
2. Test Penegasan
Confirmative Test
3.5.4 Test Perkiraan
Presumtive Test
Media yang digunakan adalah
Lactose Broth
. Cara pemeriksaan : 1. Siapkan 9 tabung reaksi yang sudah diisi dengan tabung durham didalamnya
dimana tabung ke-1 sampai tabung ke-6 masing-masing berisi media
Lactose Broth Single Strain
sebanyak 10 ml. Kemudian tabung ke-7 sampai tabung ke-9 masing-masing berisi media
Lactose Broth Double Strain
. Tabung disusun pada rak tabung reaksi, masing-masing tabung diberi tanda berupa nomor urut, tanggal
pemeriksaan dan volume.
Universitas Sumatera Utara
2. Dengan pipet steril ambil bahan pemeriksaan yang telah disiapkan yaitu air tebu. Masukkan ke dalam :
Tabung ke-1 sampai dengan tabung ke-3 masing-masing sebanyak 0,1 ml. Tabung ke-4 sampai dengan tabung ke-6 masing-masing sebanyak 1 ml.
Tabung ke-7 sampai dengan tabung ke-9 masing-masing sebanyak 10 ml Masing-masing tabung tersebut digoyang-goyang agar spesimen dan media
tercampur. 3. Inkubasikan pada suhu 35ºC- 37 ºC selama 24 jam. Setelah 24 jam diperiksa ada
tidaknya pembentukan gas pada tabung durham. Catat semua tabung yang menunjukkan peragian
lactose
pembentukan gas. Pembentukan gas pada tabung durham pada test pendahuluan dinyatakan test + atau positif, maka dilanjutkan
dengan test penegasan. Apabila test dalam waktu 24 jam tidak membentuk gas, dimasukkan ke dalam inkubator kembali pada suhu 37 ºC selama 24 jam. Bila
terbentuk gas pada tabung durham, hasil menunjukkan positif dan test dilanjutkan dengan test penegasan. Bila test negatif berarti
Escherichia coli
negatif dan tidak perlu dilakukan test penegasan.
3.5.5 Test Penegasan
Confirmative Test
Media yang dipergunakan : Briliant Green Lactose Bile Broth BGLB 2. Test ini untuk menegaskan hasil positif dari test perkiraan, cara pemeriksaan :
1. Dari tiap-tiap tabung
Presumtive
yang positif, dipindahkan 1-2 ose ke dalam tabung
Confirmative
yang berisi 10 ml BGLB 2.
Universitas Sumatera Utara
2. Tabung
Confirmative
diinkubasikan pada suhu 44 ºC selama 24 jam untuk memastikan adanya
Coliform
tinja. 3. Pembacaan dilakukan setelah 24-48 jam dengan melihat jumlah tabung BGLB 2
yang menunjukkan positif gas. Test penegasan ini merupakan test yang minimal harus dikerjakan untuk
pemeriksaan bakteriologi makanan dan minuman.
3.5.6 Pembacaan Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Pembacaan hasil dari test penegasan dilakukan dengan menghitung jumlah tabung yang menunjukkan adanya gas baik pada seri tabung yang diinkubasi pada
suhu 37 C maupun pada seri tabung yang diinkubasikan pada suhu 44
C. Angka yang diperoleh dicocokan dengan tabel MPN, maka akan diperoleh index MPN
Coliform
untuk tabung yang diinkubasi pada suhu 37 C dan indeks MPN
Escherichia coli
untuk tabung yang diinkubasikan pada suhu 44 C
3.6 Definisi Operasional
1. Air tebu adalah minuman siap saji yang segar dan alami tanpa bahan pengawet
yang diambil dari sari pohon tebu. Air tebu berasal dari tebu yang sudah dikupas dan dibersihkan, kemudian tebu diperas dengan menggunakan mesin penggiling.
setelah itu, disaring dan dimasukkan ke dalam wadah yang berisi es batu. 2.
Pemilihan tebu adalah memilih jenis tebu khusus untuk minuman sari tebu. dengan ciri-ciri: tebu memiliki panjang sekitar 2,5 m, tebu tahan lama, air yang dihasilkan
hijau, dan aroma tebu sangat menyengat sehingga segar bagi yang meminumnya.
Universitas Sumatera Utara
3. Penyimpanan air tebu adalah menyimpan air tebu yang sudah siap saji di wadah
yang tertutup rapat dan berisi es batu. 4.
Pengolahan air tebu adalah proses mengolah tebu yang sudah dipotong-potong dengan ukuran 1 meter. kemudian kulit tebu dikupas lalu dibersihkan. giling tebu
yang sudah bersih dengan alat penggiling untuk mengambil airrnya. Lalu saring air perasan dari tebu supaya tidak terbawa tebu yang kecil-kecil ampas. Campur
air tebu dengan air putih dan sirup vanili secukupnya, aduk rata, tuang dalam gelas yang sudah diisi dengan es batu dan minuman sari tebu siap disajikan.
5. Pengangkutan air tebu adalah memindahkan air tebu yang sudah diolah ke dalam
wadah tempat penyimpanan air tebu. 6.
Penyajian air tebu adalah menyajikan minuman sari tebu yang sudah diolah untuk di jual kepada masyarakat umum.
7.
Escherichia Coli
adalah yaitu spesies bakteri yang ditemukan dalam usus manusia dan hewan sehat dan diperlukan untuk membantu dalam pemecahan
selulosa dan penyerapan vitamin K yang membantu pembekuan darah. Namun, bakteri ini seringkali juga menjadi penyebab infeksi saluran kemih, diare pada
bayi, dan infeksi luka. 3.7 Aspek Pengukuran
Aspek pengukuran adalah melihat Gambaran
hygiene
sanitasi air tebu yang dijual di beberapa kecamatan di kota Medan meliputi pemilihan tebu, penyimpanan
Universitas Sumatera Utara
tebu, pengolahan tebu, penyimpanan tebu yang sudah diolah, pengangkutan tebu dan penyajian air tebu.
Wawancara dan observasi dilakukan dengan menggunakan kuesioner berupa pertanyaan yang mengajukan dua kategori jawaban yaitu ―Ya‖ dan ‖Tidak‖ dan
pengukuran hanya menggunakan 2 dua skor, yaitu : 1.
Yang termasuk jawaban Ya a, skornya = 1 Merupakan jawaban yang sesuai dengan ketentuan dari kep.menkes RI
No.942MenkesSKVII2003 terlampir 2.
Yang termasuk jawaban Tidak b, skornya = 0 Jika salah satu pertanyaan dari wawancara dan observasi pada enam tahap
hygiene
sanitasi tidak sesuai Kepmenkes RI No. 942MenkesSKVII2003 tentang Pedoman Persyaratan
Hygiene
Sanitasi Makanan Jajanan, maka tahap tersebut tidak memenuhi syarat kesehatan. Kemudian jika dalam hasil pemeriksaan
diperoleh data yang menunjukkan bahwa terdapat bakteri
Escherichia coli
dalam air tebu, maka air tebu tersebut tidak sesuai dengan Permenkes RI No.
492MenkesPERIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
3.8 Teknik Analisis Data
3.8.1 Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran karakteristik masing-masing variabel dependen dan independen.
Universitas Sumatera Utara
3.8.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menggunakan uji
Pearson.
3.8.3 Analisis Multivariat
Analisis multivariat digunakan untuk melihat pengaruh antara variabel independen secara bersama sama terhadap variabel dependen menggunakan uji
regresi linier.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Geografi
Berdasarkan letak geografis, provinsi Sumatera Utara berada di bagian barat Indonesia, dengan letak astronomis berada pada garis 1
-4 Lintang Utara dan 98
- 100
Bujur Timur. Kota Medan memiliki Luas sekitar 26.510 hektar 265, 10 km
2
atau 3,6 dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kotakabupaten lainnya, memiliki luas wilayah yang relatif kecil. Untuk itu
topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 diatas permukaan laut.
Kota Medan mempunyai batas-batas wilayah antara lain : 1. Utara
: Selat Malaka 2. Selatan
: Daerah Kabupaten Deli Serdang 3. Barat
: Daerah Kabupaten Deli Serdang 4. Timur
: Daerah Kabupaten Deli Serdang Daerah lokasi penelitian terdapat pada lima kecamatan di kota medan, dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Daerah Lokasi Penelitian Penjual Minuman Sari Tebu di Lima Kecamatan Kota Medan Pada Tahun 2015
No Kecamatan
Jumlah Kelurahan
Luas km
2
Penduduk Jumlah
Kepadatan
1. Medan Tuntungan
9 20,68
66.745 3.228
2. Medan Selayang
6 9,01
78.976 6.165
3. Medan Johor
6 12,81
105.109 7.209
4. Medan Sunggal
6 2,98
105.517 6.834
5. Medan Baru
6 5,84
43.514 7.451
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan, Medan Dalam Angka 2010-2012
4.1.2 Demografi
Sumatera Utara Sumut merupakan provinsi yang jumlah penduduknya cukup besar, sehingga menempati urutan keempat se-Indonesia dalam sektor jumlah
penduduk. Berdasarkan tahun 2013 tercatat jumlah penduduk Sumatera Utara sebanyak 13,32 juta jiwa, dengan mencapai 1,22 persen. Sebagai bahan
perbandingan, hasil sensus penduduk tahun 2000 laju pertumbuhan penduduk provinsi ini sebesar 1,20 persen BPS, 2013.
4.2 Karakteristik Responden