makanan yang kurang baik menghasilkan kualitas makanan yang tidak memenuhi syarat.
Dengan nilai p=1,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini penyimpanan bahan makanan tidak memiliki pengaruh terhadap kontaminasi
E.Coli
pada makanan jajanan di Sekolah Dasar Kecamatan Tapos Depok. Hasil analisis bivariat pada penelitian Rahmawati 2011 menunjukkan tidak ada perbedaan yang
signifikan antara penyimpanan bahan makanan dengan kontaminasi
E.Coli
pada makanan jajanan p=0,615 di warung jajanan sekolah Dasar Kota Tangerang Selatan.
Hal ini sama dengan penelitian Yunaenah 2009 dimana tidak ada perbedaan yang signifikan antara penyimpanan bahan makanan dengan kontaminasi
E.coli
pada makanan jajanan p=0,973.
5.6 Hubungan Pengangkutan Minuman Sari Tebu dengan
E.Coli
Pengangkutan makanan yang sehat akan sangat berperan di dalam mencegah terjadinya pencemaran makanan. Dalam proses pengangkutan makanan banyak pihak
yang terkait mulai dari persiapan, pewadahan, orang, suhu, dan kendaraan pengangkut itu sendiri. Pencemaran makanan selama dalam pengangkutan dapat
berupa pencemaran fisik, mikroba, maupun kimia. Untuk mencegah adalah dengan membuang atau mengurangi sumber yang akan menyebabkan pencemaran Depkes
RI, 2004.
Hasil analisa ada hubungan yang signifikan antara pengangkutan minuman
sari tebu dengan
E.coli
di beberapa kecamatan di kota medan tahun 2015 dengan p =
Universitas Sumatera Utara
0,001 p0,05. Secara umum produk pangan membutuhkan pendinginan untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme patogenik, sehingga perlu didinginkan
secara cepat dibawah 4 C. Tindakan hati-hati harus dilakukan dalam transportasi dan
distribusi produk pangan untuk mencegah kontaminasi. Alat pengangkutan dan alat bantunya seperti palet dan konveyor atau trolley harus dalam keadaan bersih dan
tersanitasi. Alat bantu yang tidak baik atau rusak dan tidak bias diperbaiki dan dibersihkan atau disanitasi harus dibuang atau tidak dipakai sama sekali. Memelihara
integritas rantai pendingainan sangat penting untuk meyakinkan bahwa mutu dan keamanan dari produk minuman segar tersebut terjamin. Jika minuman terkemas
dikirim ke fasilias yang lainnya seperi took pengecer, maka transportasi dilaksanakan secara tersanitasi dengan baik. Transportasi dengan fasilitas pendingin ada alat angkut
terbaik. Inspeksi secara periodic terhadap produk sering dilakukan untuk penanganan yang memadai terhadap produk tersebut. Utama, 2001.
5.7 Hubungan Penyajian Minuman Sari Tebu dengan
E.Coli
Penyajian makanan yang menarik akan memberikan nilai tambah dalam menarik pelanggan. Teknis penyajian makanan untuk konsumen memiliki berbagai
cara asalkan memperhatikan kaidah
hygiene
sanitasi yang baik. Pengunaan pembungkus seperti plastik, kertas atau boks plastik harus dalam keadaan bersih dan
tidak berasal dari bahan-bahan yang dapat menimbulkan racun. Makanan yang disajikan pada tempat yang bersih, peralatan yang digunakan
bersih, sirkulasi udara dapat berlangsung, penyaji berpakaian bersih dan rapi
Universitas Sumatera Utara
menggunakan tutup kepala dan celemek. Tidak boleh terjadi kontak langsung dengan makanan yang disajikan Kusmayadi, 2008.
Hasil analisa ada hubungan yang signifikan antara penyajian minuman sari
tebu dengan
E.coli
di beberapa kecamatan di Kota Medan tahun 2015 dengan p = 0,000 p0,05.
Hal ini sesuai dengan penelitian Kurniadi 2013 Dari observasi yang dilakukan sebagian besar para pedagang kantin tidak menggunakan wadah yang
bersih dan kering pada saat menyajikan makanan, tidak menggunakan alat yang bersih pada saat mengambil makanan serta tempat penyajian makanan yang tidak
bersih. Kebiasaan lain para pedagang kantin yang dapat mengakibatkan kontaminasi pada makanan adalah menggunakan penutup kertas Koran atau plastik untuk menutup
makanan jajanan yang dijual sehingga makanan tidak tertutup dengan baik, sehingga kondisi ini sangat bisa mempengaruhi terjadinya kontaminasi pada makanan jajanan.
Mendukung penelitian ini yang dilakukan Wibowo 2010 yang mengatakan bahwa penyajian makanan yang tidak memenuhi syarat berpeluang terkontaminasi
E. coli
4,551 kali 95 CI: 1,431-14,150 dibandingkan dengan penyajian makanan yang memenuhi syarat. Hal ini tentunya sesuai teori yang menyebutkan bahwa
penyajian makanan merupakan rangkaian akhir dari perjalanan makanan. Makanan yang dijual adalah makanan yang siap santap dengan memperhatikan prinsip
penyajian yaitu tempat penyajian makanan harus bersih dan tertutup dan cara pengambilan makanan harus menggunakan peralatan yang bersih dan kering Depkes,
2006.
Universitas Sumatera Utara
5.8 Pengaruh Pengolahan dan Penyajian Minuman Sari Tebu dengan