Analisis Bivariat .1 Hubungan Pemilihan Tebu dengan Hubungan Pemilihan Bahan Baku Tebu dengan

4.3.9 Hasil Kandungan Bakteri

E. Coli

Pada Minuman Sari Tebu Hasil E.coli didapatkan pada minuman air tebu semua air tebu mengandung bakteri E.coli dan dinyatakan semua minuman air tebu tidak memenuhi syarat. Tabel 4.11 Distribusi Kategori Kandungan

E. Coli

pada Minuman Air Tebu Kandungan

E.Coli

N Memenuhi syarat 0,0 Tidak memenuhi syarat 30 100,0 Jumlah 30 100,0 Hasil Kandungan bakteri E.coli yang terdapat pada minuman air tebu paling rendah adalah sebanyak 1,50 MPN100 ml, sedangkan paling tinggi sebanyak 1900,00 MPN100 ml dan minuman air tebu rata-rata mengandung E.coli sebanyak 529,00 MPN100 ml. Tabel 4.12 Distribusi Kandungan

E. Coli

pada Minuman Air Tebu Variabel n Minimum Maximum Mean SD E.coli 30 1,50 1900,00 529,00 762,16681 4.4 Analisis Bivariat 4.4.1 Hubungan Pemilihan Tebu dengan

E.Coli

Analisis hubungan menggunakan pearson correlation dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan variabel independen dan variabel dependen. Hasil uji hubungan antara variabel dependen dan independen dapat jelas di lihat pada Tabel 4.10 di bawah ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.13 Hasil Uji Korelasi Pearson antara Penjual Minuman Sari Tebu dengan Keberadaan

E.Coli

Tahun 2015 Variabel Corelation Coefficient p value Pemilihan -0,099 0,602 Penyimpanan -0,004 0,984 Pengolahan -0,561 0,001 Lokasi -0,412 0,024 P.Sari Tebu -0,347 0,060 Pengangkutan -0,573 0,001 Penyajian -0,632 0,000 Dari Tabel 4.13 di atas, variabel pengolahan, lokasi, pengangkutan dan penyajian secara signifikan berhubungan dengan

E.Coli

yang nilainya masing-masing sebesar p α 0,05. Hasil Corelation Coefficient menunjukkan hasil yang negatif pada setiap variabel independen. Artinya semakin baik pengolahan, lokasi, pengangkutan dan penyajian pada air tebu maka resiko adanya bakteri

E.Coli

semakin kecil. 4.5 Multivariat 4.5.1 Pengaruh Pengolahan, Lokasi, Pengangkutan dan Penyajian dengan Keberadaan Bakteri

E.Coli

pada Pedagang Minuman Sari Tebu di Beberapa Kecamatan di Kota Medan Tahun 2015 Salah satu, pendekatan model statistik untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel independen lebih dari satu terhadap variabel dependen yang bersifat numerik, Variabel yang dimasukkan dalam model prediksi regresi linear berganda sederhana adalah variabel dengan nilai p 0,25 yaitu variabel pengolahan, lokasi, penyimpanan minuman sari tebu, pengangkutan dan penyajian. Variabel yang terpilih Universitas Sumatera Utara dalam model akhir regresi linear sederhana adalah variabel yang mempunyai nilai p 0,05, yaitu pengolahan, lokasi, pengangkutan dan penyajian.

4.5.2 Uji F Uji Serempak

Nilai signifikansi pada uji F diperolah nilai p=0,000 0,05, maka hipotesa penelitian diterima, berarti ada pengaruh variabel pengolahan, lokasi, pengangkutan dan penyajian terhadap

E.Coli

pada minuman sari tebu di beberapa kecamatan di kota medan Tahun 2015, yang dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut ini : Tabel 4.14 Hasil Analisis Determinasi R 2 F p value 0,607 0,000 0,000 Koefisien determinasi regresi R 2 = 0,607 menunjukkan bahwa variabel pengolahan, lokasi, pengangkutan dan penyajian mampu menjelaskan variasi pada

E.Coli

sebesar 60,70, selebihnya 39,30 dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model regresi yang digunakan.

4.5.3 Uji Parsial Uji t Tabel 4.15 Pengaruh Pengolahan dan Penyajian Minuman Sari Tebu di Kota

Medan Tahun 2015 Variabel B Sig Konstanta 2.779.317 0,000 Pengolahan -158.600 0,021 Penyajian -464.985 0,000 Berdasarkan hasil uji regresi linear ganda, didapatkan variabel dalam persamaan garis regresi menjadi: Y = 2.779.317- 158,600X 1 – 464,985X 2 Universitas Sumatera Utara Dengan persamaan garis regresi yang diperoleh, maka model regresi tersebut dapat diintepretasikan, sebagai berikut: 1. Hasil uji regresi linear sederhana terhadap variabel pengolahan diperoleh nilai p=0,0210,05, maka hipotesa penelitian diterima, berarti ada pengaruh variabel pengolahan terhadap

E.Coli

pada pedagang minuman sari tebu tahun 2015, Nilai koefisien b 1 = -158,600 berarti bahwa apabila nilai variabel pengolahan, X 1 mengalami penurunan sebesar satu poin, sementara hal-hal lainnya bersifat tetap, maka adanya E.coli Y akan menurun sebesar 158, 600 poin. 2. Hasil uji regresi linear sederhana terhadap variabel sikap diperoleh nilai p=0,0000,05, maka hipotesa penelitian diterima, berarti ada pengaruh penyajian, Nilai koefisien b 1 = -0,464,985 berarti bahwa apabila nilai sikap X 2 mengalami penurunan sebesar satu poin, sementara hal-hal lainnya bersifat tetap, maka adanya

E.Coli

Y akan menurun sebesar -0,464,985 poin. Universitas Sumatera Utara BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Hubungan Pemilihan Bahan Baku Tebu dengan

E.Coli

Kualitas bahan makanan yang baik dapat dilihat melalui ciri-ciri fisik dan mutunya dalam hal ini bentuk, warna, kesegaran, bau dan lainnya. Bahan makanan yang baik terbebas dari kerusakan dan pencemaran termasuk pencemaran oleh bahan kimia seperti pestisida Kusmayadi, 2008. Pemilihan tebu juga harus di pilih tebu yang berkualitas baik fisik dan air yang dihasilkan dari tebu tersebut. Sebaiknya menggunakan tebu segar dan tidak busuk. Hasil analisa tidak ada hubungan yang signifikan antara pemilihan minuman sari tebu dengan E.coli di beberapa kecamatan di kota medan tahun 2015 dengan p = 0,062. Hal ini sesuai dengan penelitian Said 2013 dari hasil pemeriksaan laboratorium bahwa Sampel B tidak ditemukan adanya bakteri Escherichia Coli , Pada jamu tradisional. Dari hasil pengamatan bahwa penjual jamu tradisional ini sudah memperhatikan kebersihan dari seperti memotong kuku pendek, mencuci tangan sebelum melakukan pengolahan, memakai pakaian yang bersih, mandi sebelum melakukan pengolahan, air yang digunakan untuk mencuci gelas sering diganti, penjual ini selalu memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar, air yang digunakan untuk mencuci bahan baku, peralatan yaitu air bersih, sehingga bakteri Escherichia coli tidak ditemukan pada sampel B. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan Universitas Sumatera Utara yang signifikan antara pemilihan bahan baku jamu dengan keberadaan E.coli pada jamu tradisional tersebut.

5.2 Hubungan Penyimpanan Tebu dengan

Dokumen yang terkait

Hygiene Sanitasi Dan Pemeriksaan Kandungan Bakteri Escherichia Coli Pada Sop Buah Yang Dijual Di Pasar Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2011

10 96 104

Hygiene Sanitasi Dan Pemeriksaan Kandungan Bakteri Escherichia Coli Pada Es Kolak Durian Yang Dijajakan Di Jalan Dr. Mansyur Kelurahan Padang Bulan Kota Medan Tahun 2010

5 57 94

Hygiene Sanitasi Dan Pemeriksaan Kandungan Bakteri Escherichia Coli Pada Es Krim Yang Dijajakan Di Kecamatan Medan Petisah Kota Medan Tahun 2009

7 54 74

Hubungan Hygiene Sanitasi Lingkungan Penjualan dengan Kandungan Escherichia Coli Pada Air Tebu di Beberapa Kecamatan di Kota Medan Tahun 2015

0 1 18

Hubungan Hygiene Sanitasi Lingkungan Penjualan dengan Kandungan Escherichia Coli Pada Air Tebu di Beberapa Kecamatan di Kota Medan Tahun 2015

0 0 2

Hubungan Hygiene Sanitasi Lingkungan Penjualan dengan Kandungan Escherichia Coli Pada Air Tebu di Beberapa Kecamatan di Kota Medan Tahun 2015

0 1 8

Hubungan Hygiene Sanitasi Lingkungan Penjualan dengan Kandungan Escherichia Coli Pada Air Tebu di Beberapa Kecamatan di Kota Medan Tahun 2015

2 6 43

Hubungan Hygiene Sanitasi Lingkungan Penjualan dengan Kandungan Escherichia Coli Pada Air Tebu di Beberapa Kecamatan di Kota Medan Tahun 2015 Chapter III VI

0 0 42

Hubungan Hygiene Sanitasi Lingkungan Penjualan dengan Kandungan Escherichia Coli Pada Air Tebu di Beberapa Kecamatan di Kota Medan Tahun 2015

1 9 6

Hubungan Hygiene Sanitasi Lingkungan Penjualan dengan Kandungan Escherichia Coli Pada Air Tebu di Beberapa Kecamatan di Kota Medan Tahun 2015 Appendix

0 0 51