commit to user 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SLB C Dharma Anak Bangsa Klaten yang beralamat di Jl. Karangwuni
– Pedan, Kurung Baru, Ceper, Klaten. Dasar yang dijadikan pertimbangan lain dalam memilih tempat untuk penelitian ini antara
lain: 1. Peneliti telah melakukan observasi dan awal pra penelitian sehingga peneliti
telah mengetahui situasi dan kondisi siswa di SLB C Dharma Anak Bangsa Klaten.
2. Di SLB C Dharma Anak Bangsa Klaten memiliki fasilitas yang cukup lengkap, termasuk dalam alat peraga pembelajaran sehingga akan
memudahkan peneliti dalam melaksanakan perencanaan yang sudah disiapkan.
Pelaksanaan tindakan pada siswa tunagrahita kelas V dengan alasan berdasarkan penjelasan dari Kepala Sekolah bahwa siswa kelas V dalam
pembelajaran IPA termasuk kelas yang nilai prestasinya rendah apabila dibandingkan kelas VI dan IV. Rendahnya nilai prestasi belajar IPA karena siswa
kelas V kurang berminat terhadap pelajaran IPA sehingga diperlukan bantuan alat peraga untuk membangkitkan minat belajar siswa pada pelajaran IPA
Adapun pelaksanaan penelitian pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan alat peraga miniatur dilaksanakan di dalam kelas. Penelitian bisa
dilaksanakan 2 kali seminggu setiap hari Senin dan Sabtu pada jam pelajaran IPA semester I tahun ajaran 20092010. Waktu yang digunakan peneliti untuk
penelitian ini adalah dari bulan Maret sampai Juni tahun 2010.
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research, yaitu sebuah penelitian yang merupakan
kerja sama antara peneliti, guru, siswa, dan pihak-pihak lain yang terkait untuk 32
commit to user 33
menciptakan suatu kinerja sekolah yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan kesulitan-kesulitan di sekolah dan untuk memberikan alternatif
usaha guna mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut. Suharsimi Arikunto Suhardjono, dan Supardi 2007: 62 mengartikan PTK
Penelitian Tindakan Kelas 1. Penelitian merupakan kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan
cara dan aturan metodologi untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan
penting bagi peneliti. 2. Tindakan merupakan suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan. 3. Kelas merupakan sekolompok peserta didik yang sama dan menerima
pelajaran yang sama dari seorang guru. Dari pengertian tiga kata tersebut dapat diketahui bahwa penelitian
tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama. Pada hakikatnya penelitian tindakan kelas merupakan suatu siklus yang
terdiri adanya masalah, rencana tindakan, pelaksanaan, evaluasi dan refleksi. Hal ini disebabkan masalah yang dihadapi tidak langsung dapat diselesaikan dalam
suatu tindakan, sehingga perlu adanya tindakan perbaikan lanjutan terhadap masalah yang belum terselesaikan. Dengan demikian pelaksanaan tindakan kelas
cenderung dilakukan lebih dari satu kali. Menurut Arikunto Suhardjono, dan Supardi 2007: 62 menyatakan bahwa
PTK Penelitian Tindakan Kelas memiliki keunikan, di antaranya sebagai berikut:
1. PTK merupakan kegiatan penelitian yang tidak saja berupaya memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiahnya.
PTK merupakan bagian penting dari upaya pengembangan profesional guru, karena PTK mampu membelajarkan guru untuk berfikir kritis dan
sistematis, mampu membiasakan membelajarkan guru untuk menulis dan membuat catatan
commit to user 34
2. Hal yang dipermasalahkan bukan dihasilkan dari kajian teoritis atau dan hasil penelitian terdahulu, tetapi berasal dari adanya permasalahan yang
nyata dan aktual yang terjadi dalam pembelajaran di kelas. Dengan kata lain PTK berfokus pada masalah praktis, bukan masalah teoretis atau
bersifat bebas konteks.
3. PTK hendaknya dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas, dan tajam mengenai hal-hal yang terjadi di kelas.
4. Adanya kolaborasi kerjasama antarpratisi guru, kepala sekolah, siswa dan lain-lain dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang
permasalah, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan action.
5. Di samping itu, PTK dilakukan hanya apabila ada: a keputusan kelompok dan komitmen untuk pengembangan, b bertujuan
meningkatkan profesional guru c alasan pokok: ingin tahu, ingin membantu, ingin meningkatkan, dan d bertujuan memperoleh
pengetahuan dan atau sebagai pemecahan masalah.
Arikunto 1998:16 mengemukakan bahwa secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu 1 perencanaan, 2 pelaksanaan, 3
pengamatan, dan 4 refleksi. Adapun penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut.
1. Rencana Rencana
tindakan yang
akan dilakukan
untuk memperbaiki,
meningkatkan atau mengubah sebagai suatu bentuk solusi. 2. Tindakan
Apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan peningkatan, atau perubahan yang diinginkan.
3. Observasi Mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau
dikenakan terhadap siswa. 4. Refleksi
Penelitian mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi, ini, peneliti bersama
guru dapat melakukan revisiperbaikan terhadap rencana awal yang mungkin saja belum sesuai dengan apa yang diinginkan.
Keempat komponen tersebut merupakan langkah-langkah yang harus ditempuh setiap peneliti yang akan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas.
commit to user 35
Gambar 1. Alur Penelitian Tindakan Sugiyono
, “Penelitian Tindakan Kelas”. 2006: 16 Keterangan:
1. Rencana Rencana tindakan yang akan dilakukan adalah membantu siswa untuk
meningkatkan prestasi belajar IPA dengan menggunakan alat peraga miniatur. 2. Tindakan
Pembelajaran IPA dengan menggunakan alat peraga miniatur yaitu berupa benda tiruan yang bentuknya sama atau lebih kecil dari benda sebenarnya
yang digunakan oleh guru guna memudahkan dalam penyampaian materi pelajaran agar dapat diterima oleh anak didik dengan mudah.
3. Observasi Mengamati peningkatan keaktifan siswa saat pembelajaran IPA dengan
menggunakan alat peraga miniatur. Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan Pelaksanaan
Refleksi
Pelaksanaan Refleksi
Hasil
commit to user 36
4. Refleksi Mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan pelaksanaan pembelajaran
IPA dengan menggunakan alat peraga miniatur. Peneliti bersama guru melakukan perbaikan terhadap kelemahan pembelajaran pada siklus I, siklus II, dan
seterusnya. Searah dengan model alur PTK yang dikemukakan oleh Sugiyono 2006:
19 tersebut, maka dapat dibuat skema penelitian sebagai berikut:
Skema 1: Alur Penelitian tindakan Kelas
Perencanaan Penyusunan rencana pembelajaran dengan
alat peraga miniatur Pelaksanaan Tindakan
Menggunakan alat peraga miniatur dalam pembelajaran IPA
Observasi Seberapa besar pengaruh alat peraga miniatur
yang digunakan dalam pembelajaran IPA
Evaluasi Tes formatif diberikan setelah pelajaran telah
selesai diulas Menganalisis:
Diskusi tentang kelamahan dan kelebihan penggunaan alat peraga saat pembelajaran
IPA
Perencanaan Perbaikan untuk siklus berikutnya
Identifikasi Masalah yaitu prestasi belajar IPA siswa rendah
Menganalisis dan merumuskan masalah: Guru masih menggunakan metode
pembelajaran konvensional
Refleksi
Peningkatan prestasi belajar IPA
commit to user 37
C. Peneliti dan Subjek Penelitian