commit to user 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Banyak istilah yang di gunakan untuk menyebut tunagrahita yaitu menunjukkan kondisi kecerdasan penderita tunagrahita di bawah rata-rata. Istilah
dalam bahasa Indonesia yang pernah di gunakan, misalnya lemah otak, lemah ingatan, lemah pikiran, retardasi mental, terbelakang mental, cacat grahita dan
tunagrahita. Istilah tunagrahita digunakan karena di pandang lebih tepat dalam penerapannya di bidang pendidikan.
PP No. 72 tahun 1991 dalam Moh. Amin 1995: 10 menyebutkan bahwa anak tunagrahita adalah anak-anak dalam kelompok di bawah normal danatau
lebih lamban daripada anak normal, naik perkembangan sosial maupun kecerdasan.
Seseorang dianggap sebagai tunagrahita apabila fungsi intelegensinya dibawah rata-rata dan mengalami kesulitan dalam adaptasi karena tingkah lakunya
terbelakang dibanding usia kronologis, mengalami keterlambatan kecerdasan dalam perkembangan, dan individu tunagrahita memerlukan pengajaran dan
pendidikan secara khusus.
1. Tinjauan Tentang Anak Tunagrahita
a. Pengertian Anak Tunagrahita
Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut mereka yang kondisi kecerdasannya di bawah rata-rata. Dalam bahasa Indonesia istilah yang pernah di
gunakan, misalnya lemah otak, lemah ingatan, lemah pikiran, retardasi mental, terbelakang mental, cacat grahita dan tunagrahita. Dalam penelitian ini cenderung
menggunakan istilah tunagrahita karena di pandang lebih tepat dalam penerapannya di bidang pendidikan.
Tunagrahita umumnya di artikan sebagai bentuk kelainan intelegensi, yaitu suatu kondisi kecerdasan di bawah rata-rata normal. Untuk lebih jelasnya penulis
kemukakan pendapat sebagai berikut : 6
commit to user 7
Menurut Munzayanah 2000:13 menyatakan bahwa ”anak tunagrahita sebagai anak yang mengalami gangguan atau hambatan dalam perkembangan
daya pikir serta seluruh kepribadian sehingga ia tidak mampu hidup dengan kekuatan sendiri dalam masyarakat meskipun dengan cara sederhana.”
Mental retardation MR is one of the most distressing handicaps in any society. Development of an individual with mental retardation depends on the type
and extent of the underlying disorder, the associated disabilities, environmental factors,
psychological factors,
cognitive abilities
and comorbid
psychopathological conditions
Ludwik, et
al., 2001.
http:www.industrialpsychiatry.orgarticle.asp?issn=09726748;year=2009;volum e=18;issue=1;spage=56;epage=59;aulast=Kumar
AFMR Vivian Navaratman, 1987:403 dalam Wardani 2008;6.5 menggariskan bahwa seorang tunagrahita yang keadaan kecerdasannya yang jelas-
jelas di bawah rata-rata. Individu yang menderita tunagrahita tidak mampu ada kecenderungan kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan norma dan tuntutan
yang berlaku di masyarakat. Dari defenisi tersebut, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut: 1 Fungsi intelektual umum secara signifikan berada di bawah rata-
rata, maksudnya bahwa kekurangan itu harus benar-benar meyakinkan sehingga yang bersangkutan memerlukan layanan
pendidikan khusus. Sebagai contoh anak normal rata-rata mempunyai IQ Intelligence Qouatient, sedangkan anak
tunagrahita memiliki IQ paling tinggi 70.
2 Kekurangan dalam tingkah laku penyesuaian perilaku adaptif, maksudnya bahwa yang bersangkutan tidakkurang memiliki
kesanggupan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan usianya. Ia hanya mampu melakukan pekerjaan seperti
yang dapat dilakukan oleh anak yang usianya lebih muda darinya.
3 Ketunagrahitaan berlangsung pada periode perkembangan, maksudnya adalah ketunagrahitaan itu terjadi pada usia
perkembangan, yaitu sejak konsepsi hingga usia 18 tahun.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat diketahui bahwa anak tunagrahita ringan adalah anak yang mempunyai intelektual di bawah rata-rata, memiliki IQ
55-70 yang setingkat lebih rendah di bandingkan dengan anak lambat belajar,
commit to user 8
kemampuan berpikirnya rendah, perhatian dan ingatan lemah tetapi masih mempunyai potensi untuk dapat di kembangkan dalam bidang akademik seperti
membaca, menulis dan berhitung. Selain itu mereka masih dapat bersosialisasi dengan lingkungan dan bila dilatih dapat dijadikan bekal hidup bagi dirinya
setelah dewasa.
b. Penyebab Anak Tunagrahita