Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kemampuan anak didik se-optimal mungkin sesuai dengan situasi dan kondisi anak. Sebagaimana ditegaskan dalam Undang-undang Nomor 2 tentang sistem pendidikan Nasional 1989: 16-17 bahwa setiap peserta didik pada suatu satuan pendidikan mempunyai hak –hak mendapatkan perlakuan sesuai dengan bakat dan minat kemampuannya. Hal ini berarti bahwa pendidikan tersebut perlu juga diberikan kepada mereka yang mengalami keterbatasan dalam segi mental intelektual, rohaniah kejiwaan dan sosial. Anak tunagrahita mampu didik adalah anak yang digolongkan dalam anak tuna grahita ringan, karena memiliki IQ antara 5055-7075. Kemampuan mentalnya setaraf dengan anak normal usia 7-10 tahun. Karena keterbatasan intelegensinya menyebabkan kemampuan dalam hal menerima pelajaran disekolah tidak dapat maksimal, sehingga mereka tertinggal dengan siswa yang lain, yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Luar Biasa adalah Ilmu Pengetahuan Alam. Tujuan dari pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menurut kurikulum 1994 Sekolah Dasar Luar Biasa SDLB tunagrahita ringan yaitu agar siswa memahami konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam dan saling keterkaitannya serta mampu menggunakan metode ilmiah dengan dilandasi sikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari sehingga lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan-NYA. Pencapaian tujuan pengajaran yang diharapkan adanya pengembangan dalam komponen pengajaran yang antara lain : pengembangan metode pengajaran, sarana dan prasarana serta alat peraga dalam pengajaran. Dari berbagai komponen pengajaran tersebut alat peraga merupakan salah satu komponen yang sangat diperhatikan, mengingat dari karakteristik anak tunagrahita yang sulit menangkap materi yang sifatnya abstrak. Untuk itu alat 1 commit to user 2 peraga sangat penting dalam pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam bagi siswa Sekolah Luar Biasa. Peningkatan kemampuan dan minat anak tunagrahita mampu didik dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, maka digunakan alat peraga yang menarik perhatian anak didik. Seperti yang dikemukakan B.Suryosobroto 1986:78 mengatakan bahwa “Pendidikan dan pengajaran hanya berhasil baik jika anak didik mempunyai perhatian terhadap bahan-bahan pendidikan dan pengajaran yang disajikan kepadanya”. Alat peraga dalam proses pembelajaran mempunyai peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Setiap proses belajar mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain : tujuan, bahan, metode alat, serta evaluasi.Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak dapat dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai tehnik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar sampai kepada tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan itu, peran alat peraga sangat penting, karena memiliki pengaruh yang besar tentang sulit tidaknya anak dalam memahami pelajaran melalui alat peraga yang digunakan. Alat peraga yang efektif bukan ditentukan oleh mahal atau murahnya benda yang digunakan sebagai alat peraga maupun frekuensi penggunaannya, melainkan dihadapkan pada kesesuaian alat peraga dengan pokok bahasan dan kondisi anak tunagrahita mampu didik. Dalam hal ini peneliti menggunakan alat peraga Miniatur dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Alat peraga miniatur dipilih karena mudah dalam penggunaannya serta dapat menciptakan suasana belajar yang bervariasi. Yang dimaksudkan bervariasi yaitu : dapat disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan anak tunagrahita mampu didik yang diharapkan mampu membangkitkan kemampuan serta pemahaman berfikir anak. Alat peraga miniatur merupakan alat pelajaran yang berupa benda tiruan dari benda yang sebenarnya dalam bentuk kecil yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Dengan menggunakan alat peraga miniatur anak tunagrahita mampu didik mampu akan memperoleh pengalaman langsung melalui benda- benda tiruan. Dari pengalaman itu anak tunagrahita mampu didik akan lebih commit to user 3 termotivasi serta mempunyai minat yang tinggi terhadap pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam karena mata pelajaran yang disampaikan mudah untuk dipahami. Berdasarkan pengamatan proses belajar mengajar yang dilakukan di Sekolah Luar Biasa bagian C menunjukkan bahwa dalam menyampaikan materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, guru selama ini hanya menggunakan alat peraga gambar yang telah disediakan dari sekolahan. Penggunaan alat peraga gambar oleh guru dalam menerangkan materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dianggap terlalu biasa dan siswa tidak selalu tahu bagaimana cara membaca gambar. Hal inilah yang menyebakan Anak Tunagrahita mampu didik kurang bersemangat dan prestasi belajarnya kurang meningkat. Oleh karena itu dalam penelitian, peneliti bermaksud mencobakan alat peraga miniatur untuk pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada anak tunagrahita mampu didik. Atas dasar uraian tersebut di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul: ”EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT PERAGA MINIATUR DALAM PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM ANAK TUNA GRAHITA KELAS V SD DI SLB DHARMA ANAK BANGSA KLATEN ”. B. Pembatasan Masalah Untuk menghindari agar penelitiantidak menyimpang dari tujuan penelitian,maka peneliti perlu mengadakan pembatasan masalah.Dalam hal ini yang terbatas yaitu mengenai : 1. Efektivitas Efektivitas adalah suatu tindakan atau usaha untuk menyelesaikan pekerjaan secara tepat guna dengan tenaga, waktu dan biaya sedikit. 2. Alat Peraga Miniatur Alat peraga miniatur adalah alat pelajaran yang berupa benda tiruan yang bentuknya lebih kecil dari benda sebenarnya yang digunakan oleh guru guna memudahkan dalam penyampaian materi pelajaran agar dapat diterima oleh anak didik dengan mudah. commit to user 4 3. Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu tingkat keberhasilan anak dalam menguasai pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan alat peraga miniatur yang sesuai dengan materi yang disampaikan. 4. Anak Tunagrahita anak tunagrahita sebagai anak yang mengalami gangguan atau hambatan dalam perkembangan daya pikir serta seluruh kepribadian sehingga ia tidak mampu hidup dengan kekuatan sendiri dalam masyarakat meskipun dengan cara sederhana.

C. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

SURVEI PROSES PENDIDIKAN JASMANI ANAK TUNA GRAHITA DI SLB C YAYASAN DHARMA MULIA SEMARANG TAHUN 2012

0 17 192

MEDIA PEMBELAJARAN PERMAINAN KARTU UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA BAGI ANAK TUNA GRAHITA KELAS D1 C SLB B­C YPAALB LANGENHARJO TAHUN AJARAN 2008 2009

0 3 62

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA GAMBAR PADA ANAK TUNA GRAHITA RINGAN KELAS D1 SLB C YPAALB PRAMBANAN KLATEN TH. 2008 2009

0 4 53

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE KARYAWISATA PADA ANAK TUNA GRAHITA KELAS DASAR III SLB – C YPAALB PRAMBANAN KLATEN

1 9 77

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA POHON BILANGAN BAGI SISWA KELAS IC I TUNA GRAHITA SLB B – C BAGASKARA SRAGEN TAHUN PELAJARAN

0 6 17

PROBLEMATIKA BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK PENYANDANG TUNA GRAHITA (SLB B/C YPPLB NGAWI Kabupaten Ngawi).

0 1 19

Efektivitas penggunaan alat peraga bola bermuatan pada operasi hitung bilangan bulat untuk anak tuna rungu (SLB B) di SLB Yapenas kelas V SD.

1 6 257

PENGARUH PENGGUNAAN PICTURE WORD INDUCTIVE MODEL TERHADAP PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA ANAK TUNAGRAHITA KELAS 2 DI SLB B C DHARMA ANAK BANGSA KLATEN TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 0 17

IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR PENYEBAB KEGEMUKAN ANAK TUNA GRAHITA SLB C WIYATA DHARMA 2 YOGYAKARTA.

0 0 110

Efektivitas penggunaan alat peraga bola bermuatan pada operasi hitung bilangan bulat untuk anak tuna rungu (SLB B) di SLB Yapenas kelas V SD - USD Repository

0 0 253