AB A
B A
A A
Badan Perencanaan Pembangunan Penyusunan Materplan Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Jember
Halaman 42 A
B
Lembaga Penelitian
3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, terdiri dari bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaaan milik daerah
BUMD. 4. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, terdiri dari:
a. Hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan b. Penerimaan jasa giro
c. Pendapatan bunga deposito d. Penerimaan lain-lain PAD.
3.5. Metode AnalisisData
Analisis data penelitian dilaksanakan dengan metode deskriptif kuantitatif untuk memperoleh gambaran sumber-sumber potensi PAD
yang terdapat di Kabupaten Jember, kecenderungan atau trend
komponen-komponen PAD serta menggambarkan efektifitas pemungutan PAD. Analisis data penelitian menggunakan metode-metode yang relevan
pada setiap tahapan penelitian. Metode analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Pemetaan potensi objek-objek PAD saat ini. Pemetaan potensi objek-objek
PAD saat
ini menggunakan
teknik deskriptif
menggunakan data time series penerimaan daerah Kabupaten
Jember selama 10 tahun ke belakang, yaitu dari tahun 2005 hingga 2014.
Objek potensi PAD diklasifikasikan menurut jenisnya kemudian divisualisasikan kedalam tabel-tabel dan gambar-gambar.
a.
Grafik perkembangan penerimaan pajak daerah 2005 – 2014
b.
Grafik perkembangan penerimaan retribusi daerah 2005 – 2014
c.
Grafik perkembangan penerimaan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 2005 – 2014
d.
Grafik perkembangan penerimaan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah 2005 – 2014
AB A
B A
A A
Badan Perencanaan Pembangunan Penyusunan Materplan Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Jember
Halaman 43 A
B
Lembaga Penelitian
e.
Grafik gabungan perkembangan penerimaan daerah dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah tahun 2005 – 2014
f.
Tabel kontribusi penerimaan pajak daerah terhadap PAD 2005 – 2014
g.
Tabel kontribusi penerimaan retribusi daerah terhadap PAD 2005 – 2014
h.
Tabel kontribusi penerimaan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan terhadap PAD 2005 – 2014
i.
Tabel kontribusi penerimaan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah terhadap PAD 2005 – 2014
j.
Pie diagramrata-rata kontribusi penerimaan daerah dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah tahun terhadap PAD 2005 – 2014
2. Evaluasi potensi objek-objek PAD saat ini. Evaluasi potensi objek- objek PAD tahun 2005 – 2014 menggunakan indikator-indikator
sebagai berikut: a. Daya pajak
tax effort Kemampuan Pajak Penerimaan Pajak
Daya Pajak = ----------------------- = -------------------- X 100 Kemampuan Bayar Pajak PDRB
b. Efektifitas pajak tax effectivity
Penerimaan Pajak Efektivitas =
------------------------ X 100 Potensi Pajak
+
AB
, -
A
.0 1 2
B
3 4
A
- 5 3
A A
+ 6 7 3
Badan Perencanaan Pembangunan Penyusunan Materplan Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Jember
Halaman 44
, 7
8 3
9 7
.
A
9 1
2
B
3
Lembaga Penelitian
c. Efisiensi pajak tax eficiency
Biaya Pemungutan Efisiensi =
------------------------------------------- X 100 Penerimaan Pajak yang Dipungut
3. Analisis kendala dan permasalahan. Analisis kendala dan permasalahan belum optimalnya penerimaan PAD pada setiap
objek PAD menggunakan teknik I nterpretive Structural Modeling
I SM.I SM merupakan
teknik pemodelan
struktural yang
menggunakan grafis dan kalimat untuk menggambarkan struktur masalah yang kompleks Lendaris 1980. I SM bersangkut paut
dengan interpretasi dari suatu objek yang utuh atau perwakilan sistem melalui aplikasi teori grafis secara sistematis dan iteratif
Saxena 1992. Tahap-tahap yang dilakukan untuk mendiagnosis struktur permasalahan dalam rangka pemanfaatan aset perusahaan
adalah sebagai berikut:
a.
I dentifikasi elemen-elemen sistem
•
Menentukan elemen-elemen
sistem yang
terkait permasalahan atau kendala dalam optimalisasi PAD
•
Kegiatan ini dilakukan melalui studi literatur, penelitian, dan brainstorming.
b.
Penetapan hubungan kontekstual antar elemen
•
Menetapkan hubungan kontekstual antar elemen-elemen kendala
•
Hubungan kontekstual antar elemen ditetapkan sesuai dengan
tujuan sistem
yang dibandingkan
secara berpasangan
•
Hubungan kontekstual antar elemen menggunakan simbol V,
A, X, dan O, dimana:
:
AB
;
A
=? A
B
B C
A
D B
A
?
A
: E F B
Badan Perencanaan Pembangunan Penyusunan Materplan Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Jember
Halaman 45
; ?
F G
B H
F =
A
H A
B
B
Lembaga Penelitian
-
Simbol V
untuk menyatakan
adanya hubungan
kontekstual yang telah ditetapkan antara elemen E
i
terhadap elemen E
j
, tetapi tidak sebaliknya
-
Simbol A
untuk menyatakan
adanya hubungan
kontekstual yang telah ditetapkan antara elemen E
j
terhadap elemen E
i
, tetapi tidak sebaliknya
-
Simbol X
untuk menyatakan
adanya hubungan
kontekstual yang telah ditetapkan secara timbal balik antara elemen E
i
dengan elemen E
j
-
Simbol O untuk menyatakan tidak adanya hubungan kontekstual yang telah ditetapkan antara elemen E
i
dan elemen E
j
c.
Pembentukan Structural Self I nteraction Matrix SSI M
•
Hasil penilaian hubungan kontekstual disusun dalam suatu matriks yang disebut dengan matriks SSI M
Structural Self I nteraction Matrix
•
Matriks ini merupakan hasil persepsi responden atau pakar terhadap hubungan kontekstual antar elemen
d.
Pembentukan Reachability Matrix RM
•
Setelah SSI M
terbentuk, selanjutnya
dibuat tabel
Reachability Matrix RM dengan mengkonversi simbol V, A, X, dan O dengan bilangan biner 1 dan 0
•
Aturan konversi dari SSI M menjadi RM adalah sebagai berikut:
-
Jika simbol dalam SSI M adalah V, maka nilai E
ij
= 1 dan nilai E
ji
= 0 dalam RM
-
Jika simbol dalam SSI M adalah A, maka nilai E
ij
= 0 dan nilai E
ji
= 1 dalam RM
-
Jika simbol dalam SSI M adalah X, maka nilai E
ij
= 1 dan nilai E
ji
= 1 dalam RM
I
AB
J K
A
LMN O MP
B
MQ R
A
K S Q
A
N
A
I T U Q
Badan Perencanaan Pembangunan Penyusunan Materplan Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Jember
Halaman 46
J N
U V
M Q
W U
L
A
W O
M P
B
M Q
Lembaga Penelitian
-
Jika simbol dalam SSI M adalah O, maka nilai E
ij
= 0 dan nilai E
ji
= 0 dalam RM
•
RM awal yang telah dibuat perlu dimodifikasi untuk menunjukkan seluruh
direct dan indirect reachability telah sesuai dengan kaidah-kaidah transitivitas, yaitu: jika E
ij
= 1 dan E
jk
= 1, maka E
ik
= 1
e.
Penetapan tingkat partisipasi
•
Tingkat partisipasi dilakukan untuk mengklasifikasi elemen- elemen dalam level-level yang berbeda dari struktur I SM
•
Dua perangkat diasosiakan dengan tiap elemen E
i
dari sistem:
-
Reachability Set R
i
adalah sebuah set dari seluruh elemen dimana elemen yang dapat dicapai dari elemen E
i
-
Antecedent Set A
i
adalah sebuah set dari seluruh elemen dimana elemen E
i
dapat dicapai
f.
Membuat diagram I SM
•
Untuk beragam sub elemen dalam satu elemen berdasarkan RM, dapat disusun diagram
Driver Power DP - Dependence D
•
Klasifikasi sub elemen dipetakan kedalam 4 sektor sebagai berikut:
-
Weak driver-weak dependent variables AUTONOMOUS. Peubah di sektor ini umumnya tidak berkaitan dengan
sistem, dan mungkin mempunyai hubungan kecil, meskipun hubungan tersebut bisa saja kuat. Sub elemen
yang masuk pada sektor I jika nilai DP ≤ 0.5 X dan nilai D ≤ 0.5 X X adalah jumlah sub elemen.
-
Weak driver-strongly dependent variables DEPENDENT. Peubah di sektor ini umumnya adalah peubah tidak
bebas. Sub elemen yang masuk pada sektor I I jika nilai
X
AB
Y Z
A
[\] \_
B
\` a
A
Z b `
A
]
A
X c d `
Badan Perencanaan Pembangunan Penyusunan Materplan Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Jember
Halaman 47
Y ]
d e
\ `
f d
[
A
f \
_
B
\ `
Lembaga Penelitian
DP ≤ 0.5 X dan nilai D 0.5 X X adalah jumlah sub elemen.
-
Strong driver - strongly dependent variables LI NKAGE. Peubah di sektor ini harus dikaji secara hati-hati, sebab
hubungan antar peubah adalah tidak stabil. Setiap tindakan pada peubah tersebut akan memberikan
dampak terhadap lainnya dan umpan balik pengaruhnya bisa memperbesar dampak. Sub elemen yang masuk
pada sektor I I I jika nilai DP 0.5 X dan nilai D 0.5 X X adalah jumlah sub elemen.
-
Strong driver-weak dependent variables I NDEPENDENT. Peubah di sektor ini merupakan bagian sisa dari sistem
dan disebut peubah bebas. Sub elemen yang masuk pada sektor I V jika nilai DP 0.5 X dan nilai D ≤ 0.5 X X
adalah jumlah sub elemen.
Gambar 3. Diagram driver power – dependence
D ri
v e
r P
o w
e r
D P
g
AB
h i
A
jkl m kn
B
ko p
A
i q o
A
l
A
g r s o
Badan Perencanaan Pembangunan Penyusunan Materplan Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Jember
Halaman 48
h l
s t
k o
u s
j
A
u m
k n
B
k o
Lembaga Penelitian
6. I dentifikasi dan analisis objek potensi PAD baru expected.
I dentifikasi objek-objek PAD baru dianalisis menggunakan teknik deskriptif yang didasarkan dari hasil
desk study dan brainstorming dengan para pemangku kepentingan melalui forum kelompok
diskusi terfokus focus group discussion FGD.
Kelayakan sumber potensi PAD baru kriteria-kriteria sebagai berikut:
a. Hasil
Yield b.
Keadilan Equity
c. Efisiensi ekonomi
Efficiency d.
Kemampuan untuk melaksanakan Abiliy to implement
e. Kecocokan sebagai sumber penerimaan daerah
Suitability as local evenue sources.
Kelayakan objek PAD dianalisis menggunakan teknik scoring
dengan skala likert 1 – 5. I nterval kelayakan objek PAD terdiri atas Layak, Cukup Layak, dan Tidak Layak. Objek PAD baru dikatakan
sebagai objek yang potensial jika dalam perhitungannya mencapai nilai pada interval Cukup Layak dan Layak.
Tabel 1. I nterval Kelayakan Objek PAD I nterval Kelayakan
Nilai Skor Layak
18,33 Cukup layak
11,67 – 18,33 Tidak layak
11,67 7. Memprediksi target PAD Kabupaten Jember tahun 2015 – 2020.
Untuk mendapatkan gambaran tentang potensi penerimaan daerah dalam bentuk PAD, baik secara intensifikasi maupun ekstensifikasi,
digunakan metode analisis deret waktu dengan regresi linier sederhana menggunakan data
time series tahun 2005 hingga 2014
v
AB
w x
A
yz{ | z}
B
z~
A
x ~
A
{
A
v ~
Badan Perencanaan Pembangunan Penyusunan Materplan Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Jember
Halaman 49
w {
z ~
y
A
|
z }
B
z ~
Lembaga Penelitian
dengan asumsi-asumsi perhitungan yang sesuai dengan kondisi kekinian dan potensi normal objek PAD.
Analisis deret waktu dengan regresi linier merupakan hubungan antara variabel yang dicari
dependent dengan variabel yang mempengaruhinya
independent variable, yang dikaitkan dengan waktu seperti mingguan, bulan, triwulan, catur wulan, semester
atau tahun. Dalam analisis time series yang menjadi variabel yang
dicari adalah waktu. Metode ini pada dasarnya merupakan garis trend dengan persamaan matematis.
Data masa lalu secara time series yang digunakan untuk peramalan atau memprediksi target PAD Kabupaten Jember adalah sebagai
berikut: a. Data realisasi penerimaan pajak daerah
b. Data realisasi penerimaan retribusi daerah c. Data realisasi penerimaan pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan d. Data realisasi penerimaan lain-lain pendapatan asli daerah yang
sah Notasi regresi sederhana dengan menggunakan regresi linier garis
lurus dapat digunakan sebagai berikut:
Y = a + b x
Y adalah variabel independen yang akan dicari diprediksi terkait dengan data time series yang menentukan target PAD, sementara
X adalah variabel dependen yang merupakan urutan deret waktunya. Koefisien regresi a dan b merupakan parameter yang
harus dicari. Untuk mencari nilai a dapat digunakan dengan menggunakan rumus:
AB
A
B
A
A
A
Badan Perencanaan Pembangunan Penyusunan Materplan Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Jember
Halaman 50
A
B
Lembaga Penelitian
a = n
X b
n Y
∑ ∑
−
atau : a =
−
Y
- b
−
X
kemudian nilai b dapat dicari dengan rumus :
b =
∑ ∑
∑ ∑ ∑
− −
2 2
X X
n Y
X XY
n
atau b =
∑ ∑
∑ ∑
− −
− −
X X
X Y
X XY
2
8. Merumuskan strategi pencapaian target PAD. Alternatif-alternatif
strategi pencapaian target PAD Kabupaten Jember
disusun berdasarkan teknik
brainstorming melalui diskusi kelompok terfokus FGD.
Sementara untuk
prioritas strategi
yang akan
diimplementasikan untuk mencapai target PAD menggunakan teknik multi expert multi criteria decision making ME-MECDM
yang dikembangkan oleh Yager 1993.Penilaian Alternatif-alternatif strategi pencapaian target PAD didasarkan melalui pendapat pakar
menggunakan kaidah independent preference evaluation I PE.
Skala linguistik yang digunakan untuk penilaian terdiri dari lima skala, meliputi Sangat Rendah SR, Rendah R, Sedang S,
Tinggi T dan Sangat Tinggi ST. Proses agregasi penilaian dilakukan dengan menggunakan operator
ordered weighted averaging OWA. Diagram alir model pengolahan data dapat
dilihat pada Gambar 4.
AB
A
B
A
A
A
Badan Perencanaan Pembangunan Penyusunan Materplan Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Jember
Halaman 51
¡
¢
A
¢
B
Lembaga Penelitian
Gambar 4. Diagram alir model penilaian strategi pencapaian PAD
− +
= r
q k
Int Q
k
1 1
− +
= r
q k
Int Q
k
1 1
£
AB
¤ ¥
A
¦§¨ © §ª
B
§« ¬
A
¥ «
A
¨
A
£ ® ¯ «
Badan Perencanaan Pembangunan Penyusunan Materplan Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Jember
Halaman 52
¤ ¨
¯ °
§ «
± ¯
¦
A
± ©
§ ª
B
§ «
Lembaga Penelitian
Model matematik yang digunakan untuk menilai alternatif-alternatif strategi pencapaian PAD adalah sebagai berikut:
a. Bobot dan nilai kriteria Agregasi pakar
− +
= r
q k
Int Q
k
1 1
Keterangan: q
= jumlah skala penilaian
r =
jumlah pakar k
= indeks
Agregasi bobot kriteria V
i
= f V
i
= max [ Q
j
Λ b
j
] Keterangan:
Q
j
= bobot nilai agregasi pada pakar
b
j
= urutan terbesar dari penilaian pakar ke-j
x
j
= hasil agregasi kriteria pada pakar ke-j
b. Agregasi bobot dan nilai kriteria
Negasi tingkat kepentingan kriteria Neg W
ak
= W
q-k+ 1
Keterangan: q
= jumlah skala penilaian
k =
indeks Agregasi bobot dan nilai kriteria
V
ij
= min [ Neg W
ak
v V
ij
a
k
] Keterangan:
V
ij
= agregasi kriteria pada alternatif ke-i oleh pakar
ke-j Neg W
ak
= negasi tingkat kepentingan kriteria a ke-k
V
ij
a
k
= nilai alternatif ke-i pada kriteria a ke-k oleh
pakar ke-j
²
AB
³ ´
A
µ¶· ¸ ¶¹
B
¶º »
A
´ ¼ º
A
·
A
² ½ ¾ º
Badan Perencanaan Pembangunan Penyusunan Materplan Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Jember
Halaman 53
³ ·
¾ ¿
¶ º
À ¾
µ
A
À ¸
¶ ¹
B
¶ º
Lembaga Penelitian
3.5. Metode Pengumpulan Data