KABUPATEN JEMBER LAPORAN PENDAHULUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Penyusunan Materplan Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Jember
Halaman 13 UNIVERSITAS JEMBER
Lembaga Penelitian
20. Retribusi jasa usaha rumah potong hewan 21. Retribusi jasa usaha pelayaran pelabuhan kapal
22. Retribusi jasa usaha tempat rekreasi dan olah raga 23. Retribusi jasa usaha penyebrangan diatas air
24. Retribusi jasa usaha pengolahan limbah cair 25. Retribusi jasa usaha penjualan produksi usaha daerah
26. Retribusi izin mendirikan bangunan 27. Retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol
28. Retribusi izin gangguan 29. Retribusi izin trayek.
2.2.3. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan MilikDaerah yang Dipisahkan
Menurut Haris 2005, hasil perusahaan milikDaerah dan hasil
pengelolaan kekayaan milik Daerah yang dipisahkan merupakanpenerimaan Daerah
yang berasal
dari hasil
perusahaan milik
Daerah dan
pengelolaanKekayaan Daerah yang dipisahkan. Jenis pendapatan ini meliputi
objek pendapatan: i bagian laba Perusahaanmilik Daerah, ii bagian laba lembaga keuangan bank, iii bagian laba lembaga keuangannon bank, iv
bagian laba atas penyertaan modal investasi.
2.2.4. Lain- Lain PAD yang Sah
Menurut Haris 2005, lain-lain PAD yang sah merupakanpenerimaan Daerah yang berasal dari lain-lain milik pemerintah Daerah. Jenispendapatan ini
meliputi objek pendapatan berikut : i hasil penjualan aset Daerah yangtidak dipisahkan, ii penerimaan jasa giro, iii penerimaan bunga deposito, ivdenda
keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan, v
penerimaan ganti
rugi ataskerugian kehilangan kekayaan Daerah.
2.3. Permasalahan Pendapatan Asli Daerah
PAD diharapkan dapat menjadi variabel utama dalam struktur penerimaan daerah yang menjadi indikasi kemandirian suatu daerah. PAD diharapkan dapat
menjadi penopang utama struktur pembiayaan daerah dalam pelaksanaan
KABUPATEN JEMBER LAPORAN PENDAHULUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Penyusunan Materplan Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Jember
Halaman 14 UNIVERSITAS JEMBER
Lembaga Penelitian
otonomi daerah. Namun, pada kenyataannya kontribusi PAD dalam struktur penerimaan daerah masih relatif kecil. Kenyataan menunjukkan banyak daerah
yang masih tergantung pada bantuanpemerintah pusat dalam pembiayaannya karena minimnya PAD.
Pada umumnya, pada sebagian besar kabupaten kota, PAD hanya menyumbang 5 – 9 dari penerimaan APBD kota kabupaten. Hanya beberapa
kota kabupaten saja yang memiliki PAD lebih dari 10 . Menurut Kuncoro 2004, beberapa daerah memiliki prosentase penerimaan PAD sangat kecil dibandingkan
penerimaan dari sektor fiskal lainnya. Menurut Kuncoro 2004 beberapa hal yang dianggap menjadi penyebab
utama rendahnyaPAD sehingga menyebabkan tingginya ketergantungan daerah terhadap pusat, adalah sebagaiberikut:
1. Kurang berperannya Perusahaan Daerah sebagai sumber pendapatan daerah.
2. Tingginya derajat sentralisasi dalam bidang perpajakan, karena semua jenis pajak utama yang paling produktif baik pajak langsung maupun
tidak langsung ditarik oleh pusat . 3. Kendati pajak daerah cukup beragam, ternyata hanya sedikit yang bisa
diandalkan sebagai sumber penerimaan. 4. Alasan politis di mana banyak orang khawatir apabila daerah mempunyai
sumber keuangan yang tinggi akan mendorong terjadinya disintegrasi dan separatisme.
5. Kelemahan dalam pemberian subsidi Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah yang hanya memberikan kewenangan yang lebih kecil
kepada Pemerintah Daerah merencanakan pembangunan di daerahnya. Dibalik tingginya ketergantungan daerah terhadap pusat dalam
pelaksanaan otonomidaerah, Widayat 1994 mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnyapenerimaan PAD antara lain adalah :
1. Banyak sumber pendapatan di kabupaten kota yang besar, tetapi digali oleh instansi yang lebih tinggi, misalnya pajak kendaraan bermotor PKB,
dan pajak bumi dan bangunan PBB.
KABUPATEN JEMBER LAPORAN PENDAHULUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Penyusunan Materplan Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Jember
Halaman 15 UNIVERSITAS JEMBER
Lembaga Penelitian
2. Badan Usaha Milik Daerah BUMD belum banyak memberikan keuntungan kepada Pemerintah Daerah.
3. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak, retribusi, dan pungutan lainnya.
4. Adanya kebocoran-kebocoran. 5. Biaya pungut yang masih tinggi.
6. Banyak Peraturan Daerah yang perlu disesuaikan dan disempurnakan. 7. Kemampuan masyarakat untuk membayar pajak yang masih rendah.
KABUPATEN JEMBER LAPORAN PENDAHULUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Penyusunan Materplan Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Jember
Halaman 16 UNIVERSITAS JEMBER
Lembaga Penelitian
Metodologi
1.1. Kerangka Pemikiran