Upaya Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah

AB A B A A A Badan Perencanaan Pembangunan Penyusunan Materplan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Jember Halaman 26 + A + B Lembaga Penelitian 3. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak, retribusi, dan pungutan lainnya. 4. Adanya kebocoran-kebocoran. 5. Biaya pungut yang masih tinggi. 6. Banyak Peraturan Daerah yang perlu disesuaikan dan disempurnakan. 7. Kemampuan masyarakat untuk membayar pajak yang masih rendah.

2.4. Upaya Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah

Dalam rangka meningkatkan dan mengoptimalkan penerimaan daerah dalam bentuk PAD, maka pemerintah daerah harus kreatif dan inovatif dalam menggali potensi daerahnya, baik secara intensifikasi maupun ekstensifikasi. Upaya intensifikasi dimaksudkan untuk mengoptimalkan potensi objek PAD yang sudah ada melalui cara-cara yang lebih efektif, efisien, dan produktif. Sementara, upaya ekstensifikasi dimaksudkan untuk mencari sumber-sumber objek potensi PAD yang baru. Diantara objek potensi PAD yang potensial dapat dioptimalkan adalah pajak daerah dan retribusi daerah. Pengaturan mengenai Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dilakukan dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang merupakan revisi atau pembaruan dari undang- undangpajak daerah dan retribusi daerah sebelumnya, yakni Undang- Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Pembaruan Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tersebut paling tidak diharapkan memperbaiki 3 tiga hal, yaitu: 1 penyempurnaan sistem pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah; 2 pemberian kewenangan yang lebih besar kepada daerah di bidang perpajakan local taxing empowerment, dan 3 peningkatan efektifitas , AB - . A 01 2 03 B 04 5 A . 6 4 A 1 A , 7 8 4 Badan Perencanaan Pembangunan Penyusunan Materplan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Jember Halaman 27 - 1 8 9 4 : 8 A : 2 3 B 4 Lembaga Penelitian pengawasan. Ketiga hal tersebut diharapkan dapat berjalan secara bersamaan, sehingga upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah PAD dilakukan dengan tetap sesuai dan konsisten terhadap prinsip-prinsip perpajakan yang baik dan tepat, dan diperkenankan sanksi apabila terjadi pelanggaran. Langkah-langkah penyempurnaan kebijakan dan peraturan pajak daerah tersebut dilakukan dengan menambah jenis pajak baru, yaitu Pajak Rokok, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan PBB Perdesaan dan Perkotaan, serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB. Selain itu, dalam Undang-Undang Nomor` 28 Tahun 2009 juga memberikan kemungkinan bagi daerah untuk melakukan upaya perluasan basis pajak. Hal ini antara lain tercermin dari: a kendaraan pemerintah termasuk dalam objek Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; b seluruh pelayanan persewaan di hotel menjadi objek Pajak Hotel; dan 3 katering jasa boga termasuk dalam objek Pajak Restoran. Hal lain yang dapat dilihat adalah untuk tarif Pajak Hiburan yang tergolong mewah, tarif pajaknya dapat ditetapkan lebih tinggi, namun tidak lebih dari 75 . Selain itu, tarif Pajak Parkir yang semula sebesar 20 dinaikkan menjadi 30 dan tarif Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan sebelumnya Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C dinaikkan menjadi 25 dari yang sebelumnya 20 . Kenaikan tarif pajak maksimun juga dilakukan terhadap beberapa jenis pajak provinsi, yaitu Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang sebelumnya masing-masing 5 , 10 , dan 5 diubah menjadi masing-masing 10 , 20 dan 10 . Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah memberikan kemungkinan yang lebih besar kepada daerah untuk meningkatkan penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah dalam rangka meningkatkan pendapatan asli daerah. Hal ; AB = A ? A ?B B ?C D A = E C A A ; F G C Badan Perencanaan Pembangunan Penyusunan Materplan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Jember Halaman 28 G H ? C I G A I A ? B B ? C Lembaga Penelitian itu karena undang-undang tersebut memberikan kewenangan yang besar kepada daerah untuk memungut sendiri pajaknya dengan penambahan beberapa jenis pajak daerah baru serta perluasan basis pajak daerah. Hal ini untuk mengoreksi kebijakan sebelumnya, karena apabila dilihat dari sisi otonomi fiskal, maka aturan dalam undang-undang tersebut akan sama sekali tidak mempunyai makna apabila tidak disertai dengan kewenangan dalam penetapan tarifnya. Daerah propinsi yang sebelumnya sama sekali tidak memiliki diskresi keleluasaan dalam penetapan tarif, dalam undang-undang ini diberikan kewenangan untuk menetapkan tarif pajak daerah dengan batasan tarif minimum dan maksimum. Pemberian kewenangan dalam penetapan tarif tersebut akan mempermudah daerah mengaitkan pengenaan tarif dengan tingkat pelayanan the benefit tax-link. Daerah dapat mendesain kebijakan tarif pajak untuk mencapai tujuan tertentu, seperti mengenakan tarif pajak yang tinggi untuk meningkatkan kualitas pelayanan, atau menurunkan tarif pajak untuk menarik investasi ke daerahnya. Melalui penguatan perpajakan daerah sebagaimana diuraikan di atas, maka struktur penerimaan daerah akan berubah dengan peningkatan peranan PAD dalam APBD secara signifikan. Oleh karena itu, agar upaya peningkatan penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah semakin optimal, maka sepatutnya pula harus diikuti dengan peningkatan dan perbaikan good governance dan clean government, sehingga penggunaan pajak daerah yang dipungut benar- benar bermanfaat bagi pembayar pajak dan seluruh lapisan masyarakat. Penerimaan beberapa jenis pajak daerah di earmarking harus terus dipacu untuk secara bertahap dan terus menerus melakukan perbaikan sustainable development kualitas pelayanan publik di daerahnya untuk mendanai pengeluaran yang berkaitan dengan pajak yang dipungut. Sebagai contoh, hasil penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor paling J AB K L A MNO P NQ B NR S A L T R A O A J U V R Badan Perencanaan Pembangunan Penyusunan Materplan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Jember Halaman 29 K O V W N R X V M A X P N Q B N R Lembaga Penelitian sedikit 10 dialokasikan untuk mendanai pembangunan dan pemeliharaan jalan serta peningkatan sarana transportasi umum. Melalui kebijakan ”e-payment” sebagaimana yang telah diterapkan pada beberapa jenis pajak daerah dan retribusi daerah oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Namun, upaya optimalisasi sumber-sumber PAD melalui cara intensifikasi dan ekstensifikasi subyek dan obyek pendapatan mengalami tidak luput dari tantangan-tangan dalam penerapannya. Dalam jangka pendek, intensifikasi terhadap obyek atau sumber pendapatan daerah yang seyogyanya dilakukan tanpa harus melakukan perluasan sumber atau obyek pendapatan baru yang memerlukan st udi, proses dan waktu yang panjang. Dukungan teknologi informasi secara terpadu guna mengintensifkan pajak menjadi mutlak diperlukan karena sistem pemungutan pajak yang dilaksanakan selama ini cenderung tidak optimal. Masalah ini tercermin pada sistem dan prosedur pemungutan yang masih konvensional dan masih banyaknya sistem berjalan secara parsial, sehingga besar kemungkinan informasi yang disampaikan tidak konsisten, versi data yang berbeda dan data tidak up-to-date. Permasalahan pada sistem pemungutan pajak cukup banyak, misalnya: baik dalam hal data wajib pajak atau retribusi, penetapan jumlah pajak, jumlah tagihan pajak dan target pemenuhan pajak yang tidak optimal Sidik 2002. Penerapan undang-undang ini harus sejalan pula dengan penguatan proses pemungutan.Upaya yang dapat dilakukan dalam memperkuat proses pemungutan, yaitu antaralain dengan mempercepat penyusunan Perda, mengubah tarif, dan peningkatan SDM.Selain itu, diperlukan pula sistem pengawasan yang mampu mengontrol proses pemungutan maupun alokasi-alokasi dari penerimaan pajak daerah dalam pembiayaan belanja daerah. Hal ini dapat ditingkatkan yaitu antara lain dengan melakukan pemeriksaansecara dadakan dan berkala, memperbaiki Y AB Z [ A \] _ ]` B ]a b A [ c a A A Y d e a Badan Perencanaan Pembangunan Penyusunan Materplan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Jember Halaman 30 Z e f ] a g e \ A g _ ] ` B ] a Lembaga Penelitian proses pengawasan,menerapkan sanksi terhadap penunggak pajak dan sanksi terhadap pihakfiskus, serta meningkatkan pembayaran pajak dan pelayanan yang diberikan oleh daerah. Selain itu, daerah juga diharapkan mampu meningkatkan efisiensi administrasi dan menekan biaya pemungutan pajak daerah. Tindakan yang dapat dilakukan oleh daerah yaitu antara lain dengan memperbaiki prosedur administrasi pajak melalui penyederhanaan administrasi pajak, meningkatkan efisiensi pemungutan dari setiap jenis pemungutan. Selanjutnya, daerah harus meningkatkan kapasitas penerimaan melalui perencanaan yang lebih baik. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait di daerah. h AB i j A klm n lo B lp q A j r p A m A h s t p Badan Perencanaan Pembangunan Penyusunan Materplan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Jember Halaman 31 i m t u l p v t k A v n l o B l p Lembaga Penelitian Metodologi

3.1. Kerangka Pemikiran