Otonomi Daerah dan Desentralisasi Fiskal

AB A B A A A Badan Perencanaan Pembangunan Penyusunan Materplan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Jember Halaman 7 A B Lembaga Penelitian Tinjauan Teoritik

2.1. Otonomi Daerah dan Desentralisasi Fiskal

Sebagai Negara Kesatuan Republik I ndonesia NKRI yang menganut azas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah berdasarkan Undang-undang Dasar 1945, merupakan landasan kuat untuk penyelenggaraan otonomi dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggungjawab kepada daerah, sebagaimana terformulasikan dalam ketetapan MPR RI Nomor XV MPR 1998, tentang penyelenggaraan otonomi daerah, pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik I ndonesia. Bab 2 AB A B A A A Badan Perencanaan Pembangunan Penyusunan Materplan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Jember Halaman 8 A B Lembaga Penelitian Kebijakan otonomi daerah di I ndonesia diimplementasikan melalui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang kemudian diubah dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta diubah kembali dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Melalui undang-undang tersebut, pemerintah pusat mencoba meletakkan kembali arti penting otonomi daerah pada posisi yang sebenarnya. Menurut undang-undang pemerintahan daerah sebagaimana disebutkan di atas, otonomi daerah didefinisikan sebagai hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Kewenangan daerah mencakup kewenangan dalam seluruh bidang pemerintahan kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama serta kewenangan bidang lainnya. Kewenangan bidang lain meliputi kebijakan tentang perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan nasional dan pengendalian pembangunan nasional secara makro, dana perimbangan keuangan, sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian negara, penerimaan dan pemberdayaan sumberdaya manusia, pendayagunaan sumberdaya alam serta teknologi tinggi yang strategis, konservasi dan standarisasi nasional. Prinsip dasar otonomi daerah berdasarkan undang-undang pemerintahan daerah tersebut adalah mengatur penyelenggaraan pemerintahan daerah yang lebih mengutamakan desentralisasi dengan adanya kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah secara proporsional yang diwujudkan dengan adanya pembagian dan pemanfaatan sumberdaya nasional yang berkeadilan serta adanya perimbangan keuangan antara pusat dan daerah. AB A B A A A Badan Perencanaan Pembangunan Penyusunan Materplan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Jember Halaman 9 + , A , B Lembaga Penelitian Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, tujuan pemberian otonomi daerah adalah untuk memacu pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menggalakkan prakarsa dan peran serta aktif masyarakat serta peningkatan pendayagunaan potensi daerah secara optimal dan terpadu secara nyata, dinamis dan bertanggungjawab. Nyata berarti pemberian otonomi daerah didasarkan pada factor-faktor perhitungan, tindakan dan kebijaksanaan yang benar-benar menjamin daerah yang bersangkutan, dapat mengurus rumah tangganya sendiri. Dinamis artinya didasarkan pada kondisi perkembangan dan pembangunan. Bertanggungjawab adalah pemberian otonomi yang diupayakan untuk memperlancar pembangunan di pelosok tanah air. Pemberian otonomi yang seluas-luasnya kepada Daerah diarahkanuntuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat. Di samping itu melalui otonomi luas, dalam lingkungan strategis globalisasi, Daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman Daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik I ndonesia. Otonomi daerah merupakan aplikasi dari kebijakan yang menetapkan bahwa kabupaten dan kota menjadi titik beratnya. I nti dari pelaksanaan otonomi daerah adalah upaya untuk memaksimalkan hasil yang akan dicapai daerah tersebut sekaligus menghindari kerumitan- kerumitan birokrasi yang akan menghambat perkembangan daerah tersebut. Dengan demikian, tuntutan masyarakat yang ada di daerah tersebut akan dapat diwujudkan secara nyata dengan menerapkan otonomi daerah secara luas tanpa memberatkan keuangan pusat. I nilah pentingnya pelaksanaan otonomi daerah saat ini. - AB . A 012 3 14 B 15 6 A 7 5 A 2 A - 8 9 5 Badan Perencanaan Pembangunan Penyusunan Materplan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Jember Halaman 10 . 2 9 : 1 5 ; 9 A ; 3 1 4 B 1 5 Lembaga Penelitian Keberhasilan penyelenggaraan otonomi daerah juga sangat bergantung dari partisipasi aktif masyarakat dan membawa implikasi bagi masyarakat sebagai satu kesatuan integral dari pemerintah daerah yang sangat penting dari sistem pemerintahan, karena penyelenggaraan otonomi ditujukan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Partisipasi masyarakat dapat meliputi partisipasi dalam proses pembuatan keputusan, pelaksanaan, pemanfaatan hasil maupun evaluasi Kaho 1997. Otonomi daerah bisa diwujudkan apabila disertai dengan otonomi keuangan dan ekonomi yang baik. Hal ini berarti secara finansial tidak tergantung pada pemerintah pusat dengan jalan menggali sebanyak mungkin sumber Pendapatan Asli Daerah PAD Radianto 1997. Desentralisasi fiskal sebagai proses distribusi anggaran dari tingkat pemerintahan yang lebih tinggi kepada pemerintahan yang lebih rendah untuk mendukung fungsi atau tugas pemerintah dalam pelayanan publik sesuai dengan banyaknya kewenangan bidang pemerintahan yang dilimpahkan, artinya dengan desentralisasi atau otonomi daerah tersebut, kewenangan daerah Kabupaten Kota kini menjadi lebih besar dibandingkan dengan provinsi atau pusat. Bagaimana masing-masing daerah melaksanakan kewenangannya tergantung kepada daerah yang bersangkutan sesuai kreativitas, kemampuan organisasi pemerintahan daerah serta kondisi setiap daerah Saragih 2003. Desentralisasi fiskal pada dasarnya suatu proses distribusi anggaran dari tingkat pemerintahan yang lebih tinggi kepada pemerintahan yang lebih rendah untuk mendukung fungsi atau tugas pemerintah dalam pelayanan publik sesuai dengan banyaknya kewenangan bidang pemerintahan yang dilimpahkan artinya dengan desentralisasi atau otonomi daerah tersebut, kewenangan daerah Kabupaten kota kini menjadi lebih besar dibandingkan dengan provinsi atau pusat. Namun AB = A ?A B C B D E A F D A A A G H D Badan Perencanaan Pembangunan Penyusunan Materplan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Jember Halaman 11 = A H I D J H ? A J B C B D Lembaga Penelitian bagaimana masing-masing daerah melaksanakan kewenangannya tergantung kepada daerah yang bersangkutan sesuai kreativitas, kemampuan organisasi pemerintahan daerah serta kondisi setiap daerah Saragih 2003. Otonomi daerah dan desentralisasi membutuhkan kesiapan semua pihak di daerah baik eksekutif, legislatif maupun masyarakat di daerah. Salah satu aspek penting pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi yang harus diatur secara hati-hati adalah masalah pengelolaan keuangan daerah dengan menggali sumber-sumber potensi daerah yang belum dioptimalkan oleh daerah dalam wadah desentralisasi fiskal otonomi daerah di bawah desentralisasi yang luas, nyata dan bertanggung jawab diperlukan manajemen keuangan daerah yang mampu mengontrol kebijakan keuangan daerah secara ekonomis, efisien, efektif, transparan dan akuntabel Kaho 1997. Sumber-sumber penerimaan daerah mengacu kepada undang- undang tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah yang besarnya disesuaikan dan diselaraskan dengan pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dalam hal ini pemerintah daerah diberi hak untuk mendapatkan sumber keuangan berupa kepastian tersedianya pendanaan dari pemerintah sesuai urusan pemerintahan yang diserahkan yakni kewenangan memungut sekaligus mendayagunakan pajak dan retribusi daerah, hak untuk mendapatkan bagi hasil dari sumber-sumber daya nasional yang berada di daerah dan dana perimbangan lainnya serta untuk mengelola kekayaan daerah dan mendapatkan sumber-sumber pembiayaan dengan prinsip dasarnya uang mengikuti fungsi money follow function Yuwono 2008. Desentralisasi pemerintahan hanya akan berjalan dengan baik apabila disertai dengan desentralisasi fiskal. I ni berarti apabila pemerintah daerah didorong untuk melaksanakan fungsinya secara efektif, dan K AB L M A NOP Q OR B OS T A M U S A P A K V W S Badan Perencanaan Pembangunan Penyusunan Materplan Pendapatan Asli Daerah