Sarana Prasarana Energi Tantangan Masa Depan 1. Lingkungan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG RPJP PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2005-2025 111 pembangunan dan pengawasannya. Dengan demikian optimalisasi pemanfaatan sumber daya dapat dilakukan. Kemanan daerah menentukan keamanan regional, nasional dan internasional, terutama dalam tataran hubungan antar negara. Kerjasama antar negara serumpun perlu terus ditingkatkan baik secara langsung maupun melalui pemerintah.

2.3.19. Air Bersih

Tantangan 20 tahun yang akan datang di bidang penyediaan air bersih adalah memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan air bersih dan jaminan ketersediaan sumber air yang layak konsumsi dan aman dari pencemaran. Pelayanan perpipaan di perkotaan dengan menjaga sumber daya air dan meningkatkan jangkauan serta kualitas pelayanan menjadi tantangan utama. Cakupan pelayanan air bersih di perkotaan baru mencapai 50, tantangannya adalah memenuhi persentase pelayanan mencapai 100, dengan kualitas air dan pelayanan yang lebih baik. Sedangkan bagi masyarakat pedesaan, maka penyediaan sumber air baik yang bersumber dari mata airair bawah tanah maupun air permukaan tetap menjadi perhatian. Perbaikan lingkungan pedesaan dan pencegahan pencemaran menjadi prioritas sejalan dengan pembinaan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan alam. Kawasan konservasi terus dijaga dan ditingkatkan kualitasnya agar jaminan ketersediaan air baik air bawah tanah maupun air permukaan tetap ada. Penyaluran air bersih tersebut didistribusikan ke pelanggan yaitu tempat tinggal, hotelwisata, tempat ibadah, sarana umum, pertokoan, perusahaan dan lain-lain. Secara umum penggunaan air bersih rata-rata di Kepulauan Riau 105 literdetik dengan tingkat pelayanan 48,5, yang mencakup Batam dan Tanjungpinang serta sebagian Bintan dan Lingga, di masa yang akan datang harus terus ditingkatkan baik jangkauan pelayanan maupun kualitas jaringan dan sarana prasarana.

2.3.20. Sarana Prasarana Energi

Tantangan 20 tahun yang akan datang di bidang kelistrikan dan energi adalah memberikan jaminan pelayanan bagi masyarakat terhadap listrik dan enegeri dimana penduduk yang semakin bertambah tidak sejalan dengan peningkatan kemampuan daya. Ketersediaan listrik diperlukan untuk menjamin berlangsungnya proses pembangunan dan meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerah. Aktivitas perekonomian baik industri, bisnis dan kegiatan perkantoran dan pelayanan publik dan pendidikan sangat tergantung dan ditentukan oleh adanya listrik. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG RPJP PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2005-2025 112 Sektor pelayanan rumah tangga di luar Batam, pada Tahun 2005 jangkauan pelayanannya hanya 91.412 pelanggan atau 23 dari total rumah tangga sekitar 353 ribu dengan daya terpasang 98.340 KVA. Dalam jangka pendek dibutuhkan sekitar 23.277 KVA untuk melayani daftar tunggu sekitar 13.786 rumah tangga. Berdasarkan perhitungan sederhana untuk melayani kebutuhan listrik baik rumah tangga, bisnis, industri dan publik diperkirakan Tahun 2025 jumlah pelanggan sebesar 252.276 pelanggan dan untuk itu dibutuhkan daya sebesar 510.945 KVA atau 511 MW dimana 216 ribu di antaranya pelanggan rumah tangga yang daya diperlukan 242.144 KVA atau 242 MW. Namun demikian dengan perkiraan penduduk dalam 20 tahun berjumlah 3 juta lebih dan rumah tangga sekitar 800 ribu. Pelayanan listrik diluar Batam akan menghadapi tantangan kedepan yang terberat yaitu bagaimana menaikkan cakupan pelayanan menjadi 50 penduduk terlayani dan ini akan mencapai 400 ribu rumah tangga. Kenaikan layanan sebesar 50 persen akan memerlukan peningkatan kebutuhan dari yang ada sekarang 94.104 KVA menjadi menjadi 180.000 KVA pada Tahun 2025. Peningkatan peran swasta dalam pengadaan pembangkit tenaga lsitrik akan menentukan keberhasilan pembangunan dimasa depan. Sampai dengan Tahun 2016 direncanakan akan ada peningkatan kebutuhan listrik disamping rumah tangga yaitu industri, rumah sakit dan pusat pemerintahan sebesar 72 MW. Jika dalam jangka panjang digabungkan antara kebutuhan masyarakat jenis rumah tangga dengan kegiatan bisnis dan publik lainnya akan dibutuhkan tenaga pembangkit sebesar 250 ribu MW guna memenuhi kebutuhan bagi 50 persen penduduk. Tantangan bagi penyediaan tenaga listrik di Batam sebagai pusat industri dan kegiatan pembangunan yang menonjol dan penduduk yang dominan, adalah bagaimana memenuhi kebutuhan listrik secara umum. Pelayanan listrik rumah tangga di Batam lebih baik dibandingkan dengan luar Batam, kondisinya adalah 87 pelanggan listrik merupakan rumah tangga namun hanya memakai listrik sebesar 30. Kondisi berbeda adalah bisnis dan industri dengan jumlah pelanggan hanya 11, tapi menggunakan daya lebih 60 dari kapasitas terpasang. Dengan demikian tantangannya adalah menjamin ketersediaan listrik bagi masyarakat dengan semakin meningkatnya jumlah industri. Peningkatan pembangunan industri tidak mengurangi peluang masyarakat untuk menikmati pelayanan kelistrikan. Alternatif pengembangan pelayanan kelistrikan dilakukan dengan pembangunan pembangkit baru oleh PT. PLN dan PT IPP Independent Power Plant dengan menggunakan bahan bakar gas PLTG dengan pasokan daya 289,8 MW dan Pembangkit berbahan bakar solar dengan pasokan daya sebesar 77 MW. Di jangka pendek sampai Tahun 2010 akan dilakukan kerjasama dalam bentuk kontrak dengan RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG RPJP PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2005-2025 113 Premier Oil West Natuna untuk mengalirkan sebagian gas sebagai alternatif dengan kapasitas 40 MMSCF.

2.3.21. Persampahan