RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG RPJP PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2005-2025
98
2.3.3. Perekonomian Daerah
Perekonomian Kepulauan Riau dalam masa 20 tahun mendatang akan menjadi andalan nasional terutama jika dilihat dari indikator Indeks Pembangunan Manusia IPM
yang diperkirakan akan menampati urutan 5 besar secara nasional. Dengan perkembangan ekonomi dan kecenderungan peralihan sektor utama akibat bergesernya
sektor ekonomi daerah, setiap penduduknya akan menikmati pendapatan yang lebih baik dibandingkan daerah yang berdekatan dan akan mencapai nilai yang hampir sama dan
mendekati rata-rata perkapita negara tetangga. Kondisi tersebut bisa diwujudkan bila kerjasama dan dukungan pemerintah dengan dunia usaha konsisten terhadap
pelaksanaan dan keberadaan Kepulauan Riau sebagai pusat pertumbuhan ekonomi nasional di Bagian Barat Indonesia.
Dengan potensi ekonomi masing-masing KabupatenKota yang memiliki keunggulan masing-masing sesuai dengan perhitungan Location Quotient LQ pada kondisi
sekarang. Batam sebagai pusat industri dan jasa akan terus memegang peranan dalam perekonomian daerah. Pengembangan sektor perikanan dan kelautan akan menjadi
andalan bagi Kabupaten Karimun, Lingga dan Natuna serta Kepulauan Anambas. Pengelolaan sumber daya alam seperti Migas dan tambang mineral lainnya akan
diupayakan menjadi bagian daerah dengan melibatkan BUMD dan dunia usaha profesional yang sejenis.
Kondisi umum daerah Provinsi Kepulauan Riau di masa mendatang dapat diprediksi melalui aspek pertumbuhan ekonomi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan sektor lain
di daerah ini. Dengan mempertimbangkan berbagai peluang yang ada serta asumsi keadaan ekonomi nasional yang lebih stabil, maka proyeksi rata-rata pertumbuhan
ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada Tahun 2005-2010 adalah sebesar 7,3 per tahun; 2011-2015 sebesar 7,4 per tahun, turun menjadi 6,5 pada periode 2016-2020
dan 6,0 pada periode 2021-2025. Proyeksi pertumbuhan ekonomi dalam 20 tahun ke depan yang cenderung akan mengalami penurunan ini disebabkan proyeksi
pertumbuhan ekonomi pada periode awal 2005-2015 yang cukup tinggi sehingga pada periode berikutnya mengalami perlambatan pertumbuhan karena diperkirakan akan
terjadi pergeseran struktur ekonomi dari Provinsi Kepulauan Riau dari sektor sekunder ke tersier.
Sektor industri pengolahan diproyeksikan masih menjadi penggerak utama perekonomian Provinsi Kepulauan Riau dengan kontribusi mencapai lebih dari 50
setiap tahun. Sektor lain yang juga dapat mengalami pertumbuhan tinggi adalah sektor perdagangan dan jasa dimana sektor ini akan memegang peranan yang semakin penting
seiring dengan mulai jenuhnya perkembangan sektor industri pengolahan. Lonjakan pertumbuhan sektor jasa akan terlihat signifikan pada 5 tahun terakhir dengan
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG RPJP PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2005-2025
99
peningkatan lebih dari 100. Di sisi lain, sektor pertanian dan perternakan akan mengalami penurunan dengan rata-rata pertumbuhan yang hanya mencapai 3 per
tahun. Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau sebesar 6,54 per tahun selama periode 2005
–2025 tentunya diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru guna mengatasi persoalan pengangguran serta menjadi dasar bagi
pertumbuhan ekonomi pada periode pembangunan selanjutnya. Dengan berkembangnya perekonomian daerah akan memberi dampak bagi
peningkatan penerimaan daerah khususnya pajak daerah, sehingga akan mendorong masyarakat lebih berpartisipasi dalam pembangunan dan meningkat kesadaran akan hak
dan kewajibannya. Tantangan yang perlu diantipasi adalah bagaimana membuat aturan hukum yang seimbang antara keinginan meningkatkan pendapatan dengan keterbatasan
terhadap ekonomi secara keseluruhan. Menurunkan kesenjangan antara pendapatan masyarakat yang tinggi dengan masyarakat yang berpendapatan rendah, adalah
tantangan yang harus diperhatikan dalam masa 20 tahun mendatang. Produk pertanian merupakan kebutuhan vital dimasa datang, oleh karena itu
ketergantungan dari luar daerah akan dikurangi dengan mengoptimalkan potensi lahan pertanian dan perkebunan. Dengan lahan yang terbatas, maka tantangan dimasa datang
adalah mengarahkan pembangunan non budidaya pertanian dan perkebunan ke lahan yang tidak sesuai bagi kegiatan pertanian. Sedangkan lahan yang potensi untuk
pertanian perlu tetap dipertahankan untuk meningkatkan daya dukungan dan daya tampung bagi kegiatan pertanian.
Bersamaan dengan itu kebutuhan akan daging baik sapi atau unggas perlu terus ditingkatkan pengembangannya, terutama pembinaan petani dan peternak. Hal ini perlu
mengingat biaya yang ditanggung lebih mahal jika terus menerus harus menerima daging dari luar daerah apalagi luar negeri. Pengembangan lahan peternakan dan peningkatan
minat masyarakat akan ternak perlu terus ditingkatkan jika tidak akan menghadapi kelangkaan akan sumber protein hewani bagi kebutuhan dasar penduduk yang
mendukung kualitas hidup masyarakat.
2.3.4. Kelautan dan Perikanan