2. Struktur Ekonomi Wilayah GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG RPJP PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2005-2025 20 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun PD R B Mi ly a r R p PDRB Dengan Migas PDRB Tanpa Migas Gambar 2.1. Perkembangan PDRB Harga Konstan Tahun 2003-2007 Laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dicapai Provinsi Kepulauan Riau melebih laju pertumbuhan ekonomi Pulau Sumatera. Dengan memperhatikan sektor migas laju pertumbuhan Provinsi Kepualuan Riau menempati posisi pertama dalam lingkup Pulau Sumatera, sedangkan tanpa memperhitungkan sektor migas pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau menempati posisi kedua setelah Provinsi Riau. Tabel 2.5. Tabel 2.5. Pertumbuhan Ekonomi Pulau Sumatera Tahun 2003-2007 No Provinsi Dengan Migas No Provinsi Tanpa Migas 1 Kepulauan Riau 6,71 1 Riau 8,61 2 Sumatera Utara 6,08 2 Kepulauan Riau 7,32 3 Sumatera Barat 5,92 3 Sumtera Selatan 7,26 4 Jambi 5,92 4 Jambi 6,91 5 Bengkulu 5,79 5 Sumatera Utara 6,17 6 Sumtera Selatan 5,13 6 Sumatera Barat 5,92 7 Lampung 5,00 7 Bengkulu 5,79 8 Riau 4,22 8 Lampung 5,45 9 Kep Bangka Belitung 3,82 9 Kep Bangka Belitung 4,78 10 NAD -5,23 10 NAD 4,49 P. Sumatera 4,18 P. Sumatera 6,44

a.2. Struktur Ekonomi Wilayah

Struktur ekonomi wilayah Provinsi Kepulauan Riau didominasi oleh sektor industri. Sampai dengan tahun 2007 nilai tambah yang dihasilkan sektor industri memberikan RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG RPJP PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2005-2025 21 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun K on tr ub us i Jasa-jasa Keuangan, Persew aan, Jasa Perush Pengangkutan Kom unikasi Perdagangan, Hotel, Restoran Bangunan Listrik, Gas, dan Air Bersih Industri Pengolahan Pertam bangan Penggalian Pertanian kontribusi sebesar 52,50. Sumbangan ini dipengaruhi oleh kegiatan industri yang terpusat di Kota Batam. Perkembangan industri di Kota Batam didorong oleh intervensi pemerintah pusat melalui Keppres No 41 Tahun 1973 yang menetapkan Pulau Batam sebagai kawasan industri. Besarnya kontribusi sektor industri terhadap ekonomi wilayah menempatkannya sebagai penggerak ekonomi wilayah. Sektor perikanan yang mempunyai potensi sumberdaya perikanan dan kelautan yang sangat besar belum memberikan kontribusi yang berarti terhadap ekonomi wilayah. Sampai dengan tahun 2007, nilai tambah yang dihasilkan sektor perikanan bagi Provinsi Kepulauan Riau hanya memberikan kontribusi sebesar 3,44 jauh lebih lebih rendah dibandingkan kontribusi sektor industri. Ketiadaan prasarana perikanan dan dukungan sumberdaya manusia menyebabakan sektor perikanan belum berkembang secara optimal. gambar 2.2. dan tabel 2.6. Gambar 2.2. Grafik Struktur Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2003-2007 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG RPJP PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2005-2025 22 Tabel 2.6. Struktur Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2003-2007 No Lapangan Usaha 2003 2004 2005 2006 2007 1 Pertanian 4,91 4,87 4,82 4,75 4,72 a. Tanaman Bahan Makanan 0,28 0,27 0,26 0,25 0,24 b. Tanaman Perkebunan 0,28 0,28 0,27 0,26 0,25 c. Peternakan 0,79 0,78 0,75 0,73 0,73 d. Kehutanan 0,07 0,07 0,07 0,07 0,06 e. Perikanan 3,48 3,48 3,48 3,44 3,44 2 Pertambangan Penggalian 8,24 7,40 6,92 6,59 6,11 a. Minyak dan Gas Bumi 7,27 6,45 6,00 5,60 5,12 b. Pertambangan tanpa Migas 0,55 0,54 0,52 0,58 0,58 c. Penggalian 0,42 0,41 0,41 0,42 0,41 3 Industri Pengolahan 51,94 52,61 53,06 53,08 52,50 a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1. Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Industri Tanpa Migas 51,94 52,61 53,06 53,08 52,50 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,23 0,23 0,23 0,53 0,53 a. Listrik 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,30 0,30 c. Air Bersih 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 5 Bangunan 2,64 2,63 2,61 2,71 3,28 6 Perdagangan, Hotel, Restoran 22,29 22,30 22,32 22,05 22,21 a. Perdag BesarEceran 19,15 19,12 19,19 18,81 18,78 b. Hotel 2,06 2,09 2,06 2,15 2,28 c. Restoran 1,07 1,08 1,07 1,09 1,15 7 Pengangkutan Komunikasi 3,48 3,65 3,72 3,90 4,06 a. Pengangkutan 3,08 3,23 3,27 3,43 3,56 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya 1,77 1,83 1,82 1,80 1,86 3. Angkutan Laut 0,71 0,76 0,78 0,93 0,95 4. Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Angkutan Udara 0,38 0,43 0,46 0,48 0,52 6. Jasa Penunjang Angkutan 0,21 0,21 0,21 0,22 0,23 b. Komunikasi 0,40 0,42 0,45 0,47 0,50 8 Keuangan, Persewaan, Jasa Perush 4,35 4,38 4,40 4,45 4,55 a. Bank 2,93 2,95 2,94 2,99 3,05 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 0,16 0,16 0,16 0,16 0,17 c. Real Estat 1,23 1,25 1,27 1,28 1,31 d. Jasa Perusahaan 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 9 Jasa-jasa 1,94 1,93 1,93 1,92 2,05 a. Pemerintahan UmumPertahanan 0,86 0,86 0,86 0,83 0,91 1. Adm, Pemerintahan, Pertahanan 0,86 0,86 0,86 0,83 0,91 2. jasa Pemerintahan Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Swasta 1,07 1,07 1,08 1,09 1,13 1. Sosial Kemasyarakatan 0,14 0,14 0,13 0,15 0,16 2. HiburanRekreasi 0,22 0,22 0,22 0,22 0,24 3. PeroranganRumah Tangga 0,71 0,71 0,72 0,71 0,73 PDRB Migas 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 PDRB Tanpa Migas 92,73 93,55 94,00 94,40 94,88 Sumber: PDRB Provinsi-Provinsi di Indonesia, 2003-2007, BPS Jakarta, diolah. Sebagai wilayah dengan luas lautan yang paling luas di Pulau Sumatera nilai tambah yang dihasilkan sektor perikanan di Provinsi Kepulauan Riau hanya menempati posisii keenam setelah Provinsi Sumatera Utara, Lampung, Sumatera Selatan, Riau dan NAD pada tahun 2007. Nilai tambah yang dihasilkan sebesar Rp 1.194,62 milyar hanya memberikan kontribusi sebesar 9,55 terhadap nilai tambah sektor perikanan Pulau Sumatera. Tabel 2.7. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG RPJP PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2005-2025 23 Tabel 2.7. Nilai Tambah Sub Sektor Perikanan Pulau Sumatera Tahun 2003, 2006 dan 2007 Milyar Rupiah No Provinsi 2003 No Provinsi 2006 No Provinsi 2007 1 Sumatera Utara 2.257,70 1 Sumatera Utara 2.346,14 1 Sumatera Utara 2.508,17 2 Lampung 1.370,06 2 Lampung 2.066,12 2 Lampung 2.365,52 3 Sumatera Selatan 1.299,19 3 Sumatera Selatan 1.459,43 3 Sumatera Selatan 1.547,31 4 NAD 1.147,42 4 Riau 1.351,89 4 Riau 1.456,69 5 Riau 1.077,12 5 NAD 1.286,84 5 NAD 1.365,35 6 Kepulauan Riau 933,01 6 Kepulauan Riau 1.116,61 6 Kepulauan Riau 1.194,62 7 Sumatera Barat 723,33 7 Sumatera Barat 846,32 7 Sumatera Barat 884,92 8 Kep Bangka Belitung 573,41 8 Kep Bangka Belitung 657,47 8 Kep Bangka Belitung 704,46 9 Bengkulu 251,65 9 Bengkulu 300,06 9 Bengkulu 311,92 10 Jambi 176,85 10 Jambi 138,07 10 Jambi 172,12

P. Sumatera 9.809,74

P. Sumatera 11.568,95

P. Sumatera 12.511,08

Sumber: PDRB Provinsi-Provinsi di Indonesia, 2003-2007, BPS Jakarta, diolah.

a.3. PDRB Per Kapita