RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG RPJP PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2005-2025
100
Pemanfaatan sumberdaya perikanan masih rendah terutama di kawasan perikanan yang potensial. Tantangan yang dihadapi dalam bidang kelautan dan perikanan adalah
bagaimana mengendalikan pencurian ikan illegal fishing oleh kapal-kapal asing dan lokal dengan menggunakan alat tangkap yang dapat menyebabkan kerusakan biota dan
ekosistem laut serta terjaminnya kelangsungan ketersediaan sumberdaya perikanan di wilayah tangkapan. Tantangan lain adalah bagaimana mengelola dan memanfaatkan
potensi tersebut dengan penyiapan tenaga yang terampil sehingga tidak tergantung dengan tenaga dari luar. Tantangan berikutnya adalah bagaimana meningkatkan kualitas
sumber daya manusia dan lingkungan agar mampu memberikan kontribusi bagi ekonomi daerah yang maju dan sejahtera.
Potensi perikanan di Kepulauan Riau sekitar 1.500.000 ton dengan potensi terbanyak jenis ikan Demersal seperti Kakap, Pari dan lainnya yaitu 656.000 ton, Ikan
pelagis kecil seperti ikan tembang, parang, teri dan lainnya sebesar 513.000 ton dan ikan hias sebesar 293.595 ton. Selebihnya merupakan jenis ikan karang, cumi-cumi dan
udang dengan potensi sekitar 50.000 ton. Tantangan sektor perikanan adalah memanfaatkan dan melestarikan potensi dengan pemanfaatan yang berkelanjutan dan
menjaga lingkungan perikanan agar habitatnya tidak rusak dan menimbulkan pencemaran.
Terumbu karang dengan potensi luas 40,7 juta Ha tersebar di perairan Batam, Bintan, Natuna, Kepulauan Anambas dan Lingga. Hutan bakau dan Padang lamun
tersebar merata diseluruh pantai dengan potensi luas 55,2 juta Ha dan 11,5 juta Ha. Potensi perikanan berupa ikan kecil dengan potensi sekitar 513 ribu ton namun pemanfaatanya
baru sekitar 65 . Ikan demersal hiu, pari, dll potensi 656 ribu ton baru dimanfaatkan 75. Lobster dan cumi-cumi dengan potensi masing-masing 400 ton dan 2.700 ton. Ikan karang dan
ikan hias dengan potensi masing-masing sebesar 27,6 ribu ton dan 293,6 ribu ton. Tantangan dalam pengembangan potensi kelautan adalah bagaimana mengolah potensi agar mampu
memberi manfaat bagi kesejahteraan masyarakat dengan dukungan pemanfaatan teknologi dan riset bidang kelautan dan mengupayakan agar potensi tersebut tetap lestari.
2.3.5. Kehutanan
Kehutanan di Kepulauan Riau cukup banyak namun terbatas jika dimanfaatkan dalam jangka panjang akan menyebabkan peningkatan lahan kritis. Pemanfaatan hutan
harus lebih selektif terutama hanya untuk kebutuhan lokal dan pokok seperti bagi pemenuhan hajat masyarakat yang memerlukan kayu dan hasil hutan sebagai bahan
baku utama baik untuk perumahan, pembuatan kapal dan kebutuhan domestik lainnya. Pengelolaan dan pemanfaatan hutan dalam skala besar harus dibatasi jika tidak
Kepulauan Riau akan menghadapi masalah dimasa datang. Pelestarian hutan sejalan
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG RPJP PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2005-2025
101
dengan upaya global untuk meningkatkan kadar karbon dunia dan hutan menjadi investasi yang memberi manfaat bagi seluruh umat manusia.
Perlindungan satwa liar dan hewan khas yang hidup dan berkembang di Kepulauan Riau baik di darat maupun di laut perlu dilestarikan dan dikembangkan serta dilindungi jika jumlahnya
terbatas. Wilayah ini mempunyai satwa liar daratan dan lautan. Jenis satwa liar daratan yang ada dikelompokkan ke dalam kelas Aves burung, mamalia dan reptil binatang melata.
Sedangkan satwa liar lautan adalah jenis mamalia perairan ikan. Satwa liar yang dilindungi PP No.7 Tahun 1999 tentang pengawetan jenis burung dan satwa adalah jenis mamalia kera,
kijangrusa, owa-owa, dan trenggiling. Adapun jenis reptil. terdiri dari Biawak dan Penyu, jenis aves adalah Burung Elang Jambul, Enggang, Raja Udang Biru dan Rongkong Badak. Jenis
hewan ternak yang terdapat di Provinsi Kepulauan Riau adalah unggas Ayam Ras, Ayam Buras dan Itik, KambingDomba, Sapi dan Kerbau.
2.2.6. Industri
Kepulauan Riau akan berkembang terus dengan dukungan sektor industri. Industri yang berkembang pada umumnya berada di Batam, Bintan dan Karimun. Di masa datang
industri diarahkan bagi produksi yang ramah lingkungan dan tidak memberikan kerugian bagi alam sekitar. Potensi pengembangan industri akan terus meningkat mangingat
Singapura dan sekitarnya memiliki lahan yang terbatas. Namun demikian perlu tetap dilakukan kerjasama dengan negara maju dalam rangka pengelolaan limbah dari
buangan kegiatan industri. Karena letaknya yang strategis yang sebagian wilayahnya merupakan lautan dan
berada di jalur perdagangan dunia yang sibuk dan ramai, maka Kepulauan Riau memanfaatkan potensi tersebut dengan menjadikan kawasan ini sebagai bagian utama
dalam lokomotif ekonomi nasional. Dengan peranan sebagai lokomotif ekonomi nasional maka di masa yang akan datang kesejahteraan masyarakat akan semakin meningkat dan
perkembangan ekonomi daerah akan sangat mempengaruhi perekonomian nasional. Penggerak utama pengembangan kawasan ini sebagai lokomotif dan pusat pertumbuhan
ekonomi Indonesia bagian barat ditumpukan kepada sektor industri dan manufaktur. Industri perkapalan baik offshore maupun shipyard, elektronik, agroindustri dan pengolahan hasil ikan
merupakan kegiatan andalan dimasa datang.
2.3.7. Sumberdaya Mineral dan Energi