Persampahan dan Limbah Industri Prasarana Telekomunikasi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG RPJP PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2005-2025 73 Pembangkit yang tersedia hanya 37 MW dengan bahan bakar solar PLTD serta terdapat daftar tunggu sebanyak 15.540 yang terdiri dari rumah tangga, bisnis dan publik lainnya. Dalam jangka pendek akan dilakukan pembangunan pembangkit listrik berbahan bakar batubara PLTU dengan kapasitas 2 X 15 MW. Dalam jangka panjang akan dilakukan pembangunan pembangkit listrik bahan gas sesuai dengan potensi yang dimiliki yaitu sebesar 10.000 MW. Kondisi wilayah Kepulauan Riau yang terpisah mengakibatkan pembangunan pembangkit listrik dengan bahan bakar yang lebih ekonomis akan sulit dilakukan. Dengan kerjasama KabupatenKota sudah dilakukan penyewaan pembangkit dengan bahan bakar MFO Marine Fuel Oil yang tersebar di Natuna, Karimun, Kep. Anambas dan Lingga masing-masing 1 X 5 MW. Khusus di Batam kapasitas terpasang sebesar 304 MW yang melayani sektor rumah tangga dan industri serta publik dan bisnis dari dua pembangkit yaitu PLTG sebesar 210 MW dan PLTD sebesar 94 MW. Jumlah pelanggan rumah tangga di Batam mencapai 167.993 yang merupakan 87,7 dari 191.552 pelanggan. Walaupun dominan dari rumah tangga, pemanfaatan daya listrik bagi perumahan hanya memakai 30 dari daya terpasang, artinya lebih 60 daya terpasang dipergunakan unutk kegiatan bisnis dan industri.

c. Persampahan dan Limbah Industri

Laju pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi beserta kegiatannya akan menimbulkan bangkitan sampah baik limbah domestik maupun limbah industri. Penanganan limbah domestik dilaksanakan secara konvensional dengan melakukan pembuangan di tempat pembuangan akhir. Namun penanganan limbah industri memerlukan perencanaan dan pengelolaan persampahan agar tidak memberikan dampak negatif berupa pencemaran lingkungan. Pengelolaan persampahan di Provinsi Kepulauan Riau dilakukan secara komunal yang pengelolaannya dilaksanakan oleh InstansiDinas Kebersihan KabupatenKota melalui pengangkutan secara rutin yang kemudian dibawa ke tempat pembuangan akhir. Sanitary landfill adalah salah satu cara yang paling populer dalam mengelola sampah, namun pengelolaan sampah dengan sistem ini harus dilakukan dengan cara yang benar, karena jika tidak dikelola dengan baik dan penanganan yang tidak profesional dapat menimbulkan permasalahan dikemudian hari. Fasilitas pengelolaan persampahan di tiap kabupatenkota diantaranya tempat Pembuangan Akhir Sementara TPS yang dikelola oleh masing-masing pemerintah kabupatenkota. Pengelolaan sampah yang baik bisa memberikan kontribusi bagi pemerintah kabupatenkota, dalam pengelolaan sampah dikenal dengan tipping fee yang bisa menjadi salah satu income bagi pemerintah kabupaten maupun kota. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG RPJP PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2005-2025 74 Penanganan Limbah industri harus menjadi tanggung jawab dari masing-masing industri itu sendiri, namun pemerintah Provinsi harus memberikan pengawasan agar tidak terjadi penyimpangan dalam penanganan limbah industri, bahkan jika memungkinkan pemerintah provinsi dapat membangun instalasi pengolahan limbah bagi industri dan mengenakan biaya kepada pengguna instalasi tersebut.

d. Prasarana Telekomunikasi

Pelayanan telekomunikasi masih relatif kecil, karena kapasitas sentral yang tersedia masih sangat terbatas. Dari kapasitas yang ada tersebut, tidak semua pulau-pulau berpenduduk dapat terjangkau oleh jaringan telepon kabel dan telepon seluler. Jenis alat telekomunikasi yang telah tersedia di Provinsi Kepulauan Riau hanya meliputi telepon umum, telepon koin, telepon kartu, telepon seluler dan warung telekomunikasi. Ada kecenderungan pemakaian telepon koin dan telepon kartu semakin berkurang akibat tingkat kemajuan perekonomian masyarakat disamping persoalan kepraktisan penggunaan telepon. Perencanaan sistem telekomunikasi di wilayah Kepulauan Riau meliputi kebutuhan satuan sambungan telepon dan sarana telekomunikasi lainnya serta rencana dasar pengembangan dan pentahapannya hingga Tahun 2025. Perencanaan ini harus tetap berpegang pada sistem yang lebih luas yaitu merupakan bagian dari kesatuan Sistem Telekomunikasi Nusantara, mampu mengikuti perkembangan teknologi mutakhir, perwujudan biaya pemasangan dan operasional yang serendah mungkin serta dapat memberikan pelayanan sebaik-baiknya. Sistem telekomunikasi terdiri dari beberapa aspek, yaitu konfigurasi jaringan yang terdiri atas dan jenis pelayanan yaitu : Telepon, Facsimile, Telex, Komunikasi Data, LANWAN. Untuk jaringannya sendiri terdiri dari jaringan lokal yaitu saluran kabel yang menghubungkan pelanggan dengan sentral penyambung; jaringan penghubung Junction Network yang menghubungkan sentral dengan sentral, meliputi routing, jumlah sirkuit, kapasitas saluran dan jenis transmisi; dan Jaringan TollTrunk SLJJSLI serta Sentral telepon atau sentral penyambung Dari data kapasitas terpasang dan tersambung pada Stasiun Telepon Otomat STO di Kepulauan Riau, secara umum diketahui bahwa STO-STO yang berlokasi di perkotaan telah cukup berkembang pada sektor-sektor kegiatan perkotaan, memiliki rate of occupancy yang relatif tinggi, rata-rata di atas 60. Dengan semakin berkembangnya pembangunan dan ekonomi masyarakat tingkat pelayanan semakin meningkat. Jangkauan pelayanan telpon sudah merata di seluruh KabupatenKota. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG RPJP PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2005-2025 75

e. Prasarana Perhubungan