Kelautan dan Perikanan Tantangan Masa Depan 1. Lingkungan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG RPJP PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2005-2025 99 peningkatan lebih dari 100. Di sisi lain, sektor pertanian dan perternakan akan mengalami penurunan dengan rata-rata pertumbuhan yang hanya mencapai 3 per tahun. Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau sebesar 6,54 per tahun selama periode 2005 –2025 tentunya diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru guna mengatasi persoalan pengangguran serta menjadi dasar bagi pertumbuhan ekonomi pada periode pembangunan selanjutnya. Dengan berkembangnya perekonomian daerah akan memberi dampak bagi peningkatan penerimaan daerah khususnya pajak daerah, sehingga akan mendorong masyarakat lebih berpartisipasi dalam pembangunan dan meningkat kesadaran akan hak dan kewajibannya. Tantangan yang perlu diantipasi adalah bagaimana membuat aturan hukum yang seimbang antara keinginan meningkatkan pendapatan dengan keterbatasan terhadap ekonomi secara keseluruhan. Menurunkan kesenjangan antara pendapatan masyarakat yang tinggi dengan masyarakat yang berpendapatan rendah, adalah tantangan yang harus diperhatikan dalam masa 20 tahun mendatang. Produk pertanian merupakan kebutuhan vital dimasa datang, oleh karena itu ketergantungan dari luar daerah akan dikurangi dengan mengoptimalkan potensi lahan pertanian dan perkebunan. Dengan lahan yang terbatas, maka tantangan dimasa datang adalah mengarahkan pembangunan non budidaya pertanian dan perkebunan ke lahan yang tidak sesuai bagi kegiatan pertanian. Sedangkan lahan yang potensi untuk pertanian perlu tetap dipertahankan untuk meningkatkan daya dukungan dan daya tampung bagi kegiatan pertanian. Bersamaan dengan itu kebutuhan akan daging baik sapi atau unggas perlu terus ditingkatkan pengembangannya, terutama pembinaan petani dan peternak. Hal ini perlu mengingat biaya yang ditanggung lebih mahal jika terus menerus harus menerima daging dari luar daerah apalagi luar negeri. Pengembangan lahan peternakan dan peningkatan minat masyarakat akan ternak perlu terus ditingkatkan jika tidak akan menghadapi kelangkaan akan sumber protein hewani bagi kebutuhan dasar penduduk yang mendukung kualitas hidup masyarakat.

2.3.4. Kelautan dan Perikanan

Potensi kelautan dan perikanan di Provinsi Kepulauan Riau sangat besar karena 97 wilayah Kepulauan Riau merupakan lautan dan hanya 3 saja daratannya. Potensi kelautan meliputi kekayaan bawah laut dan permukaan laut. Potensi perikanan yang dimiliki Provinsi Kepulauan Riau terdiri dari Perikanan Tangkap, Perikanan Budidaya, Pengolahan produk perikanan, Industri bioteknologi kelautan, Industri sumberdaya laut- dalam dan pemanfaatan muatan barang kapal tenggelam, serta biodiversitas sumberdaya perikanan. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG RPJP PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2005-2025 100 Pemanfaatan sumberdaya perikanan masih rendah terutama di kawasan perikanan yang potensial. Tantangan yang dihadapi dalam bidang kelautan dan perikanan adalah bagaimana mengendalikan pencurian ikan illegal fishing oleh kapal-kapal asing dan lokal dengan menggunakan alat tangkap yang dapat menyebabkan kerusakan biota dan ekosistem laut serta terjaminnya kelangsungan ketersediaan sumberdaya perikanan di wilayah tangkapan. Tantangan lain adalah bagaimana mengelola dan memanfaatkan potensi tersebut dengan penyiapan tenaga yang terampil sehingga tidak tergantung dengan tenaga dari luar. Tantangan berikutnya adalah bagaimana meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan lingkungan agar mampu memberikan kontribusi bagi ekonomi daerah yang maju dan sejahtera. Potensi perikanan di Kepulauan Riau sekitar 1.500.000 ton dengan potensi terbanyak jenis ikan Demersal seperti Kakap, Pari dan lainnya yaitu 656.000 ton, Ikan pelagis kecil seperti ikan tembang, parang, teri dan lainnya sebesar 513.000 ton dan ikan hias sebesar 293.595 ton. Selebihnya merupakan jenis ikan karang, cumi-cumi dan udang dengan potensi sekitar 50.000 ton. Tantangan sektor perikanan adalah memanfaatkan dan melestarikan potensi dengan pemanfaatan yang berkelanjutan dan menjaga lingkungan perikanan agar habitatnya tidak rusak dan menimbulkan pencemaran. Terumbu karang dengan potensi luas 40,7 juta Ha tersebar di perairan Batam, Bintan, Natuna, Kepulauan Anambas dan Lingga. Hutan bakau dan Padang lamun tersebar merata diseluruh pantai dengan potensi luas 55,2 juta Ha dan 11,5 juta Ha. Potensi perikanan berupa ikan kecil dengan potensi sekitar 513 ribu ton namun pemanfaatanya baru sekitar 65 . Ikan demersal hiu, pari, dll potensi 656 ribu ton baru dimanfaatkan 75. Lobster dan cumi-cumi dengan potensi masing-masing 400 ton dan 2.700 ton. Ikan karang dan ikan hias dengan potensi masing-masing sebesar 27,6 ribu ton dan 293,6 ribu ton. Tantangan dalam pengembangan potensi kelautan adalah bagaimana mengolah potensi agar mampu memberi manfaat bagi kesejahteraan masyarakat dengan dukungan pemanfaatan teknologi dan riset bidang kelautan dan mengupayakan agar potensi tersebut tetap lestari.

2.3.5. Kehutanan