RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG RPJP PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2005-2025
96
Pengaturan pemukiman dan pemanfaatan ruang terutama disekitar sepadan pantai, sepadan sungai dan sekitar sumber mata air harus benar-benar diatur dan mengikuti
rencana tata ruang yang sudah ditetapkan. Sungai dan mata air sebagai sumber kehidupan dan sumber kebutuhan pokok merupakan sumber daya alam yang memilki
keterbatasan. Peningkatan pelayanan air bersih bagi masyarakat akan semakin meningkat sejalan dengan semakin bertambahnya penduduk.
Di dalam pengelolaan lingkungan hidup dalam jangka panjang, perlu ditiadakan pembuangan segala jenis limbah di perairan dan pulau-pulau di kawasan Kepulauan Riau.
Pembuangan limbah bahan berbahaya dari atau melalui negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, Vietnam dan Thailand yang sering terjadi perlu di awasi dan ditindak lanjuti atau
perlu dilakukan re-ekspor limbah-limbah yang telah masuk ke kawasan perairan dan pulau pulau di Kepulauan Riau. Dengan demikian tindak lanjut pengawasan harus mampu
mengusut siapa pengimpornya, dan diusut secara yuridis, sehingga kawasan Kepulauan Riau bukan tempat pembuangan sampah oleh negara lain.
Perlu didesian atau di tentukan zona rehabilitasi mengingat kawasan daerah lindung sebagian besar telah mengalami kerusakan atau telah mengalami kemunduran potensi
serta perlu dilakukan suatu tindakan perbaikan kembali. Perbaikan daerah yang telah rusak tersebut karena memerlukan waktu untuk penyembuhan recovery dalam jangka
waktu tertentu maka dapat di masukkan kedalam mintakan rehabilitasi. Mintakat ini tentu saja setelah sembuh, kemungkinan dapat dimanfaatkan kembali sesuai dengan tujuan
pengelolaan. Lokasi mintakat rehabilitasi di Kepulauan Riau, dapat dilakukan baik didarat maupun
di laut, mengingat terdapat juga sumber daya perairan yang telah mengalami kerusakan. Seperti halnya aneka ragam terumbu karang yang telah rusak karena adanya eksploitasi
ikan yang tidak ramah lingkungan, demikian juga adanya penebangan hutan yang berlebihan, kerusakan lahan karena proses penambangan bahan tambang, dan aneka
kerusakan sumber daya alam yang mungkin disebabkan oleh bencana alam.
2.3.2. Demografi dan Kependudukan
Aspek kependudukan terutama jumlah penduduk menjadi hal yang utama dalam pembangunan. Jumlah penduduk yang besar bisa menjadi modal dasar pembangunan
sekaligus dapat menjadi beban dalam pembangunan. Jumlah penduduk yang besar akan menjadi beban manakala peningkatan jumlah penduduk tidak diikuti oleh peningkatan
produktivitas tenaga kerja. Sementara peningkatan produktivitas hanya dapat ditingkatkan bilamana penduduk mempunyai keahlian skill. Untuk dapat menjadi modal
dasar pembangunan, maka jumlah penduduk yang besar harus disertai dengan kualitas SDM yang tinggi. Sehubungan dengan hal tersebut maka penanganan kependudukan
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG RPJP PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2005-2025
97
sangat penting agar potensi yang dimiliki mampu menjadi pendorong dalam pembangunan daerah. Beberapa aspek yang penting yang berkaitan dengan
kependudukan adalah pertumbuhan jumlah penduduk, kepadatan dan persebaran serta
strukturnya.
Dengan tingkat perkembangan penduduk rata-rata 4-6 persen diperkirakan penduduk pada Tahun 2025 akan mencapai angka 3 juta orang lebih. Jumlah penduduk
yang besar akan memerlukan penyediaan pelayanan dasar, prasarana publik dan infrastruktur bagi kegiatan sosial dan kemasyarakatan. Jika tidak dilakukan pengendalian
penduduk mulai sekarang, dimasa datang akan menimbulkan masalah sosial yang besar, terutama dengan semakin berkembangnya ekonomi Kepulauan Riau. Ditambah lagi
dengan dukungan lingkungan alam dari aspek geologi yang relatif lebih “aman” dari bencana, akan menimbulkan migrasi yang lebih besar dan ini akan memberikan dampak
bagi pertambahan penduduk yang semakin tinggi dan akan menimbulkan kesulitan bagi pembangunan dimasa yang akan datang.
Persebaran penduduk tidak merata dan mayoritas berada di pusat ekonomi seperti Batam, akan memberikan dampak terhadap pemerataan pelayanan terutama pelayanan
dasar seperti pendidikan dan kesehatan serta pelayanan publik lainnya. Jumlah penduduk yang tidak seimbang antara satu daerah dan dengan laju pertumbuhan
penduduk yang berbeda akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah lainnya sehingga akan menurunkan pendapatan ekonomi dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Masalah penduduk
berkaitan dengan
masalah ketenagakerjaan,
tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi namun tidak disertai dengan penyediaan lapangan
kerja yang memadai, lebih banyak dan lebih terbuka akan berpengaruh pada tingginya tingkat pengangguran dan berpotensi menimbulkan masalah sosial. Sejumlah investor
yang menanamkan modalnya di Kepulauan Riau, terutama Batam masih mengeluhkan peran serikat kerja yang belum optimal dan fungsi hubungan industrial yang belum
berjalan sehingga masih terjadi penyelesaian masalah dengan cara pemogokan dan berujung pada pemutusan hubungan kerja dan tuntutan penetapan uang pasongan, uang
penghargaan dan ganti rugi perusahaan dari pekerja. Umumnya penduduk yang terbanyak berdomisili di Kota Batam dan sebagian besar
merupakan pendatang. Usaha untuk menekan laju pertumbuhan penduduk Kota Batam juga telah dilakukan melalui pengendalian arus pendatang yang masuk Kota Batam dalam suatu
Peraturan Daerah Kependudukan atau lebih dikenal dengan Peraturan Daerah tentang Kependudukan Perdaduk. Dimasa datang perlu menerapkan pengendalian penduduk
dengan lebih mengefektifkan Perdaduk atau pengaturan yang lebih manusiawi dan mempertimbangkan aspek keadilan dan proporsionalitas.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG RPJP PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2005-2025
98
2.3.3. Perekonomian Daerah