Penggunaan “aksi Mahkota : Pelanggaran Prinsip Non Self Incrimination

37 dari 42 putusan yang diteliti, melibatkan 47 terpidana mati, 17 putusan diantaranya memuat pertimbangan saksi mahkota. Apabila dilihat dari pola di atas, hanya 1 kasus dari 17 kasus yang melibatkan saksi mahkota dipertimbangkan oleh Majelis Hakim, yaitu dalam putusan PK No. 45 PKPid.Sus2009 dengan pemohon PK Hillary K. Chimezie, dimana saksi mahkota nya meninggal dunia, disebut karena disiksa oleh Polisi. Untuk kasus lain, Hakim sama sekali tidak memberikan pertimbangan padahal sudah dimohonkan oleh terpidana mati. Dalam Putusan MA No. 2253 KPID2005 dengan Terpidana mati Zulfikar Ali, Jaksa mengajukan Gurdip Singh sebagai saksi mahkota, Gurdiph Singh dipidana dalam kasus yang sama. Dalam memori kasasi Zulfikar Ali, disebutkan bahwa Gurdiph Singh bersedia melakukan kesaksian atas terpidana mati Zulfikar Ali dengan iming-iming dari penyidik untuk mendapatkan hukuman ringan: ...saksi Gurdiph “i gh se agai saksi ku i dala perkara i i justru e a ut kesaksia a dan menyatakan bahwa ia terpaksa menyebut nama Pemohon Kasasi sebagai pemilik Heroin yang ada pada saksi karena saksi dijanjikan oleh penyidik akan mendapat hukuman ringan a u justru kesaksia a dia aika ... ICJR melihat bahwa pola penggunaan saksi ahkota se agai odus u tuk sali g e eratka atau sali g e je ak tidak ha ya dite uka di kasus ulfikar Ali saja, dala putusa PK MA No. 18.PKPid2007 dengan Pemohon PK bernama Humprey Ejike Alias Doctor, kuasa hukum Pemohon PK menyerahkan surat pernyataan dari salah seorang saksi mahkota dalam kasus Humprey Ejike Alias Doctor : “urat per ataa dari saksi UGOCHUKINU IBIAM OKORO,ta ggal Ju i , seda g menjalani pidana di LP Cipinang , yang mengatakan, bahwa KELLY sakit hati kepada pemohon PK karena curiga kalau pemohon PK yang menjebak KELLY sampai ditengkap polisi bahkan Pemohon PK dicurigai sebagai orang yang memberi informasi kepada polisi tentang keterlibatan KELLY dalam masalah narkotika,sehingga dia menjebak pemohon PK dengan cara menyuruh Ifany menaruh menyimpan narkotika di restaurant recon dan melapor kepolisi agar pe oho PK dita gkap polisi Tidak Dipertimbangkan Dipertimbangkan Ada 17 1 Tidak Ada 29 5 10 15 20 25 30 35 Saksi Mahkota VS Pertimbangan Hakim 38 Dalam contoh penggunaan saksi mahkota lainnya, terdapat tiga orang terdakwa yang masing-masing berkas perkaranya dipisah, menjadi saksi mahkota bergantian di sidang satu sama lainnya, hal ini terdapat dalam Putusan MA No. 554 KPid2009 dengan terpidana mati Mulyadi Dwi Asmono Als Acong Bin Fadilah, Putusan MA No. 558 KPid2009 dengan terpidana mati Yohanes Martinus Alias Dado Alias Martin Bin Tedi Gunawan dan Putusan MA no. No. 558 KPid2009 dengan terpidana mati Maulana Reza Alias Item Bin Nazarudin. Ketiganya didakwa dengan tindak pidana secara bersama-sama dan dengan sengaja dan direncanakan terlebih dahulu menghilangkan nyawa orang lain sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 340 KUHP jo. Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Dalam putusan MA No. 2473 KPid2007 dengan terpidana mati Syekh Abdul Rahim Alias Daeng Rahim, ditemui klaim dari terpidana mati yang menyatakan bahwa Hakim PN menjatuhkan pidana mati dengan pertimbangan hanya dari satu saksi, yaitu KASRI Alias Heri Bin Lasri, yang juga merupakan saksi mahkota, keduanya disidangkan secara terpisah meskipun melakukan tindak pidana dalam perkara yang sama.

4. Pengakuan Terdakwa

Pengakuan terdakwa mempunyai kaitan yang sangat erat dengan isu fair trial lainnya, mulai dari isu penyiksaan, penggunaan saksi mahkota sampai ketimpangan kesempatan dalam pembuktian. ICJR menemukan beberapa pengakuan terdakwa yang kemudian ditarik oleh para terdakwa dengan alasan terdapat penyiksaan atau intimidasi. Dalam Putusan No. 503 KPid2002, dengan terpidana mati Zainal Abidin Bin Mahmud Badaruddin, dirinya mengaku mengarang cerita karena disiksa oleh penyidik. Dalam Putusan No. 18.PKPid2007 dengan Pemohon PK bernama Humprey Ejike Alias Doctor juga mengaku disiksa dan mengaku jika seluruh keterangannya telah diarahkan oleh penyidik. Dalam putusan MA No. 254 KPID2013 dengan terpidana mati Rahmat Awafi Alias Awif Als Drego dan Krisbayudi Als Kris Bin Suherman juga mengaku terintimidasi dan memberikan pengakuan atas dasar intimidasi tersebut. Dalam beberapa putusan, hakim bahkan mendasari putusannya pada pengakuan terpidana mati sebagai alasan utama dijatuhinya pidana mati. Dalam putusan PN Gunung Sitoli No. 07Pid.B2013PN-GS, dengan terpidana mati Rusula Hia dan Putusan No. 08Pid.B2013PN-GS dengan terpidana mati bernama Yusman TelaumBanua, 81 Hakim PN Gunung Sitoli menyatakan bahwa pengakuan terpidana mati dan permohonan Penasehat Hukum Terpidana mati agar terpidana mati dihukum mati menjadi alasan keduanya dihukum mati, padahal sebelumnya jaksa menuntut keduanya dengan hukuman seumur hidup.

5. Penggunaan Saksi Penyidik Verbalisan: Melanggengkan Kekerasan dalam Praktek

Penyidikan Pidana Saksi verbalisan atau disebut juga dengan saksi penyidik adalah seorang penyidik yang kemudian menjadi saksi atas suatu perkara pidana karena terdakwa menyatakan bahwa Berita Acara Pemeriksaan BAP telah dibuat di bawah tekanan atau paksaan. Dengan kata lain, terdakwa membantah kebenaran dari BAP yang dibuat oleh penyidik yang bersangkutan. Sehingga, untuk menjawab bantahan terdakwa, penuntut umum dapat menghadirkan saksi verbalisan ini. Namun anehnya dalam beberapa kasus Jaksa malah justru mempersiapkan saksi verbalisan sedari awal. 81 Lihat pengakuan dan permohonan penasehat hukum terdakwa agar terdakwa dihukum mati. 39 Dalam 47 terpidana mati terdapat 6 putusan yang melibatkan adanya saksi verbalisan. Dalam putusan MA No. 254 KPID2013 dengan terpidana mati Rahmat Awafi Alias Awif Als Drego dan Krisbayudi Als Kris Bin Suherman, saksi verbalisan dijadikan dasar untuk membuktikan tidak terjadi penyiksaan, sebelumnya kedua terdakwa yang salah satunya adalah terpidana mati mengaku disiksa dan diintimidasi. Penggunaan saksi verbalisan yang sudah pasti tidak akan melakukan pengakuan kemudian dijadikan dasar oleh Jaksa dan Hakim Agung dalam kasus yang sama sebagai dasar bahwa tidak terjadi tindakan penyiksaan dan intimidasi, sehingga terpidana mati dijatuhi hukuman mati. Dalam kasus yang menjerat Zainal Abidin Bin Mahmud Badaruddin dengan putusan MA No. 503 KPid2002, kehadiran saksi verbalisan bahkan sudah ada dalam dakwaan jaksa : Pada hari Sabtu tanggal 16 Desember 2000 orang bernama Sulaiman dan Eko memesan ganja masing-masing seberat 2 Kilogram kepada Terdakwa Mgs. Zainal Abidin dan memberi panjar uang sebesar Rp.200.000,- dan Sulaiman belum memberi panjar, selain itu orang bernama Toyib juga mengambil ganja seberat 1 Kilogram kepada Terdakwa Mgs. Zainal Abidin dengan memberi panjar uang sebesar Rp.500.000,-. Ternyata perbuatan Terdakwa Mgs. Zainal Abidin tersebut diketahui oleh saksi M. Darwis dan saksi Tasyono selaku anggota Polri dari Poltabes Palembang.

6. Terpidana Mati: Anak dan Remaja

Dalam pengamatan ICJR pada 47 Terpidana mati, setidaknya terdapat tiga putusan dimana terpidana mati masih berusia remaja dan berada dibatas kategori anak yang berusia maksimal 18 tahun, ketiga terpidana mati berusia 19 tahun pada saat melakukan tindak pidana. Dalam Putusan MA No. 1835 KPid2010 dengan terpidana mati Herri Darmawan Alias Sidong Bin Firdaus, dirinya dihukum mati karena bersalah melakukan pembunuhan berencana. Pada tingkat kasasi, permohonannya ditolak oleh MA dan dirinya tetap dijatuhi hukuman mati, namun dalam putusan tersebut terdapat dissenting opinion dari Hakim Agung Surya Jaya, yang pada intinya menyebutkan bahwa : Terdakwa yang berumur 19 tahun merupakan suatu masa peralihantransisi dari suasana psikologis anak memasuki fase remaja . Seorang yang berada pada masa transisi seperti ini berada pada kondisi emosional yang fluktuatif atau bersifat labil. Perbuatan orang yang berada pada kelompok ini cenderung dipengaruhi oleh dorongan perasaanemosiona l yang sifatnya spontanitas , dan bukan didasarkan pada kesadaran atau suatu keinsyafan atas suatu akibat dari suatu perbuatan yang dilakukannya 41 6 Saksi verbalisan Tidak Ada AdaSaksi Verbalisan