Hak Atas Bantuan Hukum yang Efektif
10
mengeluarkan Peraturan PERADI No. 1 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Bantuan Hukum Secara Cuma-Cuma.
40
Pemberian bantuan hukum yang tersedia secara nasional diatur melalui UU No. 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum. Dalam UU ini diatur tentang siapa saja yang dapat menerima bantuan
hukum, pemberi bantuan hukum, dan juga pengelola bantuan hukum. Dalam konteks terpidana mati, KUHAP sebenarnya sudah mengatur mengenai kewajiban pemberian
bantuan hukum. Dalam Pasal 56 ayat 1 disebutkan bahwa :
Dala hal tersa gka atau terdak a disangka atau didakwa melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana mati atau ancaman
pidana lima belas tahun atau lebih atau bagi mereka yang tidak mampu yang diancam dengan pidana lima tahun atau lebih yang tidak mempunyai penasihat hukum sendiri, pejabat yang
bersangkutan pada semua tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan wajib menunjuk penasihat huku agi ereka. Dengan ketentuan ini maka setiap orang yang diangka dengan tindak pidana
yang diancam dengan pidana mati berhak untuk mendapatkan bantuan hukum dari negara. Bantuan hukum itu juga harus disediakan pada semua tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan. Semua
bantuan hukum tersebut harus disediakan dengan cuma-cuma kepada tersangka atau terdakwa.
41
Namun, merujuk pada padal 56 ayat 1 KUHAP, dalam penjelasannya KUHAP mengamanatkan bahwa penunjukan advokat disesuaikan dengan perkembangan dan keadaan tersedianya tenaga
bantuan hukum, artinya ada kemungkinan aturan ini disimpangi di daerah yang minim atau tidak tersedia bantuan hukum.
Perlu untuk diperhatikan bahwa aturan hukum di Indonesia memang hanya mengatur mengenai ketersediaan dan beberapa ketentuan prosedural mengenai bantuan hukum dan penasihan
hukum.
42
Secara eksplisit dalam KUHAP tidak menekankan mengenai bantuan hukum yang efektif. Satu-satunya ketentuan mengenai bantuan hukum yang efektif malah diatur dalam UU SPPA. UU
SPPA telah mengatur ketentuan bahwa Anak berhak memperoleh bantuan hukum dan bantuan lain secara efektif.
43
Hal yang menjadi catatan bahwa Anak tidak dapat dipidana mati, sehingga meskipun mengatur ketentuan yang lebih progresif dari pada KUHAP, secara faktual Indonesia berarti tidak
mengatur secara tegas dan jelas mengenai hak terpidana mati dalam mendapatkan bantuan hukum yang efektif.
Berdasarkan Kovenan Sipol ICCPR, siapapun yang ditahan atau didakwa dengan tuduhan tindak kriminal memiliki hak atas penasihat hukum selama penahanan, persidangan maupun banding.
44
Dewan Ekonomi dan Sosial PBB menyatakan bahwa seseorang yang menghadapi tuntutan hukuman mati harus disediakan
a tua pe asihat huku yang memadai pada setiap proses persidangan .
45
Pelapor Khusus PBB tentang eksekusi di luar proses pengadilan, mendadak, dan sewenang-wenang
40
Supriyadi W. Eddyono, dkk , Memetakan Situasi Penahanan Di Indonesia, ICJR, Jakarta, 2012, hlm. 60.
41
Pasal 56 ayat 2 KUHAP
42
Pasal 69 – Pasal 74 KUHAP mengatur mengenai Bantuan Hukum, mayoritas mengatur mengenai jaminan
komunikasi antara tersangka atau terdakwa dengan penasihat hukumnya.
43
Pasal 3 huruf c UU SPPA : “etiap A ak dala proses peradilan pidana berhak: c. memperoleh bantuan
huku da a tua lai se ara efektif
44
Pasal 143d ICCPR, Prinsip 1 Prinsip Dasar Peran Pengacara, Pasal 7 1c Piagam Afrika, Pasal 8 2d dan e Konvensi Amerika, Pasal 6 3C Konvensi Eropa
45
Resolusi ECOSOC 198964, 24 Mei 1989, Dok.PBB E1989INF7, hal 128, lihat juga Perlindungan terhadap Hukuman Mati
11
menyatakan bahwa pada semua proses pengadilan , terdakwa yang dituntut dengan hukuman berat harus didampingi oleh pengacara kompeten dan efektif yang dibiayai negara.
46
Komite HAM menegaskan bahwa kasus yang diancam dengan pidana mati tidak dapat diproses jika terdakwa tidak diwakili oleh penasihat hokum, dan penasihat hukum harus berdasarkan pilihannya
sendiri, walau diperlukan penundaan pemeriksaan.
47
Dalam hal dimana penasihat hukum terdakwa tidak efektif namun pengadilan tetap menugaskan penasihat hukum yang sama pada proses hukum
selanjutnya padahal terdakwa mengajukan nama lain, maka hak terdakwa terhadap penasihat hukum telah dilanggar.
48
Penasihat hukum wajib berkonsultasi dengan terdakwa terakit upaya hukum, dan harus diberitahukan pada terdakwa skema bantuan hukum dari negara, sehingga
terdakwa memiliki alternatif lain yang masih terbuka.
49