PenyiksaanIntimidasi Judicial killing hukuman mati demi keadilan Final I

34 bahkan pemohon PK tidak diperkenankan duduk dan tetap berdiri dalam keadaan tangan diborgol serta mata tertutup dan kaki pemohon PK di jepit dan terlihat pemohon PK sangat kelelahan. Dan ketika setiap pertanyaan dijawab oleh pemohon PK tidak tau, lalu dipukul sampai mengeluarkan darah dan akhirnya polisi mengarahkan pemeriksaan kepada pe gakua pe oho PK a g isi a sudah diatur oleh polisi; Dalam pertimbangan putusan PK Hillary K. Chimezie dengan putusan No. 45 PKPid.Sus2009,: Bahwa selalin itu ternyata dalam proses penyidikan terhadap saksi - saksi pendukung yaitu IZUCHUKWU OKOLOAJA dan MICHAEL TITUS IGWEH yang menerangkan bahwa telah di lakukan kekerasan dari petugas penyidik, sehingga keterangannya tidak obyektif dan penuh rekayasa dari petugas dan kenyataannya terhadap saksi mahkota atau saksi yang mempunyai nilai pembuktiian yang akurat saksi kunci atas nama MARLENA dan IZUCHUKWU OKOLOAJA alias KHOLISAN NKOMO dinyatakan telah meninggal dunia pada saat di tahanan Polisi; Hal - hal tersebut di atas perlu dijadikan pertimbangan oleh Majelis Peninjauan Kembali dalam memutus perkara a quo meskipun secara formil telah di atas sumpah keterangan- keterangan dari saksi - saksi yang meninggal dunia tersebu t ; Dalam kasus yang sama, salah satu Hakim Agung yaitu Timur P. Manurung bahkan memasukkan alasan adanya intimidasi dan penyiksaan pada saksi yang mengakibatkan saksi meninggal dunia ... Bah a kesaksia saksi ku i ke-2 MARLENAalmarhumah juga di persidangan, ternyata juga hanya dibacakan, namun walaupun dibacakan, ternyata juga tidak mengaitkan pada Pemohon Peninjauan Kembali Terpidana dalam kegiatannya , dan kedua saksi aquo yaitu saksi MARLENA dan saksi IZUCHUKWU OKOLOAJA, telah meninggal oleh tindak kekerasan ditahanan Penyidik Polri dan karenanya juga kesaksian in casu tidak dapat di terima , apalagi dalam kesaksiannya saksi menyatakan bahwa selama di tahanan Penyidik , saksi telah e eri a i ti idasi da kekerasa pisik ;... Selain penyiksaan dan intimidasi yang ditujukan pada terpidana mati maupun saksi, tekanan ataupun intimidasi juga didapat oleh pengadilan sendiri, bahkan juga terjadi pada kuasa hukum, sehingga jalannya sidang berada dibawah tekanan pikologis yang kuat. Dalam Putusan MA No. 558 KPid2009 dengan terpidana mati bernama Yohanes Martinus Alias Dado Alias Martin Bin Tedi Gunawan, suasana sidang yang digambarkan dalam memori kasasi menunjukkan adanya intimidasi kepada hakim dan kuasa hukum terpidana mati. Bah a Pe gadila Negeri DepokMajelis Haki tidak lagi ersikap o jektif di dalam menilai perkara ini karena berada di bawah tekanan atau pressure dari pihak keluarga korban yang setiap persidangan selalu membawa massa lebih dari 9 orang yang selalu bersikap anarkis dan melakukan pengerusakan terhadap mobil yang dipakai Penasehat Hukum Terdakwa Berita Harian Surat Kabar Nasional dan media TV tertanggal 5 September Dalam perkara lainnya, yaitu putusan MA No. No. 2473 KPid2007 dengan terpidana mati bernama Syekh Abdul Rahim Alias Daeng Rahim, mengklaim bahwa terjadi tekanan publik yang begitu besar, initmidasi berupa ancaman terjadi terhadap hakim untuk menjatuhkan hukuman mati kepada terpidana mati. Bah a Pe gadila Negeri telah e jatuhka pida a terhadap Terdak a a g aksi al hanya karena desakan dan permintaan serta tekanan dari keluarga dan simpatisan korban 35 yang secara sporadis datang setiap hari ke Pengadilan Negeri Kendari berunjuk rasa dan mengancam selama proses persidangan atas diri Terdakwa berlangsung dan meminta Terdakwa dihukum mati, bukan atas fakta-fakta hukum yang terungkap dalam persida ga . Klaim penyiksaan juga bahkan sudah diajukan dalam sidang di PN, namun tidak dipertimbangkan oleh Majelis Hakim, klaim tersebut terdapat contohnya dalam Putusan No. 503 KPid2002, dengan terpidana mati Zainal Abidin Bin Mahmud Badaruddin. Kuasa hukum terpidana mati menyatakan bahwa : Bahka pada saat pe eriksaa Terdak a, Terdak a e a gkal BAP a g di uat oleh Kepolisian itu adalah hasil karangan Terdakwa saja sebab pada saat BAP dibuat pada tanggal 21 Desember 2000 Terdakwa telah dipukuli dan diintimidasi oleh penyidik untuk menghindari cacat phisik sehingga Terdakwa mengarang cerita; Bahwa Penasehat Hukum Terdakwa e perlihatka ada a pukula agia ada Terdak a a g e ekas...

2. Akses terhadap Bantuan HukumAdvokat

Dalam standar hak asasi manusia salah satu unsur penting dalam sistem peradilan pidana adalah tersedianya akses terhadap bantuan hukum atau advokat secara efektif. Dari 47 terpidana mati terdapat 11 putusan dimana para terdakwa saat ini terpidana Mati tidak memiliki advokat, dan umumnya ketiadaan advokat justru berada ditingkatan penyidikan dan penuntutan, yang merupakan tahap paling penting dalam mempersiapkan pembelaan. Dari 47 putusan, ada 11 putusan tidak diketahui apakah terpidana mati memiliki advokat atau bantuan hukum. ICJR mengkategorikan 11 putusan tersebut diragukan karena dalam putusan terjadi indikasi ketidakhadiran bantuan hukum, misalnya terjadi persoalan formal dan prosedur pengajuan upaya hukum yang lazim terjadi akibat ketidaktahuan terpidana mati serta tidak adanya bantuan hukum. Catatan yang sangat penting adalah baik bagi terpidana mati yang teridentifikasi tidak mendapatkan bantuan hukum atau bagi mereka yang tidak diketahui apakah mendapatkan bantuan hukum atau tidak, Hakim tidak pernah melakukan penelusuran atau setidak tidaknya menjadikan keadaan ini sebagai dasar pertimbangan pembelaan di dalam putusan. Dalam kasus Zainal Abidin dengan putusan No. 503 KPid2002, penasehat hukum baru hadir mendampingi dirinya beberapa hari setelah pemerikaanBAP dilakukan. Pada hala a depa ali ea perta a tertulis pada hari Ka is ta ggal Dese er ja . Wi . Dst….da pada agia akhir hala a BAP di uat atata ah a Terdak a pada saat pemeriksaan didampingi oleh Penasehat Hukum, padahal Penasehat Hukum baru mendampingi Terdakwa Mgs. Zainal Abidin bin Mgs. Mahmud Badaruddin pada tanggal 23 Dese er surat kuasa khusus. Dalam Putusan Pengadilan Negeri Tanjung Balai Karimun No. 178PID.B2009PN.TBK, dengan terpidana mati Raja Syahrial Bin Raja Muzahar Als. Herman Als. Wak Ancap, terpidana mati baru didampingi oleh Avokat yang ditunjuk oleh Hakim PN Tanjung Balai Karimun pada tanggal 29 September 2009, padahal terpidana mati sudah ditahan oleh penyidik dari mulai tanggal 28 Juni 2009. 36 Me i a g, ah a terdak a di da pi gi Pe asihat Huku “URYADI, “H, AdvokatPenasihat Hukum yang ditunjuk oleh Hakim Ketua Majelis berdasarkan Penetapan Nomor : 178Pen.PidBH2009PN.TBK tertanggal “epte er Penunjukan advokat diruang sidang juga terjadi dalam Putusan No. 07Pid.B2013PN-GS, dengan terpidana mati Rusula Hia dan Putusan No. 08Pid.B2013PN-GS dengan terpidana mati bernama Yusman TelaumBanua, dalam putusan tersebut, Penasehat Hukum keduanya baru ditunjuk oleh hakim PN pada tanggal 29 Januari 2013, sedangkan keduanya telah ditahan pada 14 September 2012. Selain dari penunjukkan langsung yang dilakukan hakim, tidak adanya Advokat atau bantuan hukum juga terlihat dari surat permohonan PK yang diajukan sendiri oleh pemohon. Isi keberatan dalam permohonan PK juga menunjukkan bahwa pemohon PK membuat sendiri permohonannya. Hal ini terlihat dalam Dalam Putusan PK No. 53 PKPid2002, dengan terpidana mati Turmudi bin Kasturi dan Putusan PK No. 22 PKPid2003 dengan terpidana mati Jurit bin Abdullah. Dalam Putusan PK Turmudi bin Kasturi misalnya, mengajukan permohonan PK sendiri ke PN Kuala Tungkal pada 6 Maret 2002, dengan bunyi keberatan sebagai berikut : 1. Saya menyadari dan menyesali sepenuhnya perbuatan yang saya lakukan dan saya berjanji sepenuh hati untuk tidak akan mengulangi perbuatan yang melanggar hukum. Tetapi dalam hal ini, saya tidak mempunyai rencana sama sekali untuk melakukan pembunuhan seperti dituduhkan kepada saya; 2. Saya masih ingin hidup untuk bertaubat dan mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa dan saya akan memperbaiki diri seraya mohon ampun kehadirannya; 3. Saya masih memiliki tenaga dan kemampuan yang dapat saya sumbangkan pada Bangsa dan negara semampu saya; 4. Saya mohon dengan kerendahan hati agar hukuman saya mendapatkan keringanan; Selain dari ketersediaan bantuan hukum dan advokat, kualitas bantuan hukum juga menjadi isu yang perlu diperhatikan. Dalam putusan PN Gunung Sitoli No. 07Pid.B2013PN-GS, dengan terpidana mati Rusula Hia dan Putusan No. 08Pid.B2013PN-GS dengan terpidana mati bernama Yusman TelaumBanua, Penasihat Hukum keduanya tidak melakukan pembelaan, bahkan dalam pendapat yang berbeda, Penasihat Hukum kedua terpidana mati yang juga sama yaitu Laka Dodo Laila, SH, MH dan Cosmas Dohu Amazihono, SH, MH., meminta kliennya untuk dijatuhi hukuman mati. ...Me i a g, ah a dala pe elaa pri adi a terdak a e ataka e gakui kesalahannya dan memohon kepada Majelis Hakim menjatuhkan hukuman yang seringan- ringannya sedagkan Penasihat Hukum terdakwa mempunyai pendapat berbeda yang memohon kepada Majelis hakim agar terdakwa dijatuhi hukuman mati karena apa yang telah dilakuka terdak a ersa a de ga pelaku lai a sa gat keja da sadis...

3. Penggunaan “aksi Mahkota : Pelanggaran Prinsip Non Self Incrimination

Saksi mahkota merupakan alat bukti paling efektif yang dimiliki oleh Jaksa karena dalam beberapa kasus, Jaksa bahkan tidak memiliki alat bukti maupun saksi lainnya. Dalam kasus-kasus hukuman mati, Pengadilan harusnya diberikan pilihan bukti lebih banyak untuk memberikan keyakinan lebih besar bagi hakim untuk menjatuhkan pidana mati, ketimbang hanya untuk memenuhi formalitas pembuktian semata. ICJR menemukan angka yang cukup tinggi terkait keberadaan saksi mahkota,