Uji Heteroskedastisitas Uji Asumsi Klasik .1 Uji Normalitas

1.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji model regresi terjadi ketidaksamaan varians sari satu residual pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu: 1 Metode Grafik Dasar analisis adalah jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5 Scatterplot Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2013 Berdasarkan gambar 4.5 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka berdasarka metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. 2 Uji Glejser Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel independen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -1.120 1.978 -.566 .573 bentukfisik -.097 .050 -.302 -1.941 .055 kehandalan .095 .102 .115 .933 .353 dayatanggap .014 .088 .016 .160 .873 Jaminan .079 .052 .190 1.524 .131 Empati .042 .071 .076 .598 .551 a. Dependent Variable: absut Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2013 Kriteria pengambilan keputusan dengan uji Glejser sebagai berikut : a. Jika nilai signifikan 0,05 maka tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas. b. Jika nilai signifikan 0,05 maka mengalami gangguan heteroskedastisita. Tabel 4.12 memperlihatkan bahwa tidak satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut Ut Absut. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikan diatas tingkat kepercayaan 5, jadi model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas. Uji Multikolinearitas Gejala multikolineritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor. Kedua varian ini menunjukkan variabel independen manakah yang dijelaskan oleh independen lainnya. Tolerance mengukur Universitas Sumatera Utara variabilitas variabel independen terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance 0,1 atau nilai VIF 5, maka tidak terjadi multikolineritas, Situmorang dkk 2008:104. Tabel 4.13 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -1.969 3.288 -.599 .551 bentukfisik .334 .083 .387 4.019 .000 .420 2.379 kehandalan .188 .169 .085 1.111 .269 .670 1.492 dayatanggap -.200 .147 -.086 -1.361 .177 .967 1.034 Jaminan .407 .086 .366 4.727 .000 .652 1.533 Empati .247 .118 .166 2.101 .038 .622 1.607 a. Dependent Variable: kepuasanpelanggan Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2013 Berdasrkan Tabel 4.13 dapat dilihat terliaht bahwa : a. Nilai VIF dari variabel Kehandalan, Jaminan, Bukti Fisik, Daya Tanggap dan Empati lebih kecilatau dibawah 5 VIF 5, ini berarti tidak terdapat multikolineritas antar variabel independen dalam model regresi. b. Nilai Tolerance dari variabel Kehandalan, Jaminan, Bukti Fisik, Daya tanggap dan Empati lebih besar dari 0,1 Nilai Tolerance 0,1 ini berarti tidak terdapat multikolineritas antar variabel indepeden dalam model regresi. Universitas Sumatera Utara

4.4 Analisis Regresi Linear Berganda