Membahas Pementasan Drama berda- sarkan Naskah yang Ditulis Siswa
Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 3
146
Setelah menyaksikan pementasan drama tersebut, kalian dapat mengungkapkan identifikasi karakter tokoh-tokoh yang ada
serta deskripsi latar atau setting, seperti contoh berikut. 1.
Dari apa yang saya lihat, karakter “Mat Kontan” adalah pemberang atau pemarah. Selain itu, dilihat dari dialog-
dialog yang diungkapkan, ia juga berwatak mudah tersinggung. Dalam hal ini, situasi diri Mat Kontan tengah
dirundung kesusahan karena kematian burung kesayangannya. Berkaitan dengan pemeranan, dialog dan
perilaku Mat Kontan harus disampaikan secara keras, emosional, kesan jagoan, serta menunjukkan kekecewaan.
Karakter “Soleman” yaitu cenderung penyabar dan berpikir rasional. Selain itu, ia juga berkarakter bijak dalam
memahami sebuah persoalan serta perilaku seseorang. Berkaitan dengan pemeranan, dialog dan perilaku Soleman
menunjukkan sikap datar dan tenang.
Karakter “Utai” dalam kutipan tersebut lebih banyak ditunjukkan berdasarkan petunjuk dalam naskah. Berda-
sarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakter Utai yaitu seperti orang gila. Berkaitan dengan pemeranan,
dalam lakuan dan dialog yang diperankan Utai lebih bersifat semaunya sendiri, cuek, dan asyik dengan dirinya.
Karakter “Paijah” tidak begitu ditampakkan dalam kutipan tersebut. Berkaitan dengan pementasan, hal ini
bergantung pada kreativitas dan kedalaman penggarap dan aktor untuk menciptakan kemenarikan di panggung.
2. Dilihat dari model penataan dan sesuatu yang terlihat pada
latar atau setting tempat adalah di teras dan halaman sebuah rumah. Bentuk dan keadaan rumah menunjukkan
tempat tersebut merupakan rumah yang sederhana, yang di halaman terdapat kerikil-kerikil. Latar waktu dalam
drama tersebut adalah malam hari. Hal ini dapat dilihat pada prolog “Tangannya mempermainkan senter karena
merasa bertambah gelisah”. Adapun latar suasananya adalah tegang.
Berkenaan dengan volume suara, intonasi, dan artikulasi, hal tersebut sangat baik jika dapat menyesuaikan dengan karakter
watak yang telah teridentifikasi. Dalam hal ini, penyesuaian tersebut dapat dilatih dengan olah vokal, pemahaman dan pendalaman
karakter, serta latihan berperan.
Setelah menyimak dan memerhatikan pementasan, kalian dapat berapresiasi dengan cara menilai dan memberikan tanggapan
terhadap pementasan tersebut, misalnya berikut.
Ingin Tahu?
Beberapa sarana drama- tik yang dapat diman-
faatkan oleh penulis dra- ma adalah berikut.
– Monolog adalah sebuah komposisi
yang tertulis dalam naskah drama atau
yang berbentuk lisan yang menyajikan
wacana satu orang pembicara.
– Solilokui hampir mirip dengan monolog
dalam hal tampilnya seorang tokoh atau
pemain. Hanya yang diujarkan tokoh
biasanya panjang dan isinya merupakan
pemikiran subjektif yang ditujukan untuk
menyarankan hal-hal yang akan terjadi.
– Sampingan dalam pementasan meng-
gambarkan adanya ujaran yang ditujukan
kepada para penon- ton. Ujaran tersebut
sengaja agar tidak didengar oleh pemain
lainnya, karena ujaran yang diucapkan ini
biasanya berisi pikir- an tokoh itu sendiri
yang berisi komentar terhadap peristiwa
yang tengah berlangsung.
Pelajaran 7 Kesehatan
147
1. Ekspresi Togar sebagai tokoh Soleman cukup bagus, hanya
volume vokal yang kurang kuat dan intonasi yang kurang tepat, membuat kesampaian dialog yang diucapkan sedikit
berkurang. Namun, pada dasarnya pemeranan tokoh Soleman sudah cukup baik.
2. Pemeranan tokoh Mat Kontan sangat memikat. Ekspresi
dan intonasinya benar-benar tepat. Volume suaranya pun sangat kuat, sehingga para penonton benar-benar terbawa
emosi.
3. Penataan dekorasi dan propertinya sungguh artistik dan
sederhana.
Uji Kemampuan 2
Simak dan perhatikan pementasan drama yang akan diperankan oleh kawan-kawanmu berikut
Bos
Karya: Putu Wijaya PELAYAN YANG MENJADI BOSNYA
MEMBUKA TASNYA. DI SAMPING KERTAS-KERTAS KELIHATAN SEBUAH
TOPENG BADUT TUA. PELAYAN : Inilah yang terburuk dari
segalanya. Bahwa aku harus mengenakan barang ini. Tepat
pada waktunya. Tidak boleh tidak. Sementara kau bebas
DENGAN SEGAN DIKENAKANNYA TOPENG, SUARANYA SEGERA BERUBAH.
IA TIBA-TIBA MARAH BESAR DAN MEMBANTING TAS MAP DAN JAS LALU
MENGINJAK-INJAKNYA.
PELAYAN : Kamu tahu sekarang, kenapa aku iri. Dengan segala kelebih-
anku aku hanya badut. Kamulah yang memiliki dunia ini. Kamu
masih tetap utuh. Jujur, bersih, jernih, karena tidak perlu pakai
topeng. Apa yang kamu lihat, apa yang kamu pegang itu kamu
rasakan. Kami tidak. Mata kami, perasaan kami, pikiran
kami, bukan milik kami lagi. Kamu tetap manusia utuh
sesuai kodratmu dengan segala kekurangan kamu yang terpuji.
Kamu polos telanjang, merdeka sesukamu, sementara kami
dengan segala perlengkapan modifikasi ini sudah lama
hanya bangkai.
Kami bukan manusia lagi tapi mayat dengan perilaku
binatang Kamu yang memiliki dunia ini. Kebenaran berpihak
pada kamu karena pakaian kamu compang-camping,
karena kebetulan kamu tidak sempat makan hari ini. Kamu
raja dunia ini Bangsat Ini tidak adil Ini jungkir balik, tipuan
semua Aku protes
PELAYAN MEMBUKA TOPENG DAN MEMBANTINGNYA. SEMENTARA ITU
TERDENGAR SUARA TELEPON BERDERING-DERING. PELAYAN CEPAT
BERLARI DAN MEMEGANGNYA.
PELAYAN : Sebagai pelayan Ya, ya saya,
betul. Saya Alimin Lasasi. Bapak baru saja berangkat.
Perintahnya sudah sampai. Saya kira beliau kini sudah
melaksanakannya. Tidak, beliau pergi sendiri, sendiri kok, betul
Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 3
148
sumpah sendiri, istrinya juga tidak ada kok. Tidak ada orang
lain. Saya bukan orang lain. Di sini tidak ada orang lain. Siapa?
Oh tidak ada. Bapak tidak pernah dapat tamu. Tidak,
Bapak tidak pernah mengeluh. Bapak selalu rapi dan tegas.
Betul. Beliau selalu menjalan- kan perintah pada waktunya.
Betul. Baik, Pak, nanti kalau ada yang mencurigakan saya
laporkan. Saya laporkan nanti kalau Bapak dapat tamu, ya
juga kalau Bapak kelihatan aneh. Tidak kok, bapak baik-
baik saja. Beliau setia, betul, sumpah … Terima kasih,
sumpah, sumpah, betul Bapak selalu bersih. Saya jamin, Pak.
meletakkan telepon. Sialan, bagaimana dia tahu apa yang
dikatakan Bapak tadi? Ruangan ini sudah penuh kuping
PELAYAN ITU KEMUDIAN MEMUNGUT JAS DAN MAP-MAP.
PELAYAN : Selamat malam, Pak. Ia masih memandangku di situ. Matanya
kelihatan bertambah iri. Aku mengangguk dengan terharu.
Aku bisa mengerti betapa sedih hati orang tua itu … Barangkali
ia sudah terlalu ringkih untuk menerima semua itu. Tapi
seperti yang ia katakan tadi, ia tak boleh menolaknya. Aku
amat-amati bagaimana ia berjalan sempoyongan naik
tangga. Eeeee hampir saja jatuh. Aku berdoa agar hatinya
kuat. Ya Tuhan, jangan sampai ia putus asa. Tak banyak orang
jujur seperti dia. Jangan sampai menjadi penasaran dan
membiarkan hatinya lemah di tengah tugas yang dibencinya
itu. Terutama sekali jangan sampai ia menjadi kelabakan,
lalu mencopot topeng itu. Kita memerlukan kejelasan.
Penegasan. Jangan sampai dia mampus. Nanti kita kehilangan
musuh. Apa artinya kehadiran kita tanpa musuh yang kalah?
Tuhan, di tengah kesibukan-Mu jagalah orang tua itu. Titip ya.
Dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Biar dia
bahagia sedikit karena merasa paling menderita di antara kita.
TENDENGAR BUNYI LONCENG
Jakarta, 19781989
Kerjakanlah sesuai dengan perintah di buku tugas
1. Bagaimanakah situasi atau suasana yang terdapat dalam
petikan naskah di atas? 2.
Identifikasikan karakter masing-masing tokoh yang terdapat dalam petikan naskah tersebut
3. Deskripsikan latar tempat dan waktu yang digunakan dalam
drama di atas 4.
Berikanlah tanggapanmu terhadap pementasan tersebut, meliputi keaktoran, setting, dan hal-hal lainnya
5. Sampaikan tanggapan yang berupa penilaian, saran, dan
masukan
Pelajaran 7 Kesehatan
149
TAGIHAN Kerjakan tugas berikut dengan cermat
1. Pilihlah salah satu naskah drama karyamu atau karya teman-
temanmu 2.
Tentukan naskah drama yang pendek dan menarik 3.
Bersama teman atau kelompokmu, cobalah mengisi setiap peran yang ada dan usahakan untuk mendramatisasikan naskah
yang telah dipilih dengan suara yang nyaring dan intonasi yang tepat sesuai dengan interpretasimu.
4. Penghayatan terhadap peran secara total yang dikaitkan
dengan pemahaman alur yang benar akan menjadikan “permainan kelompokmu” menjadi menarik. Cobalah
melakukan penghayatan terhadap naskah yang dipilih dengan kesungguhan dan penghayatan yang realistis.
5. Berikan tanggapanmu terhadap pementasan tersebut