Menemukan Tema dan Pesan Syair yang Diperdengarkan

Pelajaran 3 Lingkungan Hidup 57 Kerjakanlah soal berikut dengan tepat di buku tugas 1. Jelaskanlah isi syair di atas 2. Berdasarkan inti pengungkapan syair, tentukanlah tema syair di atas 3. Tentukan pesan syair di atas dengan bukti yang meyakinkan

B. Melaporkan Berbagai Peristiwa

Pernahkah kamu menyampaikan informasi atau melaporkan sebuah peristiwa yang menarik di depan teman-teman? Apakah tanggapan yang disampaikan oleh teman-teman kalian? Pada pembahasan ini, kita akan mempelajari cara menyampaikan informasi atau melaporkan berbagai peristiwa kepada orang lain dengan jelas dan deskriptif. Dalam memulai pembahasan ini, cermatilah beberapa contoh ilustrasi mengenai sebuah peristiwa atau kejadian beserta uraian mengenai cara menyampaikannya secara deskriptif kepada orang lain. Manfaatkan contoh berikut sebagai referensi kalian dalam mengolah kemampuan melaporkan berbagai peristiwa. Keterangan: 1 Peristiwa : bencana longsor di Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah. 2 Tempat : Leuwigajah, Bandung dan Cimahi, Jawa Barat. 3 Waktu : Senin, 21 Februari 2005, dini hari. Laporan dari peristiwa tersebut dapat kalian deskripsikan secara lisan sebagaimana contoh berikut. 1. Hari Senin tanggal 21 Februari 2005 dini hari menjadi hari yang tidak dapat dilupakan dalam ingatan seluruh warga yang bermukim di dekat Tempat Pembuangan Akhir Sampah Leuwigajah di Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Pada hari itu, puluhan warga tewas akibat tertimbun longsoran sampah yang volumenya mencapai ribuan ton kubik. Selain itu, masih terdapat ratusan jiwa lagi yang diperkirakan tertimbun tumpukan sampah belum diketahui nasibnya. Berdasarkan berita yang ada, hingga saat itu sudah 32 jenazah korban ditemukan. Jenazah-jenazah itu disalatkan di Masjid Al Hidayah dekat tempat kejadian, kemudian dimakamkan di pemakaman umum di Batujajar Timur yang terletak tidak jauh dari lokasi bencana. Berkaitan dengan situasi yang demikian, proses pemakaman tersebut Tujuan Pembelajaran Tujuan belajar kalian adalah dapat mendes- kripsikan suatu keja- dian atau peristiwa secara rinci dengan kalimat yang jelas, sehingga orang lain dapat memahami peristiwa tersebut. Sumber: Dok. Penerbit Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 3 58 dilakukan secara darurat, hingga satu liang untuk empat atau tiga jenazah. 2. Saat itu saya baru selesai dari kamar kecil, terdengar suara ledakan seperti petasan besar meledak. Kemudian saya keluar rumah. Saya melihat api menyala di bagian utara tempat pembuangan sampah, diiringi suara gemuruh yang makin keras. Ternyata gunungan sampah menerjang menuju ke arah rumah saya. Saya bergegas membangun- kan anggota keluarga saya. Ada tiga orang yang tidur di rumah lama dan 3 orang tidur di rumah yang baru. Ketika hendak membawa dua anak saya yang tidur di rumah yang baru, ternyata kamar mereka telah diterjang oleh tumpukan sampah. Kemudian pintu saya dobrak, dan anak saya, Eni dan Rahanda telah tertimbun tumpukan sampah hingga sebatas leher. Untung, satu per satu anak-anak dapat saya selamatkan. Ketika yang terakhir dapat diselamatkan, terjangan sampah baru menghancurkan rumah kami. Laporan 1 dan 2 merupakan deskripsi peristiwa yang ditulis berdasarkan keterangan. Kalian dapat mencermati bahwa laporan tersebut memberikan penggambaran deskripsi terhadap para pendengarnya. Untuk dapat memberikan gambaran bagi pendengar, dalam menyampaikan laporan kalian perlu: 1 mengungkapkan keterangan atau informasi yang kalian ketahui berkaitan dengan peristiwa secara lengkap dan detail; 2 menyampaikan laporan secara objektif atau apa adanya; 3 tidak mencampuri atau mema- sukkan pendapat selama tidak diperlukan; 4 memerhatikan intonasi dan penampilan dalam penyampaian; serta 5 menggunakan bahasa yang komunikatif, lugas, dan santun. Perhatikan laporan peristiwa berikut. Piko menganjurkan orang-orang sedesanya bekerja gotong-royong memperbaiki bendungan yang sudah lama tidak cukup mengairi sawah. Walaupun semua penduduk desa sudah menyatakan kesepakatannya, ternyata pada saat yang ditentukan, tidak ada orang mengikuti Piko. Dengan tabah ia meneruskan pekerjaan itu sampai akhirnya orang-orang menyadari kekeliruannya. Setelah seminggu, air bendungan pun berlimpah untuk mengairi sawah dan keperluan-keperluan lain. Apa yang dikemukakan di atas sangat sederhana, dan dapat dikatakan sama sekali tidak sempurna ditinjau dari sudut narasi. Hanya ada satu alasan mengenai kekurangannya itu, yaitu hampir tidak dapat dikatakan bahwa kutipan itu “menyajikan” suatu peristiwa. Tampaknya yang kita temukan di atas begitu polos, tanpa perincian, sehingga imajinasi pembaca tidak dapat bekerja. Namun, kutipan itu akan dapat menyajikan suatu peristiwa jika kekurangan tersebut kita lengkapi. Pelajaran 3 Lingkungan Hidup 59 Uji Kemampuan 2 Perhatikan peristiwa berikut Dengan penuh semangat ia berusaha mengobrak-abrik hati penduduk yang sudah beku dalam kemasabodohan dan keras kepala, dengan berpidato panjang sehabis salat Jumat. Mungkin baru pulang dari rantau, dan mungkin juga karena ia adik kepala kampung. Di Jakarta, orang bisa memanfaatkan tanah sejengkal di tepi rel kereta api. Ditanami bayam, bawang, atau kangkung, disirami dengan air yang diangkut beratus meter dari situ. Di sini? Tanah berlimpah, air pun ber- limpah dan menyembur-nyembur. Namun, kesemuanya itu tidak kita manfaatkan Sawah sendiri tak cukup memberi makan kita sepanjang tahun. Hanya setengah dari hasil normal yang dapat kita kerjakan. Apa sebabnya? Bukan karena kita tak memiliki sumber air, tetapi karena sistem irigasinya yang tidak berfungsi. Sumber air itu besar, dan jaraknya dari sawah kita hanya sekitar 200 sampai 300 meter. Terdengar jelas desah arusnya. Tidakkah kita bodoh atau bebal? Tiap hari kita harus berpikir, karena itulah yang membedakan kita dengan binatang Namun, kita tidak menggunakan pikiran itu dengan baik. Kita hanya mau berusaha tanpa mau berpikir Kita sudah tumpul memikir cara memasukkan air Sungai Batang Kundur ke persawahan kita. Apa akibatnya? Banyak sekali. Pertama, hidup kita tak cukup dari bersawah, harus ditambah dengan berladang. Kita berladang, berarti hutan kita gunduli terus setiap tahun. Hutan digunduli, cadangan air di musim hujan tak ada lagi, dan air melimpah ruah ke hilir, melanda segalanya. Timbul banjir, menghanyutkan harta benda kita, jalan raya, dan jembatan. Berikutnya? Jalan raya rusak, mobil tak datang lagi ke kampung kita. Bahkan keperluan kita pun susah didatangkan. Harga- harga menjadi mahal. Pergaulan kita dengan masyarakat luar pun menjadi terhalang. Kampung kita jadi terpencil. Kampung kita jadi sepi. Anak-anak kita jadi gelisah tinggal di kampung, tak melihat hari depan yang cerah. Lebih-lebih yang kurang pendidikan, mereka merasa kecewa untuk terus tinggal di kampung. Mereka pun berduyung-duyung merantau. Di rantau pun mereka tidak mendapat pekerjaan seperti yang diharapkan. Mungkin saja mereka dapat bertahan tinggal di kota, tetapi kehidupannya mem- prihatinkan. Mereka tidak dapat berkembang. Bahkan mereka menjadi sumber permasalahan baru bagi masyarakat kota. Kita harus sadar Kita harus segera memperbaiki sistem irigasi sawah desa, sehingga dapat berfungsi kembali. Ketika timbul keluhan betapa susah mengumpulkan dana. Sekarang tak perlu uang; yang perlu semangat dan kemauan bekerja. Dia ajak supaya besok Sabtu, semua jamaah pergi ke gunung mencari rotan. Setelah itu, rotan-rotan yang terkumpul dibuat kerangka bendungan. Hari itu juga, dan kalau tak selesai, diteruskan satu - dua hari lagi. Kerangka itu diisi batu di tengah sungai. Semua jamaah menyatakan setuju, berjanji ikut ke gunung. Keesokan harinya, hanya ada lima orang yang menyertai Piko ke gunung. Piko terus berjalan melanjutkan rencananya. Diam- diam mereka merambah ke tengah hutan. Menariki batang rotan, dan menyeretnya ke hulu bendungan irigasi. Piko dan teman- temannya menjalin kerangka dari rotan itu, sepanjang 15 meter, keliling 2,5 meter. Keesokan harinya, mereka membenam- kan kerangka dari rotan di depan bendungan lama. Kerangka rotan itu harus diimpit dengan batu besar dari ujung ke ujung. Kemudian mereka mengisinya dengan batu besar-kecil sampai penuh. Keesokan harinya mereka kedatangan 5 orang warga, mengisi kerangka rotan dengan batu. Hari berikutnya datang lagi tambahan, sebanyak 10 orang. Pekerjaan mengisi kerangka pun dapat dipercepat. Se- minggu kemudian segalanya beres, air melim- pah dan dapat mengairi sawah kembali. Pulang, karya Wildan Yatim