Homosentrik [lingkungan] Ekologi 5:31 Membaca Memindai dari Indeks ke Teks Buku
Pelajaran 3 Lingkungan Hidup
65
“Kita bukan bangsa Rusia, dan Siberia lain dengan Digul, Letnan. Digul hutan lebat.
Apa yang bisa diharapkan dari daerah seterpencil itu? Kalau kita membuka
hutannya, masalah mengerikan lain telah menunggu: malaria Bukankah itu sama saja
dengan mengirimkan kaum interniran itu ke lembah kematian?”
“Saya tak takut dengan malaria, Kapten. Tapi tinggal di hutan lebat semacam Digul
sama saja dengan menyerahkan kepala kita kepada para pengayau atau para kanibal hitam
di sana. Itulah yang saya takutkan,” ujar Letnan Drejer dengan kepala bergidik.
“Hehm, benar. Dan kita, kaum terhormat yang baru saja mendapatkan bintang
kehormatan dari tindakan militer, harus mengotorkan tangan dengan tindakan
memalukan. Sungguh keterlaluan orang-orang Batavia”
“Yang lebih mengherankan, bukankah Gubernur Jenderal de Graeff itu terkenal
berbudi baik, Kapten? Bagaimana ia bisa membuat keputusan-keputusan yang menge-
rikan seperti membuka kamp pembuangan?” ujar Letnan Drejer tak mengerti.
“Apalah artinya seorang gubernur berbudi baik bila sistemnya telah diracuni
oleh para pejabat berhati kotor? Merekalah yang tak ingin kedudukannya terancam
dengan ulah para pemberontak yang ingin menjatuhkan kekuasaan. Dan, untuk
menangkal ancaman tersebut, tindakan kotor pun buat mereka tak apa-apa dan tak ada
salahnya dilakukan.
Letnan Drejer mengangkat bahu. Dipandangnya punggung Kapten Becking
yang jangkung itu. Rasa hormatnya yang tinggi tak pernah lenyap terhadap lelaki ksatria yang
beranjak tua ini. Di luar dinas militernya, opsir berambut putih itu sungguh terpelajar.
Satu minggu sebelumnya Kapten Becking telah meminta bawahannya untuk mencari
segala pengetahuan yang ada hubungannya dengan Digul dan bumi hitam di ujung timur
Hindia itu.
Sementara para prajurit dan opsir bawahannya membual dan membayangkan
petualangan di tanah mereka yang akan mereka lakukan, ia justru tenggelam dengan
buku-buku dan tumpukan laporan tentang Digul dan wilayah New Guinea secara
umum. Ia gemar sekali membaca suku-suku pedalaman yang tinggal di hutan belantara
itu dan di sepanjang Sungai Digul, kebaikan- kebaikan mereka dan kesukaan mereka dalam
mengayau. Tak jarang ia mengingatkan Letnan Drejer akan kebuasan alam tempat baru itu
dan berujar ia akan menundukkannya secepat mungkin.
Sumber: Kompas, 13 Januari 2008
Berdasarkan kutipan cerita pendek di atas, kalian dapat menentukan ide-ide pokok cerita pendek sesuai alur. Penggalan
kutipan cerita pendek tersebut merupakan alur perkenalan. Berikut ide-ide pokoknya.
1. Ingatan “tokoh” kembali kepada masa lalunya yang merupakan
rangkaian petualangan demi petualangan yang tidak berkesudahan.
2. Penunjukan “tokoh” oleh Gubernur Jenderal Pemerintah
Batavia sebagai komandan ekspedisi ke Digul. 3.
Sikap protes “tokoh” kepada temannya, Letnan Drejer. Ide-ide pokok cerita pendek pada alur perkenalan di atas
dapat dikembangkan menjadi cerita pendek dengan kalimat sendiri.