Masyarakat Sub Urban di Pematangsiantar

37

BAB II TUKANG DI MASYARAKAT SUB URBAN

2.1. Masyarakat Sub Urban di Pematangsiantar

Konsep sub urban atau rurban sering diberi arti atau diterjemahkan dengan “pinggiran kota”. Yang lebih tepat, sub urban adalah merupakan bentuk antara in-between: antara rural dan urban. Dilihat sebagai suatu lingkungan daerah, maka daerah sub urban merupakan daerah yang berada di antara atau di tengah- tengah daerah rural dan urban. Jika dilihat sebagai suatu komunitas, maka sub urban merupakan kelompok komunitas yang memiliki sifat tengah-tengah antara rural dan urban Indrizal, 2011:2. Sub urban adalah wilayah pinggiran kota yang tidak jauh dari pusat kota dan memiliki beragam cirinya. Munculnya daerah ini adalah karena pemekaran kota, yaitu ditandai dengan bertambahnya jaringan jalan-jalan baru sehingga menyebabkan perluasan lahan. Fenomena ini terjadi disebabkan semakin bertambahnya penduduk, ini bisa disebabkan karena adanya warga pendatang juga yang menyebabkan kota menjadi sesak dan harga tanah pun semakin mahal. Fenomena ini memunculkan niatan masyarakat ataupun industri untuk bermukim di wilayah sub urban ini. Ciri selanjutnya adalah karakteristik daerah ini yang bersifat campuran antara desa dan kota. Beberapa daerah akan menunjukkan bentuk kota, tetapi di sisi lain juga masih menunjukkan karakteristik pedesaannya. Ini karena awalnya Universitas Sumatera Utara 38 daerah ini adalah daerah pedesaan yang mengalami transisi menjadi daerah perkotaan. Yang mencolok dari kehidupan masyarakat sub urban ini adalah nyaris kosongnya perumahan mereka di siang hari, karena sebagian besar orang- orangnya bekerja di kota, tetapi ada juga penduduk yang bekerja di sektor informal maupun pertanian. Lokasi penelitian saya, berada di daerah sub urban di Pematangsiantar. Wilayah sub urban ini dibuktikan dengan data informasi mengenai pemekaran wilayah Pematangsiantar. 1 Pada tanggal 23 Mei 1994, dikeluarkan kesepakatan bersama Penyesuaian Batas Wilayah Administrasi antara Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun. Adapun hasil kesepakatan tersebut adalah wilayah Kota Pematangsiantar menjadi seluas 79,9706 km². Dan pada tahun 2007, diterbitkan 5 Peraturan Daerah tentang pemekaran wilayah administrasi Kota Pematangsiantar yaitu: Peraturan Daerah No.3 tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan Siantar Sitalasari Peraturan Daerah No.6 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan Siantar Marimbun Peraturan Daerah No.7 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kelurahan Bah Sorma Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kelurahan Tanjung Tongah, Nagapitu dan Tanjung Pinggir 1 . https:id.wikipedia.orgwikiSiantar_Sitalasari,_Pematangsiantar Universitas Sumatera Utara 39 Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2007 tetang Pembentukan Kelurahan Parhorasan Nauli, Sukamakmur, Marihat Jaya, Tong Marimbun, Mekar Nauli dan Nagahuta Timur. Dari informasi yang saya dapatkan dari wikipedia tersebut, di gambarkan bahwa wilyah tempat penelitian saya yaitu, Kecamatan Siantar Sitalasari merupakan wilayah pemekaran Pematangsiantar, atas dasar kesepakatan dari wilayah Simalungun. Dan kelurahan Bah Sorma adalah wilayah bentukan baru dari terbaginya kelurahan Bah Kapul. Bisa dipastikan bahwa wilayah pemekaran ini adalah wilayah yang berada di pinggiran kota Pematangsiantar. Dari berbagai penjelasan mengenai wilayah sub urban dan masyarakatnya, seperti itulah ciri-ciri masyarakat sub urban di Pematangsiantar. Pada siang hari, wilayah ini tampak sepi. Anak-anak pergi sekolah, ada masyarakat yang bekerja di kota seperti PNS, pegawai toko, pekerja bengkel, pekerja mall, pekerja bangunan dan sebagainya yang mobilitasnya akan lebih tinggi di bandingkan dengan masyarakat yang pergerakannya hanya di sekitar wilayah itu saja. Selain itu, ada juga masyarakat yang bekerja pada sektor informal seperti membuka warung, buruh cuci di rumah tetangga, buruh bangunan, pengajar private anak les di rumah, dan berladang. Ciri kedua ini memperlihatkan bahwa mobilitas yang mereka lakukan setiap harinya tidak sepadat yang dilakukan oleh para commuter 2 , karena interaksi yang dilakukan mereka masih berada di wilayah sub urban tersebut. 2 . Penglaju artinya orang yang bergerak pulang dan pergi dari desa ke kota, atau kota ke desa pada masyarakat sub urban untuk mencari nafkah. Universitas Sumatera Utara 40 Pekerjaan para commuter yang lebih banyak menghabiskan aktivitas di kota ternyata mempengaruhi gaya hidup mereka sehari-hari. Karena setiap harinya mereka pergi pagi pulang sore, terkadang sampai malam hari, ini membuat interaksi mereka dengan para tetangga berkurang. Hal ini mencirikan seperti kehidupan kota yang masyarakatnya bersifat acuh tak acuh atau individual. Tetapi bagi masyarakat yang bekerja di sektor informal, interaksi antar sesama mereka masih kuat. Mereka masih menganut sistem gotong royong jika ada warga yang pesta, dan juga saling tolong menolong juga ada warga yang wirid. Ini lah bentuk ciri dari wilayah sub urban. Penggabungan antara ciri kota dan desa di satu tempat. Wilayah tempat penelitian saya, dulunya adalah lahan kosong yang masih banyak ditumbuhi oleh perkebunan karet milik salah satu perusahaan swasta. Di daerah ini juga berdiri sebuah kantor Dinas Kehutanan Pematangsiantar. Seiring berkembangnya zaman, perubahan pun terjadi. Pembangunan perumahan sudah terlihat satu persatu di wilayah tersebut, sehingga menimbulkan pelebaran jaringan jalan di daerah ini. Dan saat ini fenomena yang terlihat disana adalah sudah tidak ada lagi hutan yang terlihat. Yang ada hanyalah perumahan- perumahan baru dari para penduduk yag pindah ke wilayah sub urban tersebut. Berbagai warga yang menyewa rumah di sana adalah para pekerja yang ada di kota, seperti tukang bengkel maupun pekerja toko. Alasan mereka menyewa di wilayah sub urban adalah karena biaya sewa rumah lebih murah dan kehidupan tidak seribut yang ada di kota. Universitas Sumatera Utara 41 Wilayah lokasi penelitian saya tepatnya berada di Jalan Bersama Ujung. Masyarakat di lokasi penelitian saya adalah masyarakat yang multietnik. Ada suku Jawa, Batak Toba, Batak Mandailing, Batak Simalungun, Batak Karo, Melayu, dan Minang. Tetapi suku yang mendominasi adalah masyarakat yang bersuku Jawa dan Batak Toba. Untuk tingkat sosial ekonominya, masyarakat di daerah ini adalah tipe masyarakat yang berpendapatan menengah ke bawah. Di lihat dari jenis pekerjaan dan bentuk fisik rumah mereka. Selain itu wilayah sub urban ini juga menawarkan kenyamanan bagi warga yang tinggal di wilayah ini. Pemukiman yang tidak terlalu padat, udara yang masih segar, menjadi salah satu pilihan warga Pematangsiantar untuk bermukim di wilayah sub urban ini.

2.2. Pekerjaan Bidang Sektor Informal di Pematangsiantar

Dokumen yang terkait

Strategi Buruh Dalam Mempertahankan Hidup (Studi kasus di PT.Putra Mandiri Kelurahan Bukit Sofa Kecamatan Siantar Sitalasari Kota Pematang Siantar)

0 44 128

RITUAL PIODALAN ETNIK BALI DI PURA JAGADHITA TOBA DI KELURAHAN BAHKAPUL KECAMATAN SIANTAR SITALASARI KOTA PEMATANGSIANTAR.

3 19 22

Hubungan-Hubungan Hukum dalam Dunia Pertukangan (Studi Kasus Pada Masyarakat Sub Urban di Kelurahan Bah Kapul, Kecamatan Siantar Sitalasari, Pematangsiantar)

0 0 12

Hubungan-Hubungan Hukum dalam Dunia Pertukangan (Studi Kasus Pada Masyarakat Sub Urban di Kelurahan Bah Kapul, Kecamatan Siantar Sitalasari, Pematangsiantar)

0 0 1

Hubungan-Hubungan Hukum dalam Dunia Pertukangan (Studi Kasus Pada Masyarakat Sub Urban di Kelurahan Bah Kapul, Kecamatan Siantar Sitalasari, Pematangsiantar)

0 0 37

Hubungan-Hubungan Hukum dalam Dunia Pertukangan (Studi Kasus Pada Masyarakat Sub Urban di Kelurahan Bah Kapul, Kecamatan Siantar Sitalasari, Pematangsiantar)

0 1 56

Hubungan-Hubungan Hukum dalam Dunia Pertukangan (Studi Kasus Pada Masyarakat Sub Urban di Kelurahan Bah Kapul, Kecamatan Siantar Sitalasari, Pematangsiantar)

0 0 3

Hubungan-Hubungan Hukum dalam Dunia Pertukangan (Studi Kasus Pada Masyarakat Sub Urban di Kelurahan Bah Kapul, Kecamatan Siantar Sitalasari, Pematangsiantar)

0 0 4

Pertanyaan Kuisioner STRATEGI BURUH DALAM MEMPERTAHANKAN HIDUP (Studi kasus di PT.Putera Mandiri Kelurahan Bukit Sofa Kecamatan Siantar Sitalasari

0 0 12

STRATEGI BURUH DALAM MEMPERTAHANKAN HIDUP (Studi kasus di PT.Putra Mandiri Kelurahan Bukit Sofa Kecamatan Siantar Sitalasari Kota Pematang Siantar)

0 0 16