46
bang Wahyu bekerja pada pembibitan sawit di dekat rumah. Tetapi karena pekerjaannya tidak rutin, jika ada bibit baru bekerja, akhirnya bang Wahyu
keluar. Kemudian pada 2016 ini, diajak kerja oleh Lek Adi untuk membantu membuat rumahnya. Dan ini pertama kalinya bang Wahyu
bekerja pada sektor konstruksi. Dulu nya dia hanya mengenal mengenai seluk beluk perkelapasawitan. Alasan bang Wahyu mau bekerja bangunan
ini adalah mengumpulkan ongkos untuk merantau ke Pekanbaru dan mencari kerja disana. Saya bertanya, apakah punya keluarga disana, bang
Wahyu bilang gak ada, modal nekat saja. Karena bang Wahyu tau, kalau Pekanbaru terkenal dengan perkebunan sawitnya, dan bang Wahyu ingin
belajar sesuai passion di bidang kelapa sawit. Saya bilang ke bang Wahyu, untuk berhati-hati dan menjaga diri, mengingat tidak ada saudara ataupun
kawan disana. Dari 3 informan saya yang menjadi seorang kenek, mereka menyampaikan
bahwa pekerjaan bangunan ini merupakan pekerjaan yang mudah untuk di dapatkan. Dan mereka bertiga memiliki harapan bahwa mereka dapat bekerja pada
tempat yang lebih baik. Dan bekerja bangunan ini hanya sebagai pekerjaan sementara mereka saja, daripada menganggur tidak ada kerjaan.
2.4. Alih Profesi ke Kerja Bangunan
Karena pekerjaan ini mudah untuk di dapatkan, tak jarang pula orang- orang beralih profesi ke bidang pekerjaan ini. Seperti 2 informan saya diatas
Bang Dani dan Bang Wahyu, yang sama sekali belum memiliki pengalaman pada kerja bangunan, mereka berani untuk berkecimpung pada bidang ini.
Universitas Sumatera Utara
47
Tetapi mereka hanya menganggap bahwa kerja bangunan sebagai alternatif pekerjaan sementara mereka saja, tidak untuk selamanya.
Berbeda dengan 2 informan saya kali ini yang sudah beralih profesi ke pekerjaan bangunan. Dulunya mereka bukanlah pekerja bangunan, tetapi
karena berbagai alasan akhirnya mereka juga meminati bidang pekerjaan bangunan ini. Seperti kisah
3
Lek Mito dan Lek Enit. Dulunya lek Mito bekerja pada sebuah toko peralatan penjualan ATKAlat
Tulis Kantor, sudah sejak lajang
4
ia bekerja disana. Tetapi pada suatu ketika, lek Mito tertimpa musibah, ada penyakit dalam tubuhnya yang mengharuskan
ia berobat secara rutin dan istirahat bekerja. Selang beberapa lama kemudian, akhirnya lek Mito kehilangan pekerjaannya. Istrinya yang dulu hanya
beraktivitas mengurus rumah tangga saja, tetapi karena sudah tidak ada penghasilan lagi, akhirnya membantu lek Mito mencari kerja serabutan
5
, seperti ojek anak sekolahan. Anaknya yang paling besar melanjutkan kuliah
sambil bekerja di sebuah toko tempat ayah nya bekerja dahulu. Setelah sembuh dan dapat bekerja, lek Mito memutuskan untuk bekerja pada sektor bangunan
dengan ikut pemborong. Karena menurut lek Mito, pekerjaan ini gampang untuk didapatkan.
Berbeda dengan cerita lek Enit. Lek Enit dulunya adalah seorang sales penjualan makanan ke warung-warung. Sempat jaya waktu itu, sehingga ia
membangun sebuah kios di pinggir jalan lintas Sumatera Utara, di
3
Lelek = Sapaannya „Lek‟. Adalah panggilan kepada lelaki yang lebih tuayang usianya lebih muda dari ayah kita
pada masyarakat suku Jawa, kalau bahasa Indonesiannya “PamanOom
4
Belum pernah menikah.
5
Kerja tidak tetap. Apa saja di kerjakan dalam satu Waktu
Universitas Sumatera Utara
48
Pematangsiantar. Usaha itu ia bangun pada tahun 2004, karena pada saat itu masih jarang sekali orang-orang yang berbuka kios menjual jajan-jajanan di
pingggir jalan, dan usaha nya kala itu cukup berhasil bisa menopang kebutuhan keluarga. Tetapi seiring berjalannya waktu, berkembangnya zaman, persaingan
yang ketat, akhirnya kios lek Enit tak lagi dapat menopang kebutuhan kehidupan keluarga. Akhirnya ia memutuskan untuk ikut dalam kerja bangunan
sebagai penambah penghasilan bagi keluarga. Dan kios miliknya masih tetap buka dan dijaga oleh istri dan anaknya.
Dari berbagai cerita informan tersebut, saya mengambil kesimpulan bahwa kerja bangunan merupakan salah satu sektor yang paling diminati oleh warga
Siantar apabila ia tidak memiliki modal materi ataupun modal pendidikan dalam bekerja. Berbekal modal pertemanan, tenaga, dan kerajinan adalah pintu
masuk untuk bisa menjadi pekerja bangunan. Tidak perlu membutuhkan ijazah, perjanjian kerja, pengurusan administrasi yang ribet, seleksi wawancara, dan
sebagainya. Pekerja bangunan adalah orang-orang yang sedang bekerja keras dan berusaha untuk menghidupi kehidupan sehari-hari keluarga mereka dengan
cara mencari rezeki yang halal.
2.5. Profil Keluarga Pekerja Bangunan 2.5.1 Keluarga Lek Bagus