Simbol dan Makna dari Tahapan Proses Pembangunan Sebuah Rumah

86 13. Pengecetan. Kemudian tahap terakhir adalah pengecetan Bisa saja di cat dulu baru di keramik, atau di keramik dulu baru di cet. Tergantung tukang yang mengerjakan. Pengecetan ini masih dikerjakan oleh para tukang. Untuk mengecat digunakan alat yang berupa kuas besar, sedang, dan kecil. Kuas besar digunakan untuk mengecat dinding-dinding yang luas, kuas sedang untuk mengecat dinding-dinding yang memiliki celah, dan kuas kecil digunakan untuk mngecat celah-celah yang kecil di bagian-bagian rumah. Tahap awal pengecetan, sebelum rumah di cat dengan warna yang diinginkan, maka akan di cat dulu dengan cat dasar, warna nya adalah putih. Bentuknya sama seperti cat tetapi teksturnya lebih kental. Tetapi cat dasar ini tidak semua kalangan melakukannya. Hanya untuk orang-orang yang memiliki dana lebih saja, dan untuk orang-orang yang memiliki dana terbatas, maka setelah di plester langsung di cat biasa. 14. Finisihing. Tahapan finishing adalah tahapan yang terakhir sebelum penyerahan kunci dengan pemilik rumah. Tahapan ini biasanya lebih santai tetapi harus membutuhkan ketelitian, karena mengoreksi hasil kinerja kita sendiri. Biasanya tahapan ini lebih ke merapi rapikan pekerjaan yang kurang bagus, misalkan ada cat-cat yang kurang bagus, dempul-dempul keramik yang belum bersih dibersihkan dulu, dan lain sebagainya.

2.8. Simbol dan Makna dari Tahapan Proses Pembangunan Sebuah Rumah

Saya mendapatkan informasi dari informan-informan saya bahwa dalam tahapan-tahapan tertentu pada proses pembangunan rumah, ada beberapa hal yang Universitas Sumatera Utara 87 menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat.Yang pertama adalah saat peletakan batu pertama dalam pembangunan sebuah rumah. Kalau sifatnya rumah pribadi, jika pemilik rumah beragama Kristen, maka mereka akan memanggil pendeta untuk mendoakan pembangunan ini hingga selesai. Tujuan rumah tersebut di doakan pada tahap awal adalah agar rumah ini nanti nya memberikan kedamaian bagi yang menempati, memberikan keberkahan pada pemilik rumah, dan mendoakan agar semua pekerja sehat-sehat selalu sampai proses pengerjaan selesai. Kalau ia beragam Islam, biasanya di doai secara ramai-ramai oleh pemilik rumah dan pekerja. Setelah di doakan ada acara makan bersama, berupa nasi atau bubur. Bubur yang di hidangkan adalah bubur merah putih, yang bagi masyarakat Jawa melambangkan keselamatan untuk penghuni dan pekerjanya. Diharapkan pekerja dan pemilik rumah sehat-sehat terus, panjang umur, dan bagi pekerja selamat-selamat terus sampai selesai pengerjaan rumah. Makan bersama bisa dilakukan setelah di doakan atau menunggu jam makan siang. Biasanya pemilik rumah akan memanggil para tetangga maupun saudaranya untuk datang makan bersama. Di tempat yang akan dijadikan bangunan tersebut, mereka akan menggelar tikar di bawah panasnya matahari dan makan bersama. Kalau pemilik rumah beragama Kristen, maka makanan untuk pekerja diberikan nasi kotak, untuk menghindari rasa keengganan diantara kedua pihak. Kemudian tahap kedua adalah pada saat penaikan rabung. Pada saat naik rabung inilah ada beberapa simbol dan makna yang masih dilakukan oleh sebagian masyarakat zaman sekarang. Naik rabung artinya adalah pada saat pemasangan kap, yaitu kayu-kayu dinaikkan untuk rangka atap ataupun baja Universitas Sumatera Utara 88 ringan. Nah saat tahap ini, ketika pemasangan “atap satu”, ada ritual yang dilakukan oleh pemilik rumah. Mereka akan meletakkan kain berwarna merah dan putih diikatkan di kap tersebut sebagai simbol pertanda rumah baru. Kain merah putih ini diibaratkan seperti anak bayi yang baru lahiran. Anak bayi lahir melalui pecah ketuban dulu yang berwarna putih dan keluarnya beserta darah dari ibunya. Nah seperti itu jugalah rumah yang sedang dibangun tersebut. Rumah itu diibaratkan bayi yang baru lahir masih bersih dan suci. Putih menandakan kesucian, dan merah menandakan keberanian. Selain kain berwarna merah putih, pemilik rumah juga membawa kelapa yang sudah bertunas, pisang,tebu, padi ataupun jagung. Kalau tidak ada padi bisa digantikan dengan jagung. Sebelum diikatkan di atas rabung, maka pemilik rumah biasanya akan memanggil ustadz atau pendeta atau bisa juga tidak memanggil mereka untuk mendoakan rumah dan pekerjanya sehat-sehat dan aman selalu. Setelah selesai di doakan, baru buah-buah ini diikatkan di atas rabung. Ini juga sebagai simbol bagi pendirian sebuah rumah, yang masing-masing buah tersebut memiliki maknanya secara tersendiri. Seperti buah kelapa, yang pohonnya cukup kuat, tinggi menjulang, dan kokoh. Semoga harapannya seperti itu jugalah bangunan rumah ini, kokoh dan kuat untuk ditempati bertahun-tahun lamanya. Pisang ditandakan dengan keteduhan. Pohon pisang yang memiliki daun yang teduh, dapat dipakai sebagai payung ketika hujan. Seperti itu jugalah harapan pada rumah tersebut. Semoga nantinya rumah tersebut memberikan keteduhan, dingin, sehingga nyaman untuk ditinggali. Kemudian tebu yang rasanya manis mengibaratkan bahwa harapannya rumah yang akan ditinggali nanti seperti rasanya tebu yang manis. Semoga hubungan Universitas Sumatera Utara 89 keluarga yang menempati rumah tersebut tetap harmonis, bahagia, dan tidak terjadi pertengkaran yang membuat pahit. Kemudian padi atau jagung merupakan salah satu bahan sandang mangan terkhusunya masyarakat Indonesia. Padi dan jagung diibaratkan semoga pemilik rumah nantinya tidak kekuarangan dalam hal sandang pangan, dalam mencari rezeki untuk keluarga. Kemudian setelah selesai di doai dan diletakkan di atas rabung, buah-buah itu sudah boleh untuk di makan. Tergantung pekerja dan pemilik rumah, mau memakannya atau tidak. Setelah ritual tersebut dilaksanakan, pemilik rumah dan pekerja akan makan bersama kembali. Ada sebagian masyarakat yang setelah mendoakan rumahnya pada saat pemasangan kap, ia melanjutkan untuk mengantarkan nasi urap ke tetangga-tetangga di sekitar rumah dan saudaranya. Tetapi ada juga masyarakat yang tidak melakukan hal tersebut, pokoknya setelah makan bersama sudah selesai. Tujuan pemilik rumah mengantarkan makanan berupa nasi urap ke rumah tetangga adalah sebagai bentuk syukur kepada Tuhan dan meminta doa kepada tetangga agar proses pengerjaan rumahnya berjalan dengan lancar, yang menempati nanti nya sehat-sehat dan panjang umur. Dan tahapan terakhir yang dilakukan pemilik rumah dengan pekerja adalah paulak tukang. Ini seperti mengucap syukur kepada Tuhan dan mengucapkan terima kasih ke para tukang akhirnya selesai juga rumah yang telah dikerjakan. Setelah penyerahan kunci dari tukang ke pemilik rumah, yang artinya pemilik rumah sudah bisa menempati rumah tersebut, selanjutnya dilakukanlah acara syukuran sambil makan-makan. Ada masyarakat yang melakukan ritual ini, dan ada yang tidak. Setelah itu ada juga masyarakat yang mau memberikan kenang- Universitas Sumatera Utara 90 kenangan berupa barang ke para tukang sebagai bentuk terima kasih. Ketiga fase itu lah yang perlu bagi pemilik rumah untuk tetap didoakan. Kalau pemilik rumah orang yang berpunya, biasanya ada acara pengguntingan pita, setelah itu mengadakan syukuran rumah baru. Semua tetangga, saudara, dan pekerja pun di undang untuk merayakan berdiri nya rumah baru mereka. Pekerja juga suka dengan apa yang dilakukan oleh pemilik rumah, karena mereka didoakan ketika akan bekerja, sehingga kesadaran untuk menjaga keselamatan bekerja pun ada.

2.9. Kasus Rumah Yang Sedang Dibangun

Dokumen yang terkait

Strategi Buruh Dalam Mempertahankan Hidup (Studi kasus di PT.Putra Mandiri Kelurahan Bukit Sofa Kecamatan Siantar Sitalasari Kota Pematang Siantar)

0 44 128

RITUAL PIODALAN ETNIK BALI DI PURA JAGADHITA TOBA DI KELURAHAN BAHKAPUL KECAMATAN SIANTAR SITALASARI KOTA PEMATANGSIANTAR.

3 19 22

Hubungan-Hubungan Hukum dalam Dunia Pertukangan (Studi Kasus Pada Masyarakat Sub Urban di Kelurahan Bah Kapul, Kecamatan Siantar Sitalasari, Pematangsiantar)

0 0 12

Hubungan-Hubungan Hukum dalam Dunia Pertukangan (Studi Kasus Pada Masyarakat Sub Urban di Kelurahan Bah Kapul, Kecamatan Siantar Sitalasari, Pematangsiantar)

0 0 1

Hubungan-Hubungan Hukum dalam Dunia Pertukangan (Studi Kasus Pada Masyarakat Sub Urban di Kelurahan Bah Kapul, Kecamatan Siantar Sitalasari, Pematangsiantar)

0 0 37

Hubungan-Hubungan Hukum dalam Dunia Pertukangan (Studi Kasus Pada Masyarakat Sub Urban di Kelurahan Bah Kapul, Kecamatan Siantar Sitalasari, Pematangsiantar)

0 1 56

Hubungan-Hubungan Hukum dalam Dunia Pertukangan (Studi Kasus Pada Masyarakat Sub Urban di Kelurahan Bah Kapul, Kecamatan Siantar Sitalasari, Pematangsiantar)

0 0 3

Hubungan-Hubungan Hukum dalam Dunia Pertukangan (Studi Kasus Pada Masyarakat Sub Urban di Kelurahan Bah Kapul, Kecamatan Siantar Sitalasari, Pematangsiantar)

0 0 4

Pertanyaan Kuisioner STRATEGI BURUH DALAM MEMPERTAHANKAN HIDUP (Studi kasus di PT.Putera Mandiri Kelurahan Bukit Sofa Kecamatan Siantar Sitalasari

0 0 12

STRATEGI BURUH DALAM MEMPERTAHANKAN HIDUP (Studi kasus di PT.Putra Mandiri Kelurahan Bukit Sofa Kecamatan Siantar Sitalasari Kota Pematang Siantar)

0 0 16